Untuk menjaga likuiditas perusahaan
perlu membuat perkiraan atau estimasi mengenai aliran kas di dalam suatu instansi
pemerintah. Dalam hal ini instansi tersebut perlu menyusun anggaran kas.
Untuk lebih jelasnya oleh Bambang Riyanto, (2004 : 19) menyatakan bahwa
kas adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat
likuiditasnya.
Kalau Syafaruddin, Pembelanjaan Persahaan (1998 : 27) memberikan batas
tertentu tentang penggunaan dana yaitu pengertian anggaran kas atau cash
forecast (ramalan kas), adalah kebutuhan kas dalam jangka pendek yang merupakan
bagian dari financial planning perusahaan.
Periode anggaran kas umumnya disusun untuk jangka waktu satu tahun yang
dibagi dalam interval tertentu seperti bulanan, kuartalan dan enam bulan, untuk
menyusun anggaran kas yaitu dalam mingguan atau bulanan. Sedangkan perusahaan
yang mempunyai pola cash flow relatif dapat menyusun anggaran kas dalam
kuartalan atau tahunan. Namun demikian jarang sekali anggaran kas disusun untuk
lebih dari waktu satu tahun. Walaupun dengan interval bulanan.
Karena sukar untuk menjamin validitasi
ramalan baik ramalan penerimaan kas namun ramalan pengeluaran kas. Apabila jika dihadapkan dengan situasi
ekonomi yang kurang stabil. Pada tingkat inflasi yang tinggi misalnya, anggaran
kas lebih baik disusun dalam interval yang lebih pendek yaitu dalam
bulanan.
Masukan kunci dari anggaran kas adalah ramalan penjualan atas sales
forecash yang diberikan oleh bagian penjualan. berdasaekan ramalan tersebut,
manajer financial dapat mengestimasikan cash flow bulanan yang dihasilkan dari
produksi penerimaan baik penerimaan dari penjualan tunai maupun dari penjualan
kredit dan pengeluaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar