4
Pengertian Produksi
Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan
bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas,
karena perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada
harus disesuaikan.
Dalam menguraikan pengertian produksi
oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri dalam bukunya Manajemen
Produksi (2000 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut Martin Kenneth dalam
bukunya Production Management (1998; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam
pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur
desaing barang dan jasa senagai output
serta sebagai poduk terakhir input emelent.
Berdasarkan dari kedua definisi tersebut
di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha
untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengalami tahapan tersendiri dengan mempunyai
kegunaan tertentu sebagai berikut :
1. Azas efisiensi
maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk
mendapatkan hasil tertentu
ataupun dengan pengorbanan tertentu
untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
2. Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar
dalam pemakaian alat-alat produksi
terdapat perbandingan yang serasi.
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Produksi (2000; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan
sebagai faktor-faktor yang terdapat
dalam suatu hasil yang menyebabkan
barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut
dibuat.
Sesuai dengan
pengertian di atas ada beberapa faktor
yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu
:
1. Faktor produksi tanah
2. Faktor produksi modal
3. Faktor produksi tenaga kerja
Sedangkan
Richard dalam bukunya Management Production (1997; 84), sebagai berikut dalam
berproduksi sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para
konsumen harus konsisten.
Sesuai dengan
definisi tersebut di atas, menyebutkan
bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil
produksi inilah yang merupakan pengendalian
mutu untuk berperan serta dalam
bersaing di pasar.
Dalam
hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap
yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
sebagai berikut :
1.
Grade yaitu sifat
kelakuan, kemiripan, tingkat
reabilitas tingkat
operasinya
dan lain-lain.
2. Fitenss for use menunjukkan tingkat
produk produk yang mana memberikan
kepuasan.
3.
Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap
komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan
spesifikasi design atau maka disebut consistency
atau quality of conformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan
dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam pembentukan suatu standard
dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :
1) Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan
2) Memenuhi standard kualitas perusahaan
3) Diproduksi dengan peralatan yang ada
sekarang.
Untuk itulah
E.Mansffiel (1999 ; 121), menyatakan bahwa
proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa
produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.
Selanjutnya
menurut R.A. Bilas (1998; 127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai
salah satu cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk
mempertahakna mutu dan kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen,
sehingga perusahaan ini tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera
konsumen.
Dari
beberapa pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka
dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari
berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan
dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan
jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain
yang disebut output.
Pengertian
produksi diatas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau
pemenuhan kebutuhan pertanian yang
dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait
dengan satu sama lainnya.
Paul A.
Samuelson (1997; 357), membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi
yang menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi
diantara faktor-faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi harus
sepesifikasi produksi, agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus
perhatian dari relasi.
Sedangkan
Soemitro Djoyohadikusumo, (1999 ; 136), memberikan definisi tentang produksi,
berpendapat bahwa produksi pertanian adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah
atau untuk memenuhi kebutuhan.
Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi
adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa
faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan
banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang
akan bisa menambah output atau produksi.
Dalam
hubungan antara input dengan output berarti dibicarakan mengenai masalah pendapatan dan biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat di ketahui hasil yang telah
diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan ( rugi ) dan perlu kita
memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode
tersebut.
Jenis-Jenis
Produksi
Proses produksi yang memerlukan
persediaan bahan baku yang nanti akan menjadi
bahan jadi, sehingga perusahaan perlu menyiapkan bahan baku yang harus siap sedia setiap saat.
Persediaan mempunyai jenis-jenis sesuai dengan kebutuhan dalam proses produksi
oleh T. Hani Handoko (1999: 334) menurut jenis-jenis persediaan dapat dibagi
menjadi sebagai berikut :
1. Persediaan bahan baku
(raw materials), yaitu persediaan
barang-barang berwujud seperti baja, kayu dan komponen-komponen lainnya yang
digunakan dalam proses produksi. Bahan mentah dapat dapat diperoleh dari
sumber-sumber alam atau dibeli dari para supplier dan/ atau dibuat sendiri
oleh perusahaan untuk digunakan dalam
proses produksi selanjutnya
2. Persediaan pada komponen-komponen
rakitan (purchased parts/ components), yaitu persediaan barang-barang yang
terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, di mana
secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
6 Persediaan bahan
pembantu atau penolong (supplier), yaitu persediaan barang-barang yang
diperlukan dalam proses produksi, tetapi
tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
7 Persediaan barang
dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan
keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang
jadi.
Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan
barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap
untuk dijual atau dikirim kepada langganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar