Menghadapi era Global dan persaingan bebas dalam dunia
ekonomi sebuah perusahaan diharapkan menghasilkan profit yang optimum dan
selalu dalam kondisi surplus agar kelangsungan usaha tercapai.
Kebijaksanaan Pemerintah dengan mengadakan deregulasi
telah membawa angin segar dalam sektor dunia usaha pada umumnya, adanya
kebijakan - kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah, dunia usaha semakin
mendapat peluang dan kelonggaran untuk mengembangkan diri secara optimal.
Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut, telah bermunculan pula perusahaan
– perusahaan baru, baik yang berskala besar, menengah maupun kecil yang semakin
turut meramaikan kegiatan sektor ini.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
demikian pesatnya, sehingga merupakan peluang bagi setiap perusahaan untuk
dapat meningkatkan produktivitasnya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada
dan sistem manajemen yang baik merupakan produk dari perkembangan dan kemajuan
tersebut.
Salah satu fungsi dari manajemen adalah perencanaan,
dimana merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam organisasi.
Perusahaan sebagai organisasi yang berorientasi ke komersialisasi membutuhkan
secara langsung perencanaan, karena tanpa perencanaan perusahaan akan sulit mencapai
tujuannya secara efektif, baik itu perencanaan kebutuhan modal pada masa yang
akan datang atau perencanaan pemenuhan kebutuhan kas yang aman merupakan kunci
sukses bagi manajer keuangan.
Dengan demikian tugas pokok manajer keuangan adalah
merencanakan untuk memperoleh kas dan menggunakan kas tersebut untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Perencanaan dan pengendalian arus kas merupakan
salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kas. Mengelola
keuangan perusahaan secara efektif dan efesien melalui perencanaan dan
pengendalian kas dengan laporan – laporan keuangan diantaranya neraca dan rugi
– laba dengan menggunakan keuangan yang direncanakan, mengawasi, mengarahkan,
mengevaluasi dan mengoordinasi aktivitas dari berbagai fungsi satuan operasional.
Oleh karena itu, seorang manajer keuangan perusahaan
haruslah berusaha untuk dapat melaksanakan operasi perusahaan dengan jumlah
uang kas yang optimal.Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan
harus mempunyai jumlah uang kas yang memungkinkan untuk membayar semua hutang –
hutang jangka pendek yang sudah tentu waktu pembayarannya serta harus juga
dapat memberikan batasan keamanan yang cukup untuk pengeluaran kas yang mungkin
terjadi atau pengeluaran dalam keadaan mendesak.
Pos kas merupakan suatu harta yang sangat peka terhadap
penyelewengan kekayaan perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan
kegiatannya selalu membutuhkan kas.Kas dalam wujud fisiknya adalah salah satu
aset yang mudah dipindahtangankan, karena kas sifatnya sangat likuid dan bisa
diterma oleh siapa pun. Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan suatu
perencanaan dan pengendalian kas yang tepat agar tidak terjadi penyimpangan
atau penyelewengan kas.
Selain kas sangat berperan dalam kelancaran kegiatan
operasional perusahaan, kas juga sangat mudah untuk disalahgunakan/ disalah
fungsikan oleh pihak – pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu
perlu adanya suatu perhatian yang cukup serius dalam pengelolaan kas yaitu pada
perencanaan dan pengendalian kas.
Laporan arus kas pada dasarnya adalah laporan arus masuk
dan arus keluar kas dan setara kas, yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak berkepentingan baik pihak
intern maupun ekstern perusahaan.
Salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang kontraktor yang kegiatan dan ruang lingkupnya sangat
kompleks, sehingga sangat memerlukan suatu sistem perencanaan dan pengendalian
kontrol yang cukup serius terutama dalam pengelolaan kas yaitu pada arus
kas (cash flow).Karena pengelolaan arus kas (cash flow) ini sangat berpengaruh
terhadap kegiatan perusahaan, maka sumber penerimaan dana dipandang perlu
dikelola sumber penerimaan dan pengeluarannya agar kesinambungan perusahaan
tercapai.
Selama hidup perusahaan maka penerimaan dan
pengeluaran kas akan berlangsung terus menerus. Jadi disinilah peranan internal
kontrol kas sangat dibutuhkan agar supaya efesiensi dan keamanan kas dapat
terjamin dalam mencapai tujuan perusahaan.
A. Pengertian Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu
membutuhkan kas. Kas merupakan alat yang amat penting dalam perusahaan dan
diperlukan baik untuk untuk membiayai operasi perusahaan sehari – hari maupun
untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.Dalam kegiatan sehari – hari
uang kas merupakan alat pertukaran sehingga segala kegiatan dalam perusahaan akan bermula dan berakhir
pada kas.
Berbeda dengan keterlibatan kas yang sangat aktif, kas
itu sendiri merupakan unsur yang paling tidak produktif, karena kas tidak dapat
berkembang dengan sendirinya tanpa pengelolaan menjadi unsur produktif lainnya.
Oleh sebab itu, kelebihan kas akan mengakibatkan kas tersebut menganggur
sehingga perlu adanya pengelolaan yang efektif.Salah satu cara pengelolaan kas
agar menjadi aktiva yang produktif adalah ditanamkan dalam bentuk investasi .
Untuk dapat memberikan suatu gambaran yang lebih singkat
dan lengkap dalam pengertian kas atau uang tunai dibawah ini penulis mengambil
beberapa pendapat dari para sarjana/ ahli.
Menurut Zaki Baridwan ( 2000 : 86 ) kas merupakan suatu
alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dan dapat diterima
untuk pelunasan utang, dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dalam
jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat – tempat
lain yang dapat diambil sewaktu – waktu.
Dalam
neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering
berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi
kas. Kas terdiri dari :
- Uang
kertas
- Uang
logam
- Cek
yang belum disetorkan
- Simpanan
dalam bentuk giro atau bilyet
Kemudian
menurut Sofyan Syafri Harahap ( 2002 : 258) kas adalah uang dan surat berharga lainnya
yang dapat diuangkan setiap saat serta surat
berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat yaitu :
a.
Setiap saat dapat ditukar menjadi kas,
b.
Tanggal jatuh temponya sangat dekat,
c.
Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan
tingkat bunga.
Selanjutnya menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri ( 2002
: 61) kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang dalam perusahaan
beserta pos – pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai
alat pembayaran kebutuhan financial yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnnya.
Sedangkan menurut S. Munawir (2004 : 14 ) kas adalah yang
tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan termasuk cek,
yang dapat diterima dari langganan dan yang disimpan di Bank yang dapat diambil
setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
Kemudian Menurut Iman Santoso ( 2007 :161) Kas terdiri
dari uang tunai yang dikelola oleh perusahaan maupun simpanan komersial di bank
(rekening koran/ giro) dan atau tabungan di bank yang tersedia untuk digunakan
sebagai alat tukar dan lazim diterima sebagai setoran oleh bank berdasarkan
nilai yang tertera pada media alat tukar tersebut (sebesar nilai nominalnya).
Jadi dapat
disimpulkan bahwa kas merupakan unsur aktiva lancar yang terdiri dari uang
logam dan uang kertas dan semua media alat tukar lainnya yang berfungsi sebagai
alat tukar yang sah dan merupakan dasar pengukuran dalam akuntansi yang siap
digunakan tanpa ada pembatasan penggunaanya .
B. Pengertian Arus Kas (cah flow)
Arus kas mencerminkan penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan.
Ukuran kas mengakui arus kas masuk saat kas diterima walaupun belum dihasilkan
dan mengakui arus kas keluar saat kas dibayarkan walaupun beban belum terjadi.
Menurut
Harnanto (2002 : 228), Arus kas (cash
flow) terdiri dari : arus kas masuk (cash in flow) dan arus kas keluar (cash out flow), aliran ini
memperlihatkan darimana sumber kas diperoleh dan untuk apa kas itu digunakan
oleh perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2001 : 93) Aliran kas adalah
bagaikan darah yang mengalir terus menerus dalam tubuh perusahaan yang
memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan hidupnya.
Menurut
Bambang Kusriyanto dan B. Suwartojo ( 2000 : 286) arus kas (cash flow) adalah merupakan arus masuk uang tunai yang diperoleh
dari penjualan, baik penjualan tunai maupun penagihan dari penjualan kredit
yang sebelumnya dilakukan.
Jadi
berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa arus kas (cash flow) adalah merupakan arus kas masuk dan arus kas keluar yang
mengalir terus menerus yang dapat memperlihatkan sumber kas diperoleh dan untuk
apa penggunaanya yang memungkinkan
perusahaan dapat melangsungkan hidupnya.
C. Pengertian Perencanaan dan pengendalian kas
a. Pengertian Perencanaan
Perusahaan yang sukses
senantiasa mempersiapkan masa depannya dan menentukan secara cermat tujuan –
tujuan finansial maupun nonfinansialnya melalui fungsi perencanaanlah manajer-
manajer menguraikan langkah – langkah yang perlu diambil dalam rangka
menggerakkan organisasi menghampiri tujuan – tujuannya. Dengan demikian
perencanaan membutuhkan penetapan tujuan – tujuan dan mengidentifikasikan
metode- metode untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Hani Handoko (1999 : 20) memberikan definisi
perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan – tujuan organisasi dan
penentuan strategi, kebijaksanaan, prosedur, metode, sistem dan standar yang
dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemudian
menurut Sofyan Safri Harahap (2002 : 365) perencanaan adalah fungsi menetapkan
kegiatan apa yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Sedangkan
menurut R.A Supriyono (1999:21) Memberikan definisi perencanaan adalah proses
manajemen untuk menentukan tujuan organisasi yang ingin dicapai dan mengatur
strategi yang akan dilaksanakan.
Jadi
perencanaan meliputi kegiatan menentukan apa yang harus dikerjakan untuk
mencapai tujuan perusahaan, yang meliputi bilamana dan bagaimana pekerjaan akan
dilakukan serta komponen- komponen apa saja yang diperlukan.
b. Pengertian Pengendalian
Pengendalian
terhadap kas memerlukan prosedur – prosedur yang memadai untuk melindungi
penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Manajemen harus mempunyai pandangan dan
sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil – hasil yang
telah dicapainnya. Pandangan dan sikap tersebut diatas dinyatakan dalam
melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan atas laporan – laporan
yang digunakan sebagai dasar pengendalian kas.
Menurut
Harnanto (2002:75) memberikan pengertian pengendalian adalah usaha untuk
menyesuaikan pelaksanaan dengan rencana semula.
Sedangkan
menurut George R. Terry (2006 :163) memberikan definisi pengendalian adalah
mendeterminasi apa yang telah dilaksnakan, maksudnya mengevaluasi prestasi
kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan – tindakan korektif sehingga
pekerjaan sesuai dengan rencana.
Jadi secara sederhana
pengendalian didefinisikan sebagai suatu proses yang menjamin bahwa tindakan
yang dilakukan telah sesuai dengan rencana. Pada dasarnya pengendalian
merupakan suatu proses yang mengarahkan kegiatan – kegiatan perusahaan pada
tujuan yang telah ditetapkan untuk menjamin bahwa sumber daya ekonomis
perusahaan telah digunakan secara efektif dan efisien.
Apabila terjadi perbedaan
jumlah kas secara fisik dengan pencatatannya,maka selisih yang terjadi harus
dicari penyebabnya. Selisih ini bisa ditimbulkan karena kesalahan pencatatan,
kecurangan akibat pembulatan terhadap penerimaan pembayaran, serta pengeluaran
yang jumlahnya melibatkan unsur pembayaran atau pengembalian uang kecil.Apabila
sebab - sebab terjadinya selisih tidak dapat ditemukan,maka jumlah selisih
harus dicatat dalam akun selisih kas (
Cash short and over) dan pada akhir periode dilaporkan dalam perhitungan
rugi – laba yang dikelompokkan sebagai pendapatan atau biaya lain – lain.
Salah satu cara pengendalian
kas adalah dengan cara menggunakan jasa perbankan untuk pengeluaran-
pengeluaran yang bersifat rutin dan dalam jumlah yang relatif besar dengan cara
membuka rekening koran atau rekening giro yang lazim rekening koran, sedangkan
untuk keperluan - keperluan relatif kecil, perusahaan membentuk dana kas kecil ( Petty cash funds)
D. Sumber
dan Penggunaan Kas
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik penerimaanya
(sumber – sumbernya) maupun pengeluarannya (penggunaannya). Penerimaan dan
pengeluaran kas ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan ada yang
bersifat insidentil.
Menurut S. Munawir ( 2004 : 21 ) sumber penerimaan kas
dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari :
a.
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
b.
Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya
penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas
c.
Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (
wesel) maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik) serta
bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
d.
Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain
kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas
e.
Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden
dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan
pembayaran pajak pada periode – periode sebelumnya.
Aliran kas masuk ada bersifat rutin dan ada yang bersifat
tidak rutin.Aliran kas masuk yang bersifat rutin, antara kas yang diperoleh
dari penjualan tunai dan penerimaan piutang, sedangkan aliran kas masuk yang
bersifat tidak rutin adalah yang berasal dari penjualan usaha, penerimaan kredit
dari kreditur atau dari bank, serta penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai
lagi.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto ( 2004 : 78) mengatakan
bahwa sumber dana yang dapat diperoleh untuk membelanjai suatu investasi ialah
:
a.
Sumber dana dari dalam perusahaan dapat diartikan sebagai
bentuk dana dimana pemenuhan kebutuhan dananya berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri, dengan kata lain dana dengan kekuatan atau kemampuan sendiri.
b.
Dana yang berasal dari pemilik perusahaan
c.
Saldo keuntungan yang ditanam kembali dalam perusahaan.
Saldo ini adalah keuntungan yang tidak diambil oleh anggota.
d.
Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut
sebagai cadangan dana. Terdiri atas nilai buku dan nilai pasar harta yang
dimiliki oleh perusahaan.
e.
Sumber dana dari luar perusahaan (external souce) yaitu pemenuhan kebutuhan dana diambil atau beras
dari sumber – sumber dan yang ada diluar perusahaan.Dana yang berasal dari
pihak bank, asuransi, dan kreditur lainnya.Dana yang berasal dari kreditur
adalah hutang bagi perusahaan yang disebut sebagai dana pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud
adalah dana yang didapat dari pihak ketiga ( kreditur).
Jadi pengertian sumber dana adalah : merupakan sumber
dana yang diperoleh dari Hasil usaha,penjualan aktiva dan surat – surat berharga
lainya, penerimaan kas kerena adanya pembayaran sewa,adanya pinjaman dari bank
atau pihak lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen perusahaan.
Pengeluaran kas juga dipisahkan ke dalam pengeluaran
rutin dan tidak rutin. Pengeluaran rutin misalnya untuk membeli bahan atau
barang dagangan dengan tunai, untuk membayar hutang dagang, membayar gaji, dan
membayar biaya - biaya lainnya.sedangkan pengeluaran tidak rutin misalnya untuk
membayar kredit bank beserta bunganya, membayar deviden dan sebagainnya.
Menurut S. Munawir (1997 : 22) pengeluaran kas dapat
disebabkan adanya transaksi – transaksi sebagai berikut :
- Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi
jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap
lainnya.
- Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan
- Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang.
- Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya
pembayaran biaya operasi yang meliputi upah gaji, pembelian supplier
kantor, pembayaran sewa, bunga, dan lain – lain
- Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden ( bentuk
pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto ( 2004 : 95) mengatakan
bahwa penggunaan dana akan menyebabkan perubahan – perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar, tetapi penurunan aktiva tidak selalu diikuti
oleh penurunan dana .
Selanjutnya dikatakan bahwa penggunaan aktiva lancar menyebabkan
berkurangnya dana, hal ini disebabkan karena :
- Pembayaran biaya atau ongkos perusahaan meliputi
pembayaran upah, gaji, pembelian bahan baku atau barang dagangan, suplies
kantor dan pembayaran biaya – biaya lainnya.
Pembayaran
biaya operasi ini akan mengakibatkan terjadinya penjualan atau penghasilan
perusahaan yang bersangkutan.
- Kerugian yang diderita perusahaan karena adanya
penjualan surat berharga atau efek maupun kerugian insindentil lainnya.
Adapun kerugian yang rutin atau insidentil akhirnya akan mengakibatkan
berkurangnya dana perusahaan.
- Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar
untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang lainnya, misalnya dana
pelunasan obligasi, dan pensiun pegawai dan lain – lain
d.
Pembayaran hutang- hutang jangka panjang yang meliputi
hutang hipotik, hutang obligasi, ataupun hutang jangka panjang lainnya yang
mengakibatkan penarikan kembali untuk atau seterusnya saham perusahaan yang
beredar, atau adanya hutang jangka panjang diimbangi dengan berkurangnya aktiva
lancar.
e.
Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap,investasi
jangka panjang atau aktiva lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya
aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat kurangnya dana.
f.
Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadi (prive) atau adanya pengambilan bagian
keuntungan oleh pemilik perusahaan perorangan atau persekutuan atau adanya
pembayaran deviden dalam perseroan terbatas.
Berdasarkan uraian diatas
maka dapat disimpulkan bahwa pengguanan
kas dimaksudkan untuk penggunaan dana dalam hal pembelian saham atau obligasi,
pelunasan atau pembayaran angsuran kredit, pembelian barang dagangan,
pembayaran biaya operasi ,pembayaran deviden,pembayaran pajak maupun
pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk keperluan
pribadi.
E. Fungsi
Manajemen Kas
Seorang manejer keuangan suatu perusahaan harus tahu
bagaimana mengelola segala unsur dari segi keuangan.Hal ini wajib dilakukan
karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Menurut
Suad Husnan ( 2002 : 37 ), ada beberapa permasalahan yang muncul dalam
manajemen kas yaitu bagaimana mengembangkan sistem yang efesien untuk
penerimaan dan pengeluaran kas, dan bagaimana perusahaan mempunyai cukup uang
kas untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang timbul.Untuk mencapai tujuan ini
diperlukan 2 ( dua) hal yaitu :
- Perusahaan harus dapat memprediksikan secara tepat
jumlah saldo kas untuk suatu periode tertentu.
- Melakukan sinkronisasi secara tepat penerimaan dan
pengeluaran
kas.
Ada 4
(empat) motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kas
dan surat berharga lainnya adalah:
- Motif transaksi, yaitu kebutuhan akan kas untuk
pembayaran - pembayaran yang
ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari dari perusahaan.Pembayaran ini
termasuk diantaranya adalah pembelian bahan mentah, gaji pegawai, pajak,
deviden dan sebagainnya.
- Motif berjaga – jaga, yaitu untuk menahan kas
terutama berkaitan bisa tidaknya arus kas masuk dan arus kas keluar
diperkirakan. Arus kas yang makin mudah diperkirakan sebelumnya, makin
sedikit jumlah kas yang ditahan untuk menghadapi keadaan tidak terduga.
Faktor lain adalah untuk kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak.
Kebutuhan menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva
yang dapat segera dicairkan seperti surat berharga jangka pendek.
- Motif memenuhi kebutuhan dimasa depan, saldo kas dan
surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena kas
dikumpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dimasa yang akan datang.
- Motif memenuhi saldo kompensasi,dimana sistem
perbankan secara umum memberikan banyak sekali jenis pelayanan pada dunia
usaha. Perusahaan membayar jasa pelayanan ini sebagian dengan cara
membayar langsung dan terkadang sebagian lagi dengan mempertahankan
sejumlah kas minimal di bank yang disebut saldo kompensasi. Saldo
kompensasi ini berupa saldo minimum yang diputuskan untuk tetap berada di
bank dalam rekening gironya dan untuk perusahaan tidak perlu membayar jasa
pelayanan tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini bank dapat
meminjamkan dana – dana tersebut pada pihak lain dengan jangka waktu yang
lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan bunga, yang merupakan biaya
jasa tidak langsung yang harus dibayar oleh perusahaan pertama tadi. Inilah yang menyebabkan mengapa
perusahaan mempunyai kas.
Kemudian
menurut M. Manullang (2005 :1) untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, manajer
keuangan harus dapat melakukan fungsi – fungsinya. Adapun fungsi – fungsi
tersebut adalah :
a.
Manajer keuangan berfungsi mengendaliikan likuiditas dan
profitabilitas
b.
Pengendalian likuiditas terdiri atas tiga unsur, yaitu
peramalan aliran kas, mencari sumber dana dan penggunaan dana
c.
Didalam pelaksanaan kegiatannya, perusahaan memperoleh
dana dari dalam dan luar perusahaan.
d.
Manajer keuangan, dalam mengendalikan profitabilitas,
melakukan pengawasan atas biaya, menetapkan harga, meramalkan laba pada masa
mendatang dan mengukur biaya modal kerja.
Manajemen kas berusaha memaksimalkan pemanfaatan kas
tanpa mengabaikan saldo kas. Dengan kata lain jumlah kas yang ada dalam
perusahaan harus maksimal, tetapi juga memaksimumkan bunga yang bisa diperoleh
dari menginvestasikan kas tersebut dalam surat - surat berharga dan juga
seperti pada deposit jangka pendek.
Dengan demikian keputusan untuk mempertahankan sejumlah
kas dan surat berharga memerlukan analisis yang terinci, agar ditemukan saldo
yang optimal kegiatan normal perusahaan bisa terganggu karena tidak cukup
jumlah kas dan surat berharga. Saldo minimum yang kurang besar bisa mengurangi
kemampuan perusahaan untuk membayar kebutuhan – kebutuhan darurat atau untuk
menutup peluang bisnis yang menguntungkan. Apabila jumlah kas yang ditahan
kurang atau berlebihan hal ini tetap
berarti bahwa manajemen keuangan di bidang ini tidak dilakukan dengan cara
optimal. Jadi beberpa fungsi yang penting terlibat dalam manajemen
arus kas yang efektif adalah :
1. Desain dan manajemen yang efektif atau
arus kas yang masuk dan
Arus kas keluar
2. Kas seharusnya dipertahankan dalam
jumlah yang mendekati titik
optimal
3. Kas dan surat berharga harus
ditempatkan dalam lembaga yang
tepat dan dalam bentuk surat berharga yang tepat
juga.
F.Pengertian
dan Tujuan laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau aliran kas dapat memberikan
informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva
bersih perusahaan, struktur keuangan ( termasuk likuiditas dan solvabilitas),
dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang.
Menurut
Munawir ( 2002 : 113 ) laporan aliran kas atau arus kas disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan mengenai
alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas
dan untuk apa penggunaanya. Laporan aliran kas berbeda dengan laporan laba-
rugi, laporan aliran kas (penerimaan dan
pengeluaran kas), sedangkan laporan laba – rugi menunjukkan pendapatan yang
direalisasi dan biaya yang terjadi dengan tidak memperhatikan ada tidaknya
penerimaan atau pengeluaran kas.
Aktivitas
yang berkaitan dengan arus kas pada dasarnya menjadi dua kategori, yaitu : (1)
aktivitas yang menghasilkan kas, yang disebut dengan sumber penerimaan kas (souces of cash), dan aktivitas yang
mengakibatkan pengeluaran kas, yang dinamakan penggunaan kas (uses
of cash) Pemakai laporan arus kas terutama akan tertarik pada jumlah bersih
kas yang diproleh dari operasi daripada laporan secara rinci tentang kas masuk
dan kas keluar dari kegiatan operasional.
Sumber
dan penggunaan kas seperti tersebut diatas, namun menggabungkannya menjadi tiga
kategori utama yaitu :
1.Aktivitas operasi / cash flow from Operating
Jumlah arus kas berasal dari aktivitas
operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan
dengan pendapatan penjualan dan kas keluar yang berkaitan dengan biaya operasi,
termasuk pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, pembayaran upah, bunga dan
pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan rugi atau laba bersih
(kecuali laba dari transaksi penjualan peralatan pabrik). Beberapa contoh arus
kas dari aktivitas operasi adalah :
a.
Pemasukan
1.
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
2.
Penerimaan kas dari royalti, fee, komisi dan pendapatan
lain
3.
Penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktiva pendanaan dan investasi.
4.
Penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
b.
Pengeluaran
1.
Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
2.
Pembayaran
kas kepada karyawan
3.
Pembayaran
kas kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan
manfaat asuransi lainnya
4.
Pembayaran
kas pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
5.
Pembayaran
kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Aktivitas Investasi / Cash flow from investing
Aktivitas investasi meliputi
perolehan aktiva jangka panjang termasuk pembelian surat berharga yang tidak setara dengan kas
dan peminjam uang (bon receivable)
serta kebalikannya yaitu penjualan aktiva jangka panjang dan pelunasan
pinjaman. Namun kenaikan atau penurunan piutang usaha dan persediaan tidak
diperlukan sebagai aktivitas investasi karena perubahan tersebut terjadi pada
aktiva lancar maka harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
a.
Pemasukan
1.
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan
peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain
2.
Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
b.
Pengeluaran
1.
Pembayaran
kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, aktiva jangka panjang
lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri.
2.
Uang
muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya ( kecuali yang dilakukan
oleh lembaga keuangan)
3.
Pendanaan
/ Cash Flow from Activities
Meliputi aktivitas peminjaman uang
yang meliputi utang hipotik, utang obligasi dan bentuk utang jangka panjang
lainnya dan emisi saham baru, pembayaran deviden kepada pemegang saham,
pembayaran kembali pinjaman jangka panjang dan penggunaan kas untuk penarikan
kembali saham perusahaan.
Namun
demikian, perubahan pada utang usaha, utang upah gaji, utang bunga, dan utang
pajak tidak diperlukan sebagai aktivitas pendanaan melainkan sebagai aktivitas
operasi.
Pengungkapan terpisah pula bahwa
arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal
perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
adalah :
a.
Pemasukan
1. Penerimaan kas dari emisi saham atau
instrumen modal lainnya.
2. Penerimaan kas dari emisi obligasi,
pinjaman, wesel ,
hipotik, dan
pinjaman lainnya.
3.Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa usaha pembiayaan (
Finansial lease).
b.
Pengeluaran
1. Pembayaran kas kepada para pemegang saham
untuk menarik dan
menebus saham perusahaan
2. Pelunasan pinjaman
Kemudian menurut Iman Santoso, (2007
: 139) Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ihktisar arus masuk dan
arus keluar untuk satu periode tertentu. Tujuan utama suatu laporan arus kas
dalah untuk menyediakan informasi relevan tentang penerimaan dan pembayaran kas
atas suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuannya untuk
membantu investor, kreditor, dan pihak lainnya dalam analisis mereka atas kas.
Pada dasarnya terdapat dua sumber utama kas, yaitu sumber internal, yang
disediakan dari hasil operasi perusahaan,dan sumber eksternal, yaitu yang
disediakan melalui pinjaman dan penjualan saham. Penggunaan kas itu untuk pengeluaran
operasi sehari – hari, pembelian mesin dan peralatan, Pembayaran deviden,
pelunasan hutang, serta pembelian kembali saham milik sendiri (treasury stock). Laporan arus kas
melaporkan hal - hal berikut :
1. Pengaruh kas dalam operasi perusahaan selama suatu periode
2. Aktivitas transaksi investasi
3. Aktivitas transaksi pembiayaan
4. Pertambahan atau pengurangan bersih dalam kas selama periode
tertentu.
G. Metode
Arus Kas
Perusahaan
harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu
dari 2 metode berikut :
a. Metode Langsung
Metode
langsung tidak dimulai dari laba bersih, tetapi memerlukan analisis penerimaan
dan pembayaran kas untuk setiap aktivitas utama. Karena pencatatan informasi
akuntansi biasanya mencerminkan dasar akrual, konversi akun misalnya Penjualan
( sales) dari dasar akrual ke dasar kas biasanya dibutuhkan.
Bila
digunakan metode langsung maka dalam pelaporan arus kas dari aktivitas operasi
maka penerimaan kas bruto, pengeluaran kas bruto diungkapkan sendiri – sendiri
kemudian digabungkan sehingga diperoleh arus kas bersih dari operasi.
Perusahaan melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung,
karena akan dapat memberikan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas
masa depan, dan mudah dipahami oleh pemakai yang kurang menguasai atau tidak
mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi. Informasi penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto dapat diketahui baik melalui :
1.Catatan akuntansi perusahaan
2.Dengan menyesuaikan penjualan, harga pokok penjualan,
dan pos – pos lain dalam
laporan rugi – laba untuk : Perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang
usaha selama periode berjalan, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas
investasi dan pendanaan maupun pos bukan kas lainnya.
b. Metode tidak langsung
Dengan metode tidak langsung, laba atau rugi bersih
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penagguhan
atau actual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu atau
masa depan, dan unsur pendapatan atau biaya yang berkaitan dengan arus kas
aktivitas investasi atau pendanaan. Ada tiga dasar penyesuaian antara lain :
1.Pendapatan dan beban yang bukan merupakan arus kas
masuk dan kas keluar (cash in flow dan
cash out flow) misalnya penyusutan aktiva tetap berwujud dan
amortisasi aktiva tetap tidak berwujud.
2. Keuntungan dan kerugian
3. Konversi aktiva operasi lancar dan kewajiban lancar
dari dasar accrual basis ke dasar cash basis.
DAFTAR PUSTAKA
Zaki
Baridwan,2000, Intermediate Accounting, Edisi kesembilan, BFEE
Safyan
Syafri Harahap,2002 Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan,
PT. Grafindo Persada, Jakarta 2002
Indriyono
Gitosudarmo dan Basri,2002 Manajemen Keuangan,cetakan
pertama, edisi
keempat, BFEE Yogyakarta
S. Munawir, 2004,
Analisa laporan Keuangan,Penerbit Liberty, Edisi
ketujuh, Yogyakarta 2004
Iman Santoso, 2007, Intermediate
Accounting,cetakan pertama, PT.
Refika
Aditama,2007
Harnanto, 2002, Analisis Laporan
Keuangan, Percetakan AMP-YKPN,
Jakarta 2002
Bambang Riyanto, 2001, Dasar –
Dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Yayasan badan
Penerbit Gajah Mada, 2001
Hani Handoko, 1999, Manajemen, BFEE
UGM, Yogyakarta,1999
Bambang Kusriyanto dan
Suwarjoyo,2000, Teknik Manajemen
Keuangan, seri Manajemen
No. 85, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta ,2000
R.A.Supriyono,1999, Akuntansi
Manajemen I, cetakan kelima BEEF-
UGM,
Yogyakarta,2000
George R. Terry,2006, Asas – asas
manajemen, Alumni Bandung,2006
Suad Husnan,2002, Manajemen
Keuangan, Alat- alat Pengendalian
dan analisa Keuangan, Penerbit
Liberty, Yogyakarta 2002
M. Manullang, 2005, Pengantar
Manajemen Keuangan, Penerbit Andi
Yogyakarta ,2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar