Powered By Blogger

Jumat, 14 Oktober 2016

Analisis Kinerja Keuangan

Dalam suatu kegiatan bisnis kita selalu dihadapkan pada berbagai persoalan atau masalah yang memerlukan keputusan yang cepat dan tepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak ekonomis yaitu keuntungan dan kerugian. Agar seorang manajer mampu mengambil keputusan yang tepat maka ia perlu mencari dan menghasilkan yang terbaik. Informasi tersebut digunakan oleh pihak manajemen dalam mengelolah perusahaan, pedoman perencanaan dan pengendalian agar tindakan dan keputusan manajemen mencapai hasil yang optimal.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Posisi dan kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dengan menelaah dan menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut sehingga kita dapat menilai kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu.
Pada umumnya perusahaan didirikan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya tertentu dan dapat beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Untuk memastikan bahwa tujuan tersebut tercapai maka perlu dilakukan pengukuran rasio keuangan yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan merupakan dasar untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan, termasuk data perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, penganalisa menyadari bahwa beberapa rasio akan membantu dalam menganalisa dan mengintreprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja sebagai refleksi dari pencapaian keberhasilan dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dari berbagai aktivitas yang dilakukan, oleh karena itu kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai perusahaan atas berbagai aktivitas yang dilakukan dalam mendayahgunakan berbagai sumber daya yang ada dalam perusahaan.

A. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan sangat erat hubungannya dengan akuntansi karena laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi.
Munawir, Analisa Laporan keuangan (2004 : 5) mengatakan bahwa akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan penunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul dari padanya.
Pengertian laporan keuangan menurut Myer dalam Munawir, Analisa Laporan Keuangan (2004 : 5) adalah bahwa dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang dibagikan (laba yang ditahan).
S.S. Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006 : 105) mengatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perncanaan Keuangan Perusahaan (2001 : 2) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir proses akuntansi, dari setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa.
Sehubungan dengan pengertian di atas yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba dan ditambahkan laporan perubahan modal, semua ini menggambarkan tentang posisi keuangan perusahaan.

B. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodic yang dilakukan pihak manajemen atau akuntan.
Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan (2001 : 2), tujuan laporan keuangan sebagai berikut :
  1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
  2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
  3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

C. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Telah disajikan pada bagian terdahulu bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan rugi-laba dan laporan perubahan modal atau laba ditahan. Berikut ini akan dijelaskan lebih terperinci mengenai jenis-jenis laporan keuangan :
  1. Neraca
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan (2004 : 19) bahwa neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu. Sisi kiri menunjukkan aktiva perusahaan, sedangkan sisi kanan neraca menunjukkan kewajiban dan ekuitas, atau klaim terhadap aktiva tersebut.
Dwi Prastowo, Analisa Laporan Keuangan (2001 : 16) mengatakan bahwa neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan (2004 : 13) mengatakan bahwa neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal waktu tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhit tahun fiscal atau tahun kalender.
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian utama yaitu aktiva lancer dan aktiva tidak lancer.
S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan (2004 : 14) mengatakan  bahwa aktiva lancer adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya.
Enny dkk dalam Dasar-dasar Manajemen Keuangan (2001 :169) mengatakan bahwa aktiva lancer adalah aktiva yang secara normal berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun.
Penyajian pos-pos aktiva lancar di dalam neraca didasarkan pada urutan likuiditasnya, yang dimulai dari aktiva yang paling likuid sampai dengan aktiva yang paling tidak likuid.


Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah :
a.    Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
b.    Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek).
c.    Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
d.    Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan.
e.    Persediaan, untuk perusahaan manufacturing yaitu persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
f.     Piutang penghasilan adalah penghasilan yang masih harus diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan.
g.    Persekot adalah biaya yang dibayar dimuka.
S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan (2004 : 16) mengatakan bahwa aktiva tidak lancer adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relative permanent atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan).
Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah :
a.    Investasi jangka panjang. Bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang di luar usaha pokoknya.
b.    Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit).
c.    Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.
d.    Beban yang ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun) atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya.
e.    Aktiva lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya.
S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan (2004 : 18) mengatakan bahwa hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan kedalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.
Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Hutang lancar antara lain :
a.    Hutang dagang adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan secara kredit.
b.    Hutang wesel adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan undang-undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu dimasa yang akan datang.
c.    Hutang pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas Negara.
d.    Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
e.    Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian (seluruh) hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan pembayarannya.
f.     Penghasilan yang diterima di muka, adalah penerimaan uang untuk penjualan barang/ jasa yang belum direalisir.
Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).
Yang termasuk hutang jangka panjang antara lain hutang obligasi dan pinjaman jangka lain.
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
  1. Laporan Rugi-Laba
Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan (2004 : 17) mengatakan bahwa laporan rugi-laba adalah laporan yang mengikhtiarkan pendapatan dan beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau setiap tahun.
S. Munawir (2004 : 26) bahwa laporan rugi-laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu.
Dari pengertian di atas, maka dapat dilihat pentingnya laporan laba rugi sebab di dalam laporan tersebut tercantum hasil yang diperoleh perusahaan. Begitupula kemajuan perusahaan dapat dilihat dari laporan rugi laba.
  1. Laporan Perubahan Modal
S. R. Soemarso, Pengantar Akuntansi (2004 : 133) mengatakan bahwa laporan perubahan modal adalah untuk mengetahui perubahan besarnya modal selama satu periode akuntansi yang di ambil dari kolom neraca.
Akun-akun pendapatan, beban dan prive adalah akun-akun sementara yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada akun modal selama satu periode.
Ps. Djarwanto (2001 : 48) mengatakan bahwa laporan perubahan modal yang disusun untuk perusahaan dengan cara memperhitungkan pendapatan bersih yang diterima atau kerugian bersih yang di derita, pemakaian prive dan penambahan modal bila ada.
  1. Laporan Laba Ditahan
Dewi Astuti (2004 : 21) bahwa laporan laba ditahan adalah laporan bagian laba perusahaan yang telah disimpan dan tidak dibayarkan sebagai dividen. Sedangkan menurut Ps. Djarwanto (2001 : 47) menyatakan bahwa laporan laba ditahan adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan.
Laporan laba yang ditahan adalah laporan tentang perubahan modal selama jangka waktu tertentu, yang meliputi saldo awal, perubahan modal dan saldo akhir.

D. Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Sofyan S. Harahap (2006 : 201) mengatakan bahwa Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengantujuan untuk menentukan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.


E. Pengertian Kinerja Keuangan
Pada prinsipnya kinerja keuangan diartikan sebagai prestasi financial yang dicapai oleh suatu perusahaan sehubungan dengan penggunaan dana dalam operasional usahanya dalam jangka waktu tertentu.
Prestasi usaha ini dapat diinterprestasikan terhadap efisiensi usaha atau tingkat kesehatan perusahaan. Pencapaian tingkat kinerja usaha sangat tergantung pada tingkat kemampuan manajemen usaha dalam mengkoordonir berbagai kegiatan usaha.
Bernadin dan Russel dalam Ruki (2001 : 15) memberikan defenisi tentang performance sebagai berikut “ Performance is defined as the record of outcomes produced on specified job function or activity during a specified time period ( prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau pekerjaan selama kurung waktu tertentu).
Dari pengertian kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah hasil-hasil yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu yang tergambar dalam laporan keuangan yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan.




F. Rasio-Rasio Keuangan
1. Analisis Rasio Keuangan
Dalam mangadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa financial memerlukan adanya ukuran. Bambang Riyanto (2001 : 329) mengatakan bahwa ukuran yang sering digunakan dalam analisa financial adalah rasio dan rasio itu sebenarnya hanyalah alat ukur yang dinyatakan dalam aritmatikal terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial.
Penganalisa financial dalam mengadakan analisa rasio financial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam cara pembandingan yaitu :
a.    Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
b.    Membandingkan rasio-rasio dari perusahaan (rasio perusahaan/ company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/ rasio rata-rata/rasio standar).
Bambang Riyanto (2001 : 337) juga mengatakan bahwa di Indonesia kalau perusahaan-perusahaan akan mengadakan analisa rasio mungkin pada waktu ini hanya dapat dengan mengadakan analisa rasio histories, karena pada waktu ini belum ada lembaga atau badan yang menyusun ratio industri.
2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Pada dasrnya macam atau jumlah angka-angka rasio sangat banyak, karena dapat dibuat berdasarkan kebutuhan penganalisa.
S. Munawir (2004 : 68-69) mengatakan bahwa angka-angka rasio dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah berdasarkan sumber data keuangan dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan dari penganalisa.
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dapat dibedakan sebagai berikut
a.          Rasio rasio neraca (balance sheet ratio), yang tergolong dalam rasio ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
b.          Rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, misalnya grossprofit margin, operating ratiop dan lain sebagainya.
c.           Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio) ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba, misalnya tingkat perputaran piutang (account receivable turn over), tingkat perputaran persediaan (inventory turn over) dan lain-lain.
Berdasarkan tujuan penganalisa maka rasio-rasio keuangan menurut Bambang Riyanto (2001 : 331-336) digolongkan menjadi empat kelompok besar yaitu :
  1. Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Dimana rasio likuiditas meliputi :
    • Current ratio (rasio lancer) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer. Current ratio 200% kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi besarnya rasio tergantung bebeapa factor, suatu standar atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Perhitungan rasio ini adalah dengan membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar dengan formulasi sebagai berikut
 Current Ratio =  Aktiva Lancar       x  100%
                                   Utang Lancar
·         Quick ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancer yang lebih likuid. Elemen persediaan barang tidak diperhitungkan karena dipandang sebagai aktiva lancer yang tingkat likuiditasnya rendah dan paling sering mengalami fluktuasi harga. Dapat dikatakan bahwa perusahaan yang mempunyai quick ratio kurang dari 100% dianggap kurang baik.
Quick ratio  =  Kas + Efek + Piutang     x 100%
                                                  Utang Lancar
·         Cash ratio adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Jumlah kas dalam perusahaan hendaknya tidak kurang dari 5 kali sampai 10 kali dari jumlah aktiva lancar. Adapun cara menghitung cash ratio adalah dengan formulasi sebagai berikut 
Cash ratio  =  Kas  + Efek        x  100%
                                                  Utang lancar
  1. Ratio Leverage (ratio utang) adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dimana ratio leverage meliputi :
·         Total Debt to Equity Ratio (ratio utang atas modal sendiri) adalah rasio digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.
Total debt to equity ratio =  Jumlah utang                   x  100%
                                                            Jumlah modal sendiri
·         Total debt to total capital assets ratio (rasio utang atas jumlah aktiva) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang.
Total debt to total
 capital assets ratio=Total utang               x100%
                                                            Jumlah modal/aktiva
  1. Rasio Aktivitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, yaitu :
Total assets turn over (perputaran jumlah aktiva) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Total assets turn over =  Penjualan netto   = …….Kali   
                                                        Jumlah aktiva

Inventory turn over  = Harga pokok penjualan = …….Kali
                                   Rata-rata persediaan
Working capital turn over =         Penjualan bersih             = …..Kali
                                                Harta lancar – Hutang lancar
  1. Ratio Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan tingkat keuntungan dan tingkat efisiensi perusahaan.
Rasio rentabilitas meliputi :
·         Rentabilitas ekonomis adalah untuk melihat kemampuan perusahaan menggunakan seluruh dananya untuk menghasilkan keuntungan. Adapun rumus rentabilitas ekonomis adalah :
Rentabilitas Ekonomis = Laba Bersih Sebelum Pajak   x 100%
                                            Jumlah Modal Perusahaan
·         Rentabilitas Modal Sendiri adalah untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan terhadap pemilik dana atau modal sendiri dalam perusahaan. Adapun rumus rentabilitas modal sendiri yaitu :
Rentabilitas Modal Sendiri = Laba Bersih Setelah Pajak  x 100%
                                                   Jumlah Modal Sendiri

DAFTAR  PUSTAKA
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta

Djarwanto, Ps. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. BPFE.Yogyakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.
Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. AMP YKPN. Yogyakarta.
Kadir. M. Akob. 2007. Pedoman Penulisan Skiripsi dan tugas Akhir STIEM BONGAYA Makassar
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta
Prastowo, Dwi. 2001.Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat BPFE. Yogyakarta.
Ruki, Achmad. 2001. Sistem Manajemen Kinerja. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan  Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar