Salah
satu faktor yang menunjang suksesnya perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah
menyangkut penjualan suatu produk dari suatu produsen ke konsumen. Selanjutnya
Gunawan Adisaputra, Analisa Neraca, (1997 : 61), mengemukakan piutang adalah
salah satu bentuk investasi, dia tidak berbeda dengan investasi lain seperti
investasi yang berwujud dana kas dan bank.
Menurut
Farid Jahidin, Analisa Laporan Keuangan, (1998 : 29) piutang adalah juga disebut
piutang dagang adalah tagihan pada pihak lain (pada kreditur atau pelanggan) sebagai akibat dari
penjualan barang kredit (on Account)
atau karena memberikan pinjaman kepada pegawai, kepada pejabat perusahaan, atau
anak perusahaan dan lain-lain sebagainya.
Dari
definisi tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa piutang adalah tagihan kepada
pihak lain (para kreditur) atau pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang
secara kredit, atau karena pemberian pinjaman kepada pihak lain. Sebagai salah satu bentuk investasi, maka
dapat disebut piutang dagang :
a. Menyerap sejumlah dana modal kerja
b.
Mempunyai usia tertentu sesuai dengan keterkaitannya
c. Perlu
dimotori tingkat efisiensi
pengolahannya dari waktu ke
waktu.
d. Mempengaruhi
tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai
salah satu bentuk kekayaan piutang dagang masuk sebagai unsur aktiva lancar.
Dengan demikian piutang memiliki waktu perputaran yang cepat dan kurang dari
satu tahun. Piutang dagang sebagai
investasi akan memberikan manfaat tertentu bagi perusahaan.
Beberapa
manfaat yang dapat diperoleh untuk dapat melakukan penjualan kredit antara lain
:
1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet
penjualan
2. Dengan
meningkatkan volume penjualan,
maka keuntungan diharapkan akan meningkat. Dengan demikian, kredit ini mempunyai akibat yang positif dari
segi penilaian investasi.
3. Dengan
adanya hubungan hutang piutang, maka hubungan dagangan antara
perusahaan dengan para pembeli menjadi lebih erat, sehingga kredit menjamin
kontinutas hubungannya.
4. Pada
usaha jenis usaha tertentu, seperti produsen rumah murah dan perdagangan
kendaraan bagi penjual.
Kalau
Gunawan Adisaputro, Anggaran Perusahaan, (1999 : 25) berbagai jenis benan biaya
yang timbul karena perusahaan memjual dengan kredit antara lain :
1. Beban biaya
modal piutang sebagai
salah satu bentuk investasi yang menyerap sebagai dari modal perusahaan
yang tersedia.
2. Selain
benan biaya maka piutang juga akan menimbulkan jenis biaya lain yaitu-biaya
administrasi piutang terdiri dari :
a.
Biaya organisasi atau unit kerja yang diserahi tugas mengelola piutang yaitu
gajianm dan jaminan sosial lain bagi petugas penagihan dan pengadministrasian
piutang.
b. Biaya penagihan piutang. Piutang agar
dibayar pada waktunya perlu dilakukan
usaha untuk menagih berupa biaya telpon, surat menyurat, telegram atau biaya perjalanan.
3. Piutang tidak
seluruhnya dapat ditagih, karena debitur lari atau bangkrut. Terdapat
piutang macet atau
tak dapat tertagih sama sekali.
Sehingga mengakibatkan tak tertagih (beddebets) sehingga dibentuk cadangan
piutang ragu-ragu yang dibantu lewat
penyisihan sebagian dan keuntungan penjualan.
Selanjutnya, karena piutang dapat memberikan tambahan
keuntungan tetapi juga mengakibatkan tumbuhnya kerugian, maka perlu dibuat
suatu kebijaksanaan yang jelas mengatur tentang masalah itu. Menurut Gunawan
Adisaputra, Anggaran Perusahaan, (1999 : 25), sebagai langkah yang perlu
dipersiapkan antara lain meliputi :
1. Dibentuknya unit
kerja atau seksi yang khusus ditugaskan untuk mengurusi piutang. Tugas pokok
dari unit ini meluputi :
a. Mencari langganan
potensial yang dapat diberikan kredit.
b. Menyeleksi
para calon debitur
c. Membukukan
transaksi kredit yang terjadi.
d. Melakukan
penagihan piutang
e. Membuka
mutasi/ kredit atau piutang.
f. Menyusun dan
mengklasifikasikan piutang out standing menurut usianya masing-masing.
g.
Menyusun dan memperkirakan arus masuk
dari piutang
h. Membuat laporan tentang pengelolaan
piutang bagi pengambilan kebijaksanaan
tentang piutang.
2. Digariskan kebijaksanaan piutang yang jelas
untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang
kebijaksanaan itu meliputi :
a. Penentuan
flafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur
langganan yang harus dibatasi dalam pengambilannya.
b. Penentuan jangka waktu kredit.
c. Pedoman
melakukan seleksi calon debitur berdasarkan 5 C atau 3 R.
d. Penentuan jumlah piutang ragu - ragu maksimal yang
dapat dibenarkan sebagai dasar
penentuan besarnya cadangan piutang ragu – ragu untuk pencatatan.
e. Penentuan
jumlah anggaran yang digunakan untuk mengadministrasikan piutang.
3. Penentuan
kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang. Berdasarkan kriteria
yang dapat digunakan sebagai indikasi.
a. Tingkat
penjualan piutang yang rumusnya, adalah
Penjualan Kredit Netto (setahun)
Piutang ragu-ragu (Awal dan akhir tahun)
Prosentase
piutang yang tak tertagih sebenarnya. Tingkat ini perlu dibandingkan dengan
rata-rata piutang tak tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis.
Selama tingkat prosentase ini relatif sebanding maka efisiensi pengelolaan
piutang oleh perusahaan masih dapat dianggap dalam batas kewajaran. Bilamana
prosentase ini melebihi industri atau usaha lain yang sejenis, maka perlu
dilakukan penganalisaan khusus untuk mengetahui sebab-sebabnya secara jelas,
usia piutang rata-rata. Dalam pencatatan
piutang ragu-ragu pada perusahaan memang susah untuk mengukur karena
piutang ragu-ragu penafsirannya biasanya meleset.
Piutang rata-rata 360
b. Average Collection Period =
Penjualan kredit
Budget
pengumpulan piutang adalah untuk membandingkan hari rata-rata dalam pengumpulan
piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar