Powered By Blogger

Selasa, 12 Februari 2013

Penentuan Besarnya Modal Kerja


     Untuk mengukur prestasi perusahaan atau tingkat kemampuan, maka analisa memperoleh laba merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer, pada prinsipnya bahwa setipa perusahaan menginginkan suatu potensi yang baik sehingga memberikan pendapatan sampai sejauhmana hasil yang dan bunga dengan harta.Analisa resiko dalam memperoleh laba juga akan memberikan gambaran efisien atas penggunaan dana, mengenai hasil akan keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dan bunga dengan harta. Laba suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu, selain itu rasio tersebut dapat memberikan gambaran tentang kontrol perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. Untuk pengertian yang lebih jelasnya beberapa batasan yang diberikan oleh penulis berikut ini, seperti Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan  (2004, 27) mengatakan bahwa keuntungan perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau model yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain keuntungan diperoleh yang adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum periode tertentu.                                                                                                                                                                
      Bagi batasan tersebut untuk memperoleh dari laba dengan investasi yang ada juga dapat dikatakan kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan tertentu sebagai akibat dari kebijaksanaan dan keputusan atas penggunaan dana dan perusahaan.
      Selanjutnya, Edwan Dukar Analisa Laporan Keuangan, (2000, 68) mengemukakan bahwa profitabilitas diukur dengan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kebijaksanaan deviden yang dapat  menguntungkan sementara ada yang bersamaan maju untuk menunjukkan adanya suatu kenaikan modal yang mantap.
      Penulis lain yaitu D. Hartanto Akuntansi Manajemen, (1999, 46) mengemukakan bahwa keuntungan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Oleh karena itu dengan membandingkan operating profit margin antara beberapa periode yang berurutan akan dapat dilihat kecenderungan harga pokok penjualan dan perubahan biaya operasi dari perusahaan tersebut.
    Secara  garis  besarnya  untuk  memperoleh laba dapat dikelompokkan dalam dua bagian,   yaitu :
     Keuntungan  secara  ekonomi  (return  on  total accers) yang sering juga disebut dengan istilah Earning Power adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan keseluruh an modal.
     Adapun laba yang dimaksud tersebut adalah laba  operasi dan modal adalah modal operasi. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas S. Munawir (2003, 13) mengemukakan bahwa keuntungan secara ekonomi adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada opeasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operaso perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan operasi tersebut (Net Operating Assets).
       Analisa profit margin tersebut dimaksud untuk melihat efisiensi perusahaan dalam mencapai volumepenjualan untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Sedangkan operating Assets Turn Over untuk melihat efektivitas perusahaan yang dapat tercermin dari kecepatan operating assets turn over.
     Suatu faktor yang mempengaruhi perkembangan perusahaan adalah sejauhmana perusahaan mengelola usahanya agar dapat menghasilkan laba maksimal mungkin sedangkan laba itu sangat dipengaruhi oleh sebagaimana perusahaan mencapai tingkatan volume penjualan tertentu dengan biaya yang sewajarnya. Karena tingkatan efisiensi dalam perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula penetapan profit margin perusahaan.
     Untuk menaikkan profit margin ada beberapa cara yang dapat ditempuh dapat ditempuh :                                                         
   - Menaikkan  Net Sales yang lebih besar dari ke naikkan operating expenses.
   -  Mempertahankan Net Sales dengan menekan operating expenses. 
   - Mengusahakan  penurunan  Net  Sales dengan harapan terjadi penurunan operating expenses yang lebih besar.
       Salah satu alternatif lain dalam menaikkan keunagnan sebagai berikut :
1.     Menaikkan net sales yang lebih besar dari kenaikan  operating expenses.
2.     Mempertahankan net sales dengan menekan  operating expenses.
3.     Mengusahakan  penurunan net  sales dengan  harapan terjadi  penurunan  operating  expenses yang lebih besar.
      Selain masalah efisiensi tersebut suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan senantiasa memperhatikan masalah perputaran modalnya, di mana perputaran modal yang cepat menunjukkan kemajuan perusahaannya.
    Keuntungan  modal  sendiri ( return  on  net  worth )                                                     
Return on net worth tersebut menyangkut bagaimana tingkat kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini Return on worth tersebut yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khusus modal sendiri. Adapun batasan oleh Bambang Riyanto (2004, 37) mengatakan bahwa laba modal  sendiri juga dikenakan laba yang tersedia bagi para pemilih modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut    dipabrik lain.
       Besar kecilnya kebutuhan akan modal kerja, tergantung pada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan  (2004, 12), hal itu ditentukan oleh  dua faktor yaitu :
1.  Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.

           2. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.  
Ad 1 Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
  Kas adalah merupakan alat yang  mempunyai  penggunaan yang tinggi karena dengan tersedianya kas, maka akan membiayai  kewajiban-kewajiban, setiap harinya seperti untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan penolong, upah buruh  dan apa saja yang  dapat memenuhi segala kewajiban perusahaan.
  Hal ini tidak berarti bahwa perusahaan harus mempunyai simpanan  kas yang tinggi. Karena dengan demikian berarti hanya mengutamakan kepentingan faktor likuiditas, tetapi akan menekan rentabilitas perusahaan di lain pihak ada keharusahn  untuk menahan jumlah  minimal pada kas supaya perubahan  dapat  memenuhi  kewajiban-kewajibannya dengan baik.  Persediaan minimal  adalah apa yang disebut dengan persediaan bersih kas.
  Adapun  persediaan  bersih kas itu dapat dihasilkan untuk memperoleh  keuntungan,  besarnya  persediaan  bersih kas tergantung pada :
a.  Sifat  transaksi  komersial  dan  keuangan, sifat pada  transaksi  dalam  arti bagaimana pembelian bahan dan penjualan  hasil  akhir dilakukan, misalnya dengan tunai atau  kredit. Bila transaksi dilakukan dengan  tunai,  maka  tidak  perlu persediaan kas yang tinggi.                                                      
Begitupula  dengan  sering  tidaknya transksi keuangan (penerimaan/ pembayaran)  akan  berpengaruh  terhadap bersihnya kas.
b.   Selisih antara penerimaan dan pengeluaran
Besar  kecilnya  selisih  antara penerimaan dan jumlah pengeluaran kas dalam satu periode tertentu, untuk menentukan pula suatu tingkat persediaa bersih kas.
Disamping  itu, penerimaan  dan pengeluaran yang dapat diramalkan  atau diduga terlebih dahulu. Misalnya: ada pemogokan,  kegagalan dan penjualan produksi dan lain-lainnya.
Apabila telah dapat ditentukan besarnya persediaan bersih kas, maka diatur penerimaan dan pengeluaran kontinutas dapat terjamin dengan tidak menurunkan likuiditas di atas, maupun rentabilitas untuk dapat mengatur penerimaan dan pengeluaran alat dengan baik dan efisiensi perlu dibuat cash budget.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusu­nan cash budget oleh Djahidin, Analisa Laporan Keuangan, (2003,  114) adalah :
- Jumlah penerimaan  selama  periode  tertentu, misalnya dalam satu bulan, pada umumnya penerimaan hal ini berasal dari :
1.   Penjualan tunai                                                      
2.   Debitur yang membayar hutang-hutangnya.
3.   Sumber-sumber lain misalnya penjualan aktiva tetap
4.  Jumlah kas yang ada permulaan periode                                                     
5. Jumlah  pengeluaran-pengeluaran  selama  periode  tertentu  seperti :
6.  Pembelian bahan/bahan lain secara tunai.
7.  Pembayaran hutang perniagaan dan hutang lain.
8.  Adanya Surplus atau defisit
      Dalam pengertian  ini adalah termasuk simpanan dalam bank yang setiap hari atau setiap saat dapat dipergunakan  untuk  menguasai  atau memilih barang atau jasa yang  diinginkan oleh konsumen, sehingga dalam keadaan ini  istilah  surplus  atau  defisit  pada  perusahaan tergantung dari pengelolah.                                                     
      Periode perputaran dan terikatnya modal kerja. Dalam pengertian periode perputaran yang relatif  singkat,  karena perputaran dari piutang ke kas hanya memerlukan  satu tingkat saja. Adanya piutang dagang, terutama dimaksudkan sebagai salah satu alat untuk memperbesar  volume  penjualan. Untuk mengukur periode perputaran dari piutang oleh Djarwanto, Popok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, (2001, 29) dilihat dan dihitung dengan rumus :
Penjualan Kredit
                   Perputaran piutang = 
Piutang rata-rata

       Makin tinggi tingkat perputarannya berarti bahwa modal  yang ditanamkan dalam piutang tersebut makin banyak berputar dalam satu periode. Pada transaksi penjualan dengan kredit tertentu, berarti makin tinggi turnover, juga akan berarti bahwa modal yang ditanamkan dalam piutang adalah sedikit. Disamping itu perusahaan harus menahan sejumlah piutang sebagai kredit penjualan untuk dapat memelihara transaksi normalnya yang merupakan inti dari permanent kebutuhan modal, piutang yang ditanam dalam piutang.
Faktor-faktor yang  harus  diperhatikan dalam menentukan besarnya piutang bersih, (Djarwanto 2001,  89) yaitu :
-   Syarat pembayaran dari penjualan kredit
Biasanya dinyatakan dalam term 2/10 n/30, artinya pembayaran dinyatakan dalam waktu 10 hari sesudah penyerahan  barang si pembeli mendapatkan potongan 2% hari sesudah penyerahan barang.                                                                                                        
- Kebiasaan para  langganan  dalam  pembayaran. menurut pengalaman banyak yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan untuk mendapatkan cash discount, maka    persediaan bersih piutang di atas waktu untuk     mendapatkan cash discount.
-  Sifat dan kesediaan  para pelanggan dalam membayar hutangnya, sebab sering terjadi langganan yang mampu, tetapi segan memenuhi kewajibannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar