1. Pengertian Pemasaran
Dalam konteks yang lebih luas pemasaran
adalah suatu upaya mengantar
perusahaan mencapai tujuan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Untuk
melakukan pemasaran, maka manajer pemasaran sebagai salah satu fungsi
perusahaan harus mengenali seluk beluk kebutuhan manusia dengan memberikan
kepuasan bagi tamu.
Philip Kotler, (1997 : 8)
mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses soaial dan manajerial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan produk yang lain.
Sedangkan pengertian
pemasaran lainnya bisa dilihat dari pendapat Alex S. Nitisemito (2001 : 31)
yang mengemukakan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlanacar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling
efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
Indriyo Gito Sudarmo, (2000
: 1) pemasaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar
produk yang dipasarkan itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.
Melayu S.P Hasibua (2003 :
143) pemasaran adalah kegiatan manusia yang paling diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Basu Swastha Dhammesta dan T
Hani Handoko (2003 : 3) pemasaran merupakan salah satu dan kegiatan-kegiatan
pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Konsep inti pemasaran menurut pendapat di
atas menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam terjadinya
proses pemasaran. Dalam pemasaran terdapat produk sebagai kebutuhan dan
keinginan orang lain yang memiliki nilai sehingga diminta dan terjadinya proses
permintaan karena ada yang melakukan pemasaran.
2.
Pengertian Jasa
atau Layanan
Jasa atau
layanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa atau
layanan itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai layanan personal (personal service) sampai jasa sebagai
suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang telah berusaha
mendefinisikan pengertian jasa.
Menurut
Philip Kotler, (1997 : 83) jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan pada suatu produk fisik.
Payne (2000 :
8) mengemukakan jasa adalah suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur
ketakberwujudan yang berhubungan dengannya melibatkan beberapa interaksi dengan
konsumen atau dengan property dalam kepemilikannya, dan tidak menghasilkan
transfer kepemilikan.
Zeithami dan Bitner (2000 : 3)
mengemukakan definisi jasa adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output
selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat
bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi
pembeli pertamanya.
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya merupakan suatu
kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang dapat diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lainnya dan memberikan berbagai manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait.
Dari
pengertian pemasaran dan jasa di atas, maka pemasaran jasa dapat disimpulkan
bahwa sebagai kegiatan proses sosial dan manajerial yang mana individu-individu
dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui
penciptaan penawaran yang pada dasarnya tidak berwujud fisik dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun mempunyai nilai tambah yang tidak berwujud
pula pada saat dibeli.
3. Karakteristik Jasa
Produk jasa
memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan barang (produk fisik. Oleh Philip Kotler
(1997 : 84) menyebutkan ciri-ciri sebagai berikut :
- Intangibility
(tidak berwujud)
Jasa tidak
berwujud, tidak dapat dipilih, dicicipi, dirasakan dan didengar sebelum dibeli
- Inseparability
(tidak dapat dipisahkan)
Jasa tidak dapat dipisahkan
dan pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu adalah orang maupun mesin. Jasa
tidak dapat dijejerkan dalam rak-rak penjualan dan dibeli konsumen kapan saja
dibutuhkan.
- Variability
(bervariasi)
Jasa sangat beraneka ragam karena tergantung siapa yang
menyediakan dan kapan serta dimana disediakan. Seringkali pemberi jasa menyadri
akan keanekarupaan yang besar ini dan membericarakan dengan yang lain sebelum
memilih satu penyediaan jasa.
- Persihability
(tidak tahan lama)
Jasa tidak dapat tahan
lama karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penggunaan dikemudian
hari. Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau permintaan
tetap/teratur karena jasa-jasa sebelumnya dapat dengan mudah disusun terlebih
dahulu. Kalau permintaan fluktuasi, perusahaan jasa akan dihadapkan pada
berbagai masalah yang sulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar