Zaman terus berubah sesuai dengan
perkembangan budaya manusia telah menimbulkan terobosan baru. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan bergesernya nilai-nilai yang
dianut masyarakat, semakin hilangnya batas-batas wilayah suatu negara,
timbulnya masalah lingkungan dan tumbuhnya kesadaran lingkungan juga semakin
banyak dan beraneka ragamnya jumlah barang dan jasa yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat.
Kebutuhan manusia juga terus
berkembang seiring dengan berkembangnya budaya. Namun tuntutan untuk pemenuhan
kebutuhan yang terus meningkat tersebut yang juga semakin banyaknya serta
beraneka ragamnya produk yang ada serta ditawarkan tidak lagi berbanding lurus
dengan pendapatan konsumen.
Pendapatan
riil masyarakat pada dasarnya dalam beberapa tahun terakhir ini tidak
meningkat, kalaupun sebagian ada yang mengalami peningkatan, percepatannya
tidak seimbang atau kalah dengan tuntutan – tuntutan kebutuhan. Keadaan
tersebut bukan saja menimbulkan kesulitan bagi masyarakat konsumen namun juga
berpengaruh pada produsen yang mana timbulnya suatu persaingan yang semakin
ketat atau meningkat.
Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi
persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai
pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkannya. Pemasaran tidak lain
daripada suatu proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Atau dapat dikatakan pemasaran adalah
semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.Dalam pemasaran ada empat kegiatan utama yang lazim
disebut sebagai 4 P yaitu : Produk, Harga, dan Tempat, serta Promosi.
Penggolongan biaya bergantung pada
untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara
penggolongan biaya yang berbeda pula, atau tidak adil satu cara penggolongan
biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Salah
satu penggolongan biaya yang sering dilakukan adalah penggolongan biaya sesuai
dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan (Cost classified
according to the function of business activity). Fungsi pokok dari kegiatan
perusahaan-perusahaan dapat digolongkan kedalam : Fungsi produksi, Fungsi
pemasaran, dan Fungsi administrasi dan umum, serta Fungsi keuangan (financial).
Atas
dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi : biaya
produksi, dan biaya pemasaran, serta biaya
administrasi dan umum. Penelitian ini dibatasi pada biaya pemasaran
(efesiensi dan efektivitasnya) yaitu biaya yang dikeluakan dalam rangka
penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya
ini meliputi biaya untuk melaksanakan: fungsi penjualan; fungsi penggudangan
produk selesai; fungsi pengepakan dan pengiriman;
fungsi advertensi; fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang; serta fungsi pembuatan faktur dan
administrasi penjualan. Dalam melakukan analisis biaya pemasaran cara yang
digunakan dapat digolongkan menjadi tiga
bagian :
1.
Analisis biaya pemasaran menurut jenis biaya
2.
Analisis
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran
3.
Analisis biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha
pemasaran.
1. Pengertian
Pemasaran
Pemasaran
merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena keberhasilan
perusahaan tersebut dalam mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh dan
menjalankan aktivitas usahanya, tercermin pada kemampuan memasarkan produk yang
dihasilkan.
Sering di
jumpai banyak pembicaraan mengenai penjualan, pembelian, transaksi dan
perdagangan. Istilah ini sudah jelas tidak sama dengan pengertian pemasaran.
Masih banyak orang yang belum dapat menafsirkan
pemasaran seperti yang sebenarnya. Timbulnya penafsiran yang tidak tepat
ini, utamanya disebabkan oleh sebagian orang yang belum mengerti secara
mendalam apa yang dimaksud dengan pemasaran.
Adanya
kesalahan pengertian tersebut menimbulkan pandangan yang keliru bukan hanya
tentang kegiatan yang terdapat dalam bidang pemasaran, tetapi juga tugas
seorang tenaga yang bergerak dalam bidang pemasaran. Bilamana masyarakat
membicarakan tentang pemasaran, pada umumnya yang dimaksud adalah permintaan
atau pembelian.
Tenaga
penjualan atau manajer penjualan dalam membicarakan tentang pemasaran,
sebenarnya mereka berbicara penjualan. Menurut manajer toko serba ada misalnya,
maka pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan pengeceran / penjajakan.
Istilah
pemasaran yang dibicarakan sebenarnya penafsiran terbatas pada satu bagian dari
kegiatan pemasaran yang menyeluruh. Pada dasarnya pembatasan diatas berada
dalam lingkup kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan usaha untuk
menyerahkan barang atau jasa yang dihasilkannya pada suatu tingkat harga yang
dapat memberikan keuntungan padanya.
Dari
uraian diatas, terlihat bahwa pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha
sering diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan
untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan
pemakai industri. Pengertian ini tidak mencakup kegiatan mengubah bentuk
barang. Akan tetapi, pengertian pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan
tersebut.
Menurut
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (2004 : 5) Pemasaran adalah sebagai
kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran.
Pertukaran
merupakan konsep inti dari pemasaran yang mencakup perolehan produk yang
diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Kemudian
menurut Mahmud Machfoedz, Pengantar Pemasaran Modern (2005 : 7) Pemasaran
adalah bekerja dengan pasar untuk menciptakan pertukaran dengan tujuan memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia.
Sedangkan
menurut M. Mursid dalam Manajemen Pemasaran (2006 : 26) Pemasaran adalah semua
kegiatan usaha yang bertalian dengan
arus penyerahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Dari
definisi tersebut diatas menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan
proses pemindahan barang atau jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan
menggunakan suatu keseluruhan distribusi dalam rangka memperlancar arus
pertukaran barang atau jasa tersebut.
Pandangan
lain mengenai pemasaran dikemukakan menurut Alex S. Nitisemito, Marketing (1997
: 13) bahwa “Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar
arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan maksud
untuk menciptakan permintaan yang efektif”.

2. Manajemen
Pemasaran
Setiap
perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen sehingga dalam jangka waktu dan dalam jumlah produk
tertentu dapat diperoleh keuntungan seperti yang diharapkan.
Dalam hal
tersebut, usaha pemasaran dalam menunjang keberhasilan perusahaan tidak lepas
dari manajemen pemasarannya.
Menurut
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (2004 : 12) Manajemen Pemasaran merupakan
kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program -
program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan memelihara, keuntungan dari
pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan perusahaan dalam jangka
panjang.
Selanjutnya
menurut Mahmud Machfoedz, Pengantar Pemasaran Modern (2005 : 11) Manajemen
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program
yang dipolakan untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran
manfaat dengan pembeli dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
Definisi
lain dikemukakan oleh Buchari Alma
dalam Philip Kotler, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (2004 : 86) Manajemen
Pemasaran adalah kegiatan menganalisa, mengawasi segala kegiatan, guna mencapai
tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Selanjutnya
Buchari Alma dalam Ben M. Enis, Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa (2004 : 86) Manajemen Pemasaran proses untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
oleh individu atau perusahaan.
Apabila
seseorang atau perusahaan, ingin memperbaiki pemasarannya, maka harus melakukan
kegiatan pemasaran sebaik mungkin. Untuk keberhasilan kegiatan manajemen
pemasaran pada perusahaan, maka diperlukan masukan misalnya berasal dari
informasi kegiatan yang berjalan dilapangan.
B. Pengertian
dan Pengukuran Efisiensi
Kata
efisien menjadi efisiensi adalah pencapaian suatu tujuan dengan perhitungan
dari segala pengeluaran biaya yang seminimal mungkin, dan waktu yang turut
berpengaruh dalam hal sesuatu yang ingin dicapai. Pencapaian tujuan dengan hal
memperhitungkan segala pengeluaran berarti ada efisiensi biaya yang minimal.

Menurut
Ibnu Syamsi dalam The Liang Gie, Efisiensi,
Sistem dan Prosedur Kerja (2004 : 4) Efisiensi adalah perbandingan terbaik
antara suatu hasil dengan usahanya. Antara suatu hasil dengan usaha
perbandingannya yaitu :
1.
Hasil
adalah suatu kegiatan dapat disebut efisien, jika dengan usaha tertentu dapat
memberikan hasil yang maksimal, dari segi mutu atau jumlah satuan hasil itu.
2.
Usaha
adalah suatu kegiatan dapat dikatakan efisien, jika dengan usaha tertentu dapat
memberikan hasil yang minimal, mencakup lima
unsur : pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruang, dan benda.
Untuk
menentukan apakah suatu kegiatan efisien atau tidak maka prinsip – prinsip atau
persyaratan efisiensi harus terpenuhi, sebagai berikut :
1.
Efisiensi
harus dapat diukur
Standar untuk menentukan batas antara
efisien dan tidak efisien adalah ukuran normal. Ukuran normal ini merupakan
standar awal, selanjutnya menentukan apakah suatu kegiatan itu efisien atau
tidak. Batas ukuran normal untuk pengorbanan adalah ukuran maksimum, sedangkan
batas ukuran normal untuk hasil adalah minimum.
2.
Efisiensi
mengacu pada petimbangan rasional
Rasional
artinya segala pertimbangan harus berdasarkan akal sehat, masuk akal, logis,
bukan emosional. Dengan
pertimbangan rasional, objektivitas pengukuran dan penilain akan lebih
terjamin.
3.
Efisiensi
tidak boleh mengorbankan kualitas (mutu)
kuantitas
boleh saja ditingkatkan tetapi jangan mengorbankan kualitasnya. Mutu harus tetap di jaga dengan baik.
4.
Efisiensi
merupakan teknis pelaksanaan
Pelaksanaan operasional dapat
diusahakan seefisien mungkin, sehingga tidak terjadi pemborosan.
5.
Pelaksanaan
efisien harus disesuaikan dengan kemampuan organisasi yang bersangkutan
Pengukuran efisien hendaknya
didasarkan pada tingkat kemampuan yang dimilikinya, baik mengenai sumber daya
manusianya, dananya maupun fasilitasnya.
6.
Tingkatan
efisien
Secara sederhana dapat ditentukan
penggolongan efisien, misalnya :
a.
Tidak
efisien,
b.
Kurang
efisien,
c.
Efisien,
d.
Lebih
efisien, dan
e.
Paling
efisien (optimal)
Syarat
– syarat tersebut diatas harus dipenuhi untuk menentukan tingkat efisiensinya.
Efisiensi dapat dilihat dari segi hasil dan juga dapat dilihat dari segi
pengorbanan. Semua itu dimulai dengan batas ukuran normal.
C. Pengertian
dan Pengukuran Efektivitas
Pada
dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin
dicapai tujuan individu adalah untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhannya berupa
materi maupun non materi dari hasil kerjanya. Sedangkan tujuan dari hasil
sebuah organisasi maupun perusahaan adalah pencapaian nilai kerja yang efektif
dan efisien, sesuai dengan rencana yang sebelumnya dibuat oleh perusahaan.
Menurut
The Liang Gie, Efektivitas Kerja Bagi Pembangunan Negara (1997 : 24) Efektif
adalah suatu kegiatan terbaik antara usaha dengan hasilnya, antara suatu
pekerjaan dengan hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.
Efektif
juga tidak terlepas dari beberapa pengaruh dari pekerjaan itu sendiri.
Kemampuan seorang pimpinan karyawan untuk bekerja secara efektif bukanlah bakat
yang dibawa sejak lahir, melainkan dapat ditumbuh kembangkan atau ditingkatkan
serta dibiasakan. Kemampuan tersebut lebih banyak merupakan hasil latihan,
pemahaman dan penghayatan, kemudian sampai menjadi kebiasaan. Bahkan dapat
dikatakan bahwa dalam diri seseorang sebenarnya sudah ada kecenderungan untuk
berbuat secara efektif.
Pada
umumnya setiap pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu
ingin memperoleh hasil atau tujuan tertentu. Sebaliknya, dalam usaha mencapai
tujuan tertentu, pekerja tersebut menghadapi pelaksanaan kegiatan terutama
dalam usaha yang minimal. Jadi kecenderungan dalam pekerjaan hendaknya
dikembangkan oleh setiap orang sehingga menjadi kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam dirinya.
Selanjutnya
oleh jones dalam Abdul Halim (2004 : 164) mendefenisikan efektivitas adalah
suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai tujuan.
Ukuran efektivitas harus dinilai atas tujuan yang bisa dilaksanakan dan bukan
konsep tujuan yang maksimum.
Maka
dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan
peralatan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sebuah usaha.
D.
Pengertian
dan jenis – jenis Biaya Pemasaran
1. Pengertian
Biaya Pemasaran
Untuk
lebih memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, maka salah
satu faktor yang penting adalah penetapan harga jual, akan tetapi sebelum
ditetapkan harga jual terlebih dahulu ditetapkan besarnya biaya pemasaran dalam
memasarkan barang. Biaya pemasaran adalah biaya dalam rangka penjualan produk
selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
Menurut
Syahyunan 2006, dalam Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
dalam Meningkatkan Efesiensi, USU Digital Library, (http:usu digital library, diakses 04 juni 2008), : biaya pemasaran merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan bagaimana untuk memperlancar barang dan jasa hasil
produk, karena bermunculan produk yang sama, peranan biaya pemasaran dalam
memerangi saingan dan tantangan perlu diatasi serta harus dilewati, kecermatan
dan kelihaian pengelola perusahaan ditentukan oleh keunggulan menghadapi persaingan
muncul dengan sendirinya.
Bilamana
terjadi suatu kesalahan dalam pemilihan dan penetapan harga jual maka akan
memberikan pengaruh yang dapat memperlambat atau menghambat usaha penyaluran
barang dan jasa. Produk yang sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)
dan sudah memenuhi selera konsumen namun harga mahal dibandingkan dengan produk
perusahaan lain, maka produk tidak mempunyai daya saing, sehingga usaha
penyaluran akan mengalami hambatan. Untuk menghindari terjadinya risiko
tersebut maka perusahaan – perusahaan harus menganalisa biaya pemasaran secara
cermat.
2. Jenis
– Jenis Biaya Pemasaran
Menurut
Syahyunan 2006. dalam Manfaat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
dalam Meningkatkan Efesiensi, USU Digital Library, (http:usu digital library, diakses 04 juni 2008), :
Analisis biaya pemasaran digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1. Analisis
biaya pemasaran menurut jenis biaya

2.
Analisis
biaya pemasaran menurut fungsi pemasaran
Fungsi pemasaran adalah suatu kegiatan
pemasaran yang memerlukan pengeluaran biaya. Analisis biaya pemasaran menurut
fungsi pemasaran bertujuan untuk pengendalian biaya. Langkah analisis biaya
pemasaran menurut fungsi pemasaran adalah sebagai berikut :
a.
Ditentukan
dengan jelas fungsi – fungsi pemasaran sehingga dapat diketahui secara tepat
siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi tersebut.
b.
Penggolongan
tiap jenis biaya pemasaran sesuai dengan fungsinya.
c.
Sedapat mungkin ditentukan ukuran jasa yang dihasilkan
oleh setiap fungsi.
d.
Langkah terakhir adalah menentukan biaya persatuan
kegiatan pemasaran dengan cara membagi total biaya pemasaran yang dikeluarkan
untuk fungsi tertentu dengan jumlah satuan jasa yang dihasilkan oleh fungsi
yang bersangkutan.
3. Analisis
biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha pemasaran
Analisis
biaya pemasaran ini berguna untuk menyajikan kepada manajemen profitability
usaha pemasaran tertentu. Analisis biaya pemasaran menurut cara penerapan usaha
pemasaran dapat dibagi menurut ; jenis produk, daerah pemasaran, besar pesanan,
dan saluran distribusi.
Secara konseptual dimungkinkan untuk merinci total
selisih biaya administrasi dan umum, selisih biaya diluar usaha kedalam selisih yang dibelanjakan dan
selisih kapasitas. Namun rincian selisih tersebut jarang dihitung biasanya
hanya dibandingkan antara biaya yang bersangkutan dengan realisasinya. Hal ini
disebabkan karena biaya tersebut pada umumnya merupakan biaya kebijakan.
Nilai
Input

Nilai Output Yang Dihasilkan
E. Pengertian
dan Jenis – Jenis Biaya
1. Pengertian
Biaya
Pengertian
biaya saat ini sudah semakin luas seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemakai istilah tersebut
seperti : akuntan, ekonomi, manajer, dan lain – lain. Para
pemakai istilah tersebut umumnya telah memiliki definisi tentang biaya sehingga
sukar bagi kita untuk memberikan pengertian yang tepat atas biaya yang
dimaksud.
Menurut
Mulyadi Akuntansi Biaya (1999 : 8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Empat
unsur pokok dalam definisi diatas, sebagai berikut :
1.
Biaya
merupakan sumber ekonomi,
2.
Diukur
dalam satuan uang,
3.
Yang
telah terjadi atau secara potensial akan terjadi,
4.
Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
Adapun definisi lain tentang biaya menurut Syahyunan 2006. dalam Manfaat
Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional dalam Meningkatkan Efesiensi, USU
Digital Library, (http:usu digital
library, diakses 04 juni 2008), : Biaya adalah suatu nilai tukar,
prasyarat, atau pengorbanan guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan,
prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal prolehan dinyatakan dengan
pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa mendatang.
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa telah
terjadi pengorbanan ekonomis untuk mencapai suatu manfaat tertentu. Pengorbanan
yang tercantum dalam neraca pada kas aktiva merupakan biaya yang belum terpakai
(unexpired cost) . Pengorbanan yang
langsung memperoleh hasil pada periode yang sama dengan terjadinya pengorbanan
(expired cost) akan menjadi faktor
penurang dari hasil untuk mendapatkan laba.
2. Jenis
– Jenis Biaya
Penggolongan
biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan yang
berbeda diperlukan cara penggolongan yang berbeda pula. Salah satu penggolongan
biaya yang sering dilakukan adalah pengolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok
dari kegiatan perusahaan. Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat
digolongkan kedalam :
a.
Fungsi
produksi yaitu yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai yang siap untuk dijual.
b.
Fungsi
pemasaran yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk
selesai yang siap di jual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat
memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas
dari hasil penjualan.
c.
Fungsi
administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan
kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.
d.
Fungsi
keuangan yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan
dana yang diperlukan perusahaan.

Atas dasar fungsi tersebut, maka biaya dapat
dikelompokkan menjadi :
a.
Biaya produksi yaitu yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk
selesai. Biaya produksi
dapat digolongkan ke dalam :
1.
Biaya
Bahan Baku yang dikelompokkan sebagai biaya utama
2.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung
3.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead dapat digabung menjadi biaya konversi
yang dalam hal ini mencerminkan biaya untuk mengubah bahan langsung menjadi
bahan jadi.
b.
Biaya
pemasaran yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan
pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk melaksanakan :
fungsi penjualan, fungsi penggudangan produk selesai, fungsi pengepakan dan
pengiriman, fungsi advertensi, fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang,
fungsi pembuatan faktur dan administrasi penjualan.
c. Biaya administrasi dan umum yaitu semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam
penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan.
d. Biaya
keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan,
misalkan : biaya bunga.
F. Pengertian
dan Jenis – Jenis Laba
Menurut
Commite on terminology, Sofyan Safri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan (1997 : 112) Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga
pokok produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi.
Sedangkan
definisi laba menurut Soemarso, Akuntansi,
Suatu Pengantar (2000 : 273 ) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas biaya –
biaya yang terjadi sehubungan dengan
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu.
Apabila biaya lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Oleh karena
laba merupakan hasil pengurangan biaya terhadap pendapatan, maka kelayakan
penetapan laba atau rugi adalah menentukan jumlah biaya yang terjadi dalam
periode tertentu.
Adapun
jenis – jenis laba sebagai berikut :
1.
Laba
bersih (net income) adalah selisih
lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya dan kerugian. Jumlah
ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal.
2.
Laba
bruto (gross profit) adalah penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan. laba bruto kadang disebut juga laba
kotor.
3.
Laba
ditahan (retained earnings) adalah
jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi distribusi
laba (income distribution) yang
dilakukan.
G. Pengertian
dan Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat penting bagi suatu
badan usaha karena dengan laporan keuangan ini dapat diketahui keikutsertaan
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Laporan keuangan
digunakan unuk menulusuri nilai moneter dari barang dan jasa kedalam dan keluar
perusahaan. Laporan keuangan memberikan sarana untuk memantau tiga kondisi
utama keuangan dari sebuah organisasi atau perusahaan, yaitu :
1.
Likuiditas, kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas
agar dapat memenuhi kebutuhan serta kewajiban keuangan jangka pendek.
2.
Kondisi umum keuangan, keseimbangan jangka panjang antara
hutang dan kekayaan, sisa aktiva sesudah dikurangi hutang.
3.
Profitabilitas, kemampuan untuk memperoleh laba secara
tetap dan selama kurun waktu yang panjang.
Menurut Martono, Manajemen Keuangan (2005 :
51) Laporan Keuangan menggambarkan kondisi dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan
yang lazim dikenal : Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas.
Dari definisi diatas laporan keuangan sebagai hasil dari
suatu proses akuntansi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk
pemakaiannya, baik pihak – pihak yang ada dalam perusahaan maupun diluar
perusahaan.
Laporan keuangan disusun guna memberikan informasi kepada
berbagai pihak, secara garis besar jenis laporan keuangan dibagi atas dua
laporan utama yaitu :
1.
Neraca
Neraca
merupakan salah satu laporan keuangan utama yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Neraca merupakan informasi keuangan
yang menyangkut aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.
Neraca
merupakan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk mengetahui tingkat
pengembalian investasi perusahaan, mengevaluasi struktur modal perusahaan, dan
melalui likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
2.
Perhitungan
Laba Rugi
Perhitungan
laba rugi adalah menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi perusahaan
dalam waktu tertentu. Laba rugi sebagai kelebihan atau defisit penghasilan
di atas biaya selama periode tertentu.
Untuk melihat keberasilan suatu perusahaan dalam periode
tertentu, dapat dilihat dari perhitungan laba rugi perusahaan. Semakin besar
laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin efisien perusahaan dalam
menggunakan sumber daya yang dimilikinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Assauri, Sofjan, 2004. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan
Startegi. PT. Raja Grafindo, Jakarta .
Alma, Buchari, 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Cetakan Ketujuh, Edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung .
Harahap, S,S, 1997. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT.
Raja Grafindo, Persada, Jakarta .
Liang, The Gie, 1997. Efektivitas Kerja Bagi Pembangunan Negara. Yogyakarta .
Machfoedz, Mahmud, 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Unit Penerbit dan Percetakan, Akademi
Manajemen Perusahaan, YKPN, Yogyakarta .
Martono dan Harjito, Agus, D, 2005. Manajemen Keuangan. Penerbit, Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi
UII, Yogyakarta .
Mursid, M, 2006. Manajemen
Pemasaran. Bumi Aksara, Jakarta .
Mulyadi, 1999. Akuntansi
Biaya. Edisi Kelima, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta .
Nitisemito, Alex, S, 1997. Marketing. Edisi Ketujuh, Penerbit Ghalia Indonesia , Jakarta .
Soemarso, 2000. Akuntansi,
Suatu Pengantar. Buku Kedua, Edisi Keempat, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta .
Syamsi, Ibnu, 2004. Efisiensi,
Sistem dan Prosedur Kerja. Edisi Revisi, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta .
Syahyunan, 4 Juni 2008. Manfaat Perencanaan Dan Pengawasan Biaya Operasional Dalam Meningkatkan
Efisiensi. Usu Digital Libraray (online) di akses 4 Juni 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar