Strategi
tingkat korporasi (corporate strategy)
merupakan strategi perusahaan untuk mengidentifikasi fortofolio dari bisnis
yang akan dimasuki perusahaan dan cara-cara di mana bisnis-bisnis ini akan
berhubungan satu dengan lainnya.
Strategi bersaing atau tingkat bisnis yang merupakan level di bawah strategi
korporasi bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana membangun dan memperkuat
posisi bersaing jangka panjang dilingkungan pasar. Setiap bisnis memiliki strategi fungsional (fungstional
strategy) yang terdiri dari departemen-departemen seperti manufakturing, penjualan,
dan manajemen SDM. Strategi fungsional
mengidentifikasi jalur dasar dari tindakan yang akan dikejar oleh
masing-masing departemen binsis untuk membentuk bisnis dapat mencapai tujuan
persaingan perusahaan.
Keunggulan
bersaing didefinisikan sebagai faktor
yang memungkinkan organisasi mencapai keberhasilan organisasi melalui strategi
bersaing atau tingkat bisnis. Porter (1985) menggambarkan strategi bersaing
sebagai kontribusi antara tujuan akhir yang diperjuangkan perusahaan dengan
alat (kebijakan) di mana perusahaan berusaha sampai ke sana. Dasar pemikiran
mengenai strategi bersaing tercakup dalam perbedaan sasaran akhir.
Porter
(1985) mengemukakan bahwa tingkat terluas dari perumusan strategi bersaing
harus mempertimbangkan dua faktor utama yang
menentukan batas-batas yang dapat dicapai dengan berhasil oleh
perusahaan. Faktor-faktor tersebut
adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan yang merupakan profil dari kekayaan
dan keterampilannya yang relatif terhadap pesaing, meliputi sumber daya keuangan,
posisi teknologi, identifikasi merek-merek lain, serta nilai-nilai pribadi dari
organisasi yang merupakan motivasi dan kebutuhan para eksekutif kunci.
Kekuatan dan kelemahan yang dikombinasikan
dengan nilai-nilai tersebut menentukan batas intern (bagi perusahaann)
terhadap strategi bersaing yang dapat diterapkan perusahaan dengan berhasil.
Batas-batas ekstern ditentukan oleh industri dan lingkungannya yang lebih luas.
Peluang dan ancaman industri menentukan lingkungan persaingan dengan risiko
serta imbalan potensial yang menyertainya.
Schuler dan Jackson (1987) mengemukakan bahwa hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kesejahteraan perusahaan
adalah kemampuannya meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive
advantage). Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah melalui
inisiatif strategik. Inisiatif strategik adalah kemampuan melakukan
pengendalian atas perilaku strategik di dalam industri di mana perusahaan
mendapatkan inisiatif, pesaingnya akan memberikan tanggapan sehingga berorientasi
memainkan peran reaktif dibandingkan proaktif. Perusahaan yang menggunakan
keunggulan strategik akan mengendalikan tujuan mereka sendiri. Pada tingkat di
mana perusahaan meraih keuntungan, sulit bagi pesaing untuk menggesernya.
Perusahaan tersebut akan tetap memegang kendali lebih lama dan lebih efektif.
Strategi bersaing sebagai
usaha yang digunakan perusahaan untuk bersaing di pasar dan meraih keunggulan
kompetitif (Simamora, 2001). Strategi bersaing dapat berbeda dalam banyak cara
termasuk tingkat di mana perusahaan menentukan peningkatan kualitas inovasi dan
pengurangan biaya. Tipe strategi yang
berbeda pada umumnya membutuhkan jenis pengelolaan SDM yang berbeda. Manajer
perlu memahami bahwa pengelolaan SDM mewakili suatu keunggulan kompetitif yang
dapat mendongkrak keuntungan apabila dikelola secara bijaksana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar