Jika ditelaah
lebih lanjut, sebenarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi minat beli
pengunjung suatu tempat tertentu dalam rangka pelayanan pada pilihannya
mengenai produk barang apa yang disajikan kepada konsumen. Faktor-faktor yang
sering mempengaruhi pelayanan antara lain pelayanan, dan service dalam hal ada
bagian fornt office (bagian penerima tamu)
dipandang oleh para pengunjung yang secara potensial dapat menerima
dengan baik dari segala penyajian yang dapat menyentuh hati nurani pengunjung
dan merasa puas dapat menjadi ajang promosi pada tempat lain.
Melakukan suatu kajian atau studi
terhadap pelayanan kualitas sebagai kepuasan konsumen dalam memainkan peranan
untuk meningkatkan volume pengungjung, akan diperoleh suatu petunjuk yang
konkrit mengenai perlu tidaknya perusahaan melakukan perluasan dan penyebaran
produk-produk barang/jasa yang telah disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Sehubungan dengan hal ini maka Sofyan
Assauri, Prinsip-Prinsip Pelayanan
Pengunjung (2001: 12) dalam tulisannya mengemukakan bahwa dengan mengkaji
kepuasan minat beli tersebut, perusahaan dapat mengetahui diagnosa tentang
siapa dan apa serta bagaimana kebenaran mengenai service dan pelayanan yang
berkualitas. Hasil pengkajian tentang perilaku konsumen tersebut digunakan oleh
perusahaan untuk menentukan perlu tidaknya perusahaan merubah strategi, pola
dan pelayanan yang akan diterapkan.
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa
aspek minat beli konsumen perlu mendapatkan perhatian dari unsur manajemen
perusahaan, saat mana perusahaan yang bersangkutan akan merencanakan untuk
mempertahankan posisinya sebagai penjual. Meskipun terdapat banyak faktor yang
memungkinkan suatu perusahaan.
Secara lebih konkret dapat dikemukakan
bahwa unsur kepuasan konsumen dalam pembelian barang, pada dasarnya
mencerminkan tanggapan atau respon mereka terhadap berbagai rangsangan
konsumen. Tanggapan atau respon tersebut
terutama terlihat melalui berbagai
bentuk pewadahan jasa produk, daya tarik advertensi dan unsur lainnya yang
berdampak secara psikologi bagi konsumen serta sosial budaya.
Meskipun adanya kebebasan bagi konsumen untuk dapat menentukan
pilihannya dalam menentukan kebutuhannya suatu produk-produk industri mana
saja, namun dalam kenyataan ini pengunjung senantiasa dibatasi oleh berbagai
variabel yang secara kualitatif berkembang dalam lingkungan dimana ia berada. Variabel-variabel tersebut adalah nilai sosial merupakan
kemasyarakatan yang senantiasa berkembang, seperti dengan menjamurnya penjualan
minuman keras dengan berbagai mereknya yang tentu saja hal ini bertolak
belakang dengan nilai religius yang dianut oleh berbagai pemeluk agama yang ada
disekitarnya.
Untuk kepentingan penelaahan
seperti ini, perusahaan semakin dituntut untuk mencermati kondisi sosial
masyarakat yang sedang berkembang.
Implisit di dalamnya adalah orientasi
tingkah laku pegunjung atau
masyarakat yang tidak mungkin dilakukan
suatu proses sosialisasi dalam usaha
menyukseskan kegiatan pemasaran.
Dengan demikian, unsur tingkah
laku manusia dalam memilih dan meninkmati akomodasi yang disiapkan perusahaan
yang bersifat jasa, juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya dan
nilai religius yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Hal ini tentu
saja membawa implikasi yang penting artinya dicermati oleh pengusaha hotel yang
dalam kegiatannya untuk menyaipakn kebutuhan para tamu sejumlah jasa produk
yang ditawarkan kepada masyarakat tersebut. Secara konkret, persoalan pengunjung
tersebut mencerminkan nilai-nilai budaya yang masih dijunjung tinggi masyrakat,
sehingga perusahaan perlu melakukan tindakan yang bersifat hati-hati guna
menghindari kemungkinan terjadinya dampak yang dapat merugikan proses
kelangsungan usaha akomodasi yang
dijalankannya.
Menurut
Malayu Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan (2001 ; 150), bentuk-bentuk pelayanan
prima yang baik adalah pelayanan yang dilakukan dengan ramah,cepat,tepat,dan
nyaman sehingga memenuhi kepuasan nasabahnya.
a.
Kecepatan, pelanggan sangat menginginkan
pelayanan yang serba cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
b.
Ketepatan, pelayanan yang cepat harus
disertai dengan ketepatan sesuai dengan keinginan konsumen.
c.
Ramah, untuk menciptakan kerjasama yang baik
keramahan merupakan kunci keberhasilan suatu pelayanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar