1. Pengertian
Kualitas
Dalam situasi
persaingan global yang semakin kompetitif
persoalan kuaitas produk menjadi isu sentral bagi perusahaan, Kemampuan
perusahaan untuk menyediakan produk berkualitas akan menjadi senjata untuk
memenangkan persaingan karena dengan memberikan produk berkualiatas,kepuasan
pelanggan akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan definisi
yang tepat dan pemahaman akurat tentang kualitas yang tepat. Menurut The American Sociaty of Quality Control,
kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu layanan
menyangkut kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan
atau yang bersifat laten. Sedangkan menurut filsafat Jepang kualitas adalah “zero defect” mengerjakan pertama kali
dengan benar.
Banyak pakar bidang kualitas yang mencoba
mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Dalam
purnama (2006 : 10) beberapa definisi
kualitas yang opuler diantaranya dkembangkan oleh tiga guru kualitas yaitu Crosby , Deming dan Jaran. Menurut Crosby kuaitas adalah
“kesesuaian denga persyaratan. Sedangkan menurut Deming kualitas adalah
“derajat” keseragaman produk yang bisa diprediksi dan tergantung pada biaya
rendah dan pasar “ serta menurut Juran kualitas adalah keseusian dengan
penggunaan (memuaskan kebutuhan konsumen)
Berdasarkan beberapa definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa kualitas bersumber dari dua sisi, produsen dan konsumen. Produsen menentukan
persyaratan atau sfesifikasi kualitas, sedangkan konsumen menentukan kebutuhan
dn keinginan. Pendefinisian akan akurat jika produsen mampun menterjemahkan
kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam spesifikasi produk yang
dihasilkan.
2. Pengertian
Kualitas Jasa atau Layanan
Kualiatas layanan (service quality)
seperti yang Parasuraman et al, (1998 : 29) menyatakan bahwa sebagai seberapa
jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka
terima/peroleh.
Rangkuti (2003 :
28) menyatakan bahwa kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang
akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan.
Wyckof yang dikutip oleh Fandy Tjiptono
(2006 : 59) menyatakan bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan.
Salah satu modal kualitas layanan yang
banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah modal ServQual (servive quality) seperti yang
dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithami dan Berry seperti yang dikutip oleh
Zeithami dan Bither (2000 : 82) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap
enam sektor jasa, reparasi, peralatan rumah tangga kartu kredit, sambungan
telepon jarak jauh, otomotif, intel, dan pialang, sekuritas. ServQual (service
quality) dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yang persepsi
pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan layanan yang nyata sesungguhnya
diharapkan/diinginkan (expected service).
Dari definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa
yaitu apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai yang diharapkan, maka
kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima baik
dan mempengaruhi harapan tamu, maka kualitas jasa dipersepsi sebagai kualitas
yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang
diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik
tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pelanggan / nasabah secara konsisten.
3. Dimensi kulitas jasa (service quality)
Konsep kualitas pelayanan
merupakan fokus penilaian yang merefleksikan persepsi tamu terhadap Lima (5)
dimensi spesifik dari kinerja layanan. Parasaruman et al, (2000 : 129)
menyimpulkan bahwa lima dimensi yang dipakai untuk mengukur kualitas pelayanan,
yaitu :
1.
Tangibles, yaitu penamplan
fisik dari perusahaan seperti fasilitas, penampilan personil dan materi
komunikasi.
2.
Reability, atau keandalan,
yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan
secara akurat dan terpercaya.
3.
Responbsiveness, (ketanggapan), yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan
yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian
informasi yang jelas.
4.
Assurance, (jaminan dan kepastian)
yaitu, pengetahuan kesopan santunan, dan kemampuan para karyawan perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para tamu kepada perusahaan.
5.
Empaty, yaitu memberikan
perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada
para tamu dengan berupaya memahami keinginan tamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar