Powered By Blogger

Jumat, 06 Januari 2017

Pengertian dan Jenis rasio Likuiditas

      1. Pengertian Likuiditas

          Likuiditas erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus sewgara dipenuhi atau dengan kata lain kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan harus segara dilunasi, kemudian dengan menghubungkan elemen dari pada aktiva disatu pihak dengan passiva dilain pihak pada laporan keuangan dalam perusahaan akan diperoleh gambaran tentang keadaan financial perusahaan.
           Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, maka perusahaan harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aktiva lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi yang berupa hutang-hutang lancar.
          Makin besar jumlah aktiva  lancar yang  dimiliki  oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan hutang lancar, maka makin besar tingkat likuiditas perusahaan tersebut dalam posisi likuid. Dan sebaliknya apabila jumlah aktiva lancar lebih kecil dari hutang lancar, berarti bahwa perusahaan tersebut berada dalam inlikuid.
           Beberapa penulis mengemukakan batasan pengertian rasio likuiditas antara lain Van Horne, Analisa Kinerja Keuangan, (1999 : 16) mengemukakan rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
           Kemudian menurut Erwin Dukat, Analisa Laporan Keuangan, (1997, 225), mengemukakan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban bila jatuh tempo.
          Selanjutnya Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,  (2004, 112), bahwa suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat likuidi­tas yang baik apabila tingkat likuiditas berada di atas standar. Dengan menentukan tingkat likuiditas yang baik merupakan suatu tindakan hati-hati dari perusahaan dalam mengantisipasi suatu keadaan.
          Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat likuidi­tas suatu perusahaan memegang peranan penting dan dapat perhatian utama apabila perusahaan mengadakan analisis finansial, sebab tingkatan likuiditas suatu perusahaan merupa­kan salah satu untuk menentukan berhasil tidaknya suatu perusahaan dikelola karena mengakut penyediaan kebutu­han dana dan uang tunai dan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serta turut menentukan seberapa jauh perusahaan akan menanggung resiko, dimana faktor-faktor/ resiko tersebut menyangkut dana jangka panjang serta menyangkut hubungan antara dana pemegang saham.
          Adapun hubungan antara dana pemegang saham dan dana pinjaman jangka panjang biasanya berupa pembatasan pinjaman yang melampaui batas, olehnya itu dengan pembatasan tersebut maka akan tetap dipertahankan tingkat standard yang berlaku untuk pendapatan dan cadangan harta sebagai jaminan dana tersebut.
          Tingkat likuiditas badan usaha memiliki arti bahwa perusahaan tersebut harus menjaga ketepatan janji keuangan pada pihak luar tanpa bantuan dari luar, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terancam, sedangkan likuiditas intern menyangkut orang-orang sewaktu-waktu dapat menghambat jalannya operasi perusahaan.
            Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat likuiditas yang baik apabila perusahaan tersebut memiliki dana lancar lebih tinggi dari pada utang lancar yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah dana yang banyak menganggur dan apabila terlalu rendah keselamatan perusahaan akan terancam.
     2.  Jenis Rasio Likuiditas

            Bambang Riyanto dalam buku Dasar-Dasar Pembelanjaan Perushaan (2004 : 128) menyatakan bahwa untuk menilai posisi keuangan jangka pendek berikut ini diberikan beberapa jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa data antara lain :
          a.  Current rasio
               Rasio ini merupakan ukuran yang sangat berguna untuk mengukur dan menilai kemmpuan atau kekuatan perusahaan dalam memenuhi atau membayar hutang-hutang lancarnya yang dibayar. Perhitungan dari rasio ini adalah dengan membandingkan antara aktiva lancar dengan formulasi sebagai berikut :
                                         Aktiva Lancar 
      Current Ratio =                            x 100 %
                           Hutang lancar
Walaupun belum ada ketentuan yang berlaku di Indonesia mengenai pengukuran standar ratio, akan tetapi melalui literatur dapat dijadikan pedoman. Current ratio yang tinggi memang baik dan dari sudut pandang kreditur tetapi sudut pandang pemegang saham kurang mengunungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan secar efektif tetapi secara sebaliknya current ratio yang rendah relatif lebih merisaukan tetapi menunjukkan bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar yang efektif. Current  ratio  ini  juga  merupakan  indikator  tingkat likuiditas yang dipakai secara lebih kuat karena dapat memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutupi semua hutang-hutang jangka pendeknya.      
         b.  Cash Ratio
Cash ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dituangkan, dimana telah diketahui bahwa kas merupakan elemen harta lancar yang paling tinggi baik likuiditasnya karena semakin banyak uang kas yang tersedia dalam perusahaan semakin baik sebab keperluan jangka pendek dapat pula berguna untuk menjaga pada keperluan yang mendesak.
Untuk menghitung cash ratio dapat menggunakan rumus, sebagai berikut :
    Kas  +  Efek   
            Cash Ratio =                          x 100 %
                                   Hutang lancar
2      Acid Test Ratio
Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya dengan mengeluarkan komponen persediaan karena dianggap bahwa persediaan waktu yang relatif lama untuk merealisasikan persediaan bisa dijual atau tidak. Persediaan ini merupakan komponen dari aktiva lancar yang dianggap likuiditasnya paling rendah serta mengalami fluktuasi harga. Ratio ini dapat dihitung dengan membandingkan aktiva lancar setewlah dikurangi dengan komponen persediaan dengan utang lancar dengan formulasi, sebagai berikut :
          Aktiva Lancar – Persediaan  
           Acid Test Ratio =                                                 x 100 %
                                                  Hutang lancar
Jadi acid test ratio merupakan likuiditas setelah dikurangi umur persediaan di dalamnya atau dengan membandingkan jumlah kas dan efek ditambah piutang disatu pihak dengan utang lancar di lain pihak.
Ratio ini lebih tegas dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar, sedangkan persediaan merupakan aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya yang paling rendah dikeluarkan jika current rationya rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
     d.  Rasio modal kerja

           Indriyo dalam buku Manajemen Keuangan (1998 : 27) menyatakan bahwa modal kerja merupakan aktiva lancar yang dipelukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan yang selalu berputar.
            Aktiva lancar yang benar-benar dapat dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditas, yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lanacarnya, ini sering disebut modal kerja neto (net working capital) atau selisih dari harga lancar dan hutang lancar. Modal kerja dapat pula digunakan sebagai suatu dasar untuk mengukur tingkat likuiditas, karenamodal kerja adalah juga sebagian harta lancar yang diinvestasikan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnyayang diharapkan sampai saat modal kerja berputar kembali lagi menjadi kas.
            Rasio modal kerja ini dapat digunakan untuk mengetahui likuiditas dari total aktiva dan untuk mengetahui posisi modal kerja neto dari keseluruhan aktiva dengan rumus :  
                                        Aktiva Lancar – Ht Lancar  
           Working capital to total assets ratio =                                          x 100 %

                                                                                  Jumlah Aktiva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar