Sebelum membahas mengenai Value for
Money, terlebih dahulu akan dibahas mengenai kinerja. Kinerja adalah gambaran
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,
dan visi organisasi (Indra Bastian, 2006: 274). Menurut Moh Mahsun (2006)
kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan
visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu
atau kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin
dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Dari beberapa definisi tersebut
dapat ditarik kesimpulan, kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
atau organisasi dihubungkan dengan visi yang diemban oleh suatu organisasi.
Menurut Robertson (2002) dalam Moh.
Mahsun (2006), pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumber daya dalam
menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang
dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan
terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan
efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa pengukuran
kinerja merupakan suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan
menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan
strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
a. Definisi
Value for Money
Value for
Money menurut Mardiasmo (2009: 4) merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor
publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas. Secara skematis, Value for Money dapat digambarkan sebagai
berikut:
Value for
Money merupakan suatu konsep pengukuran kinerja sektor publik yang memiliki
tiga elemen utama: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dalam memanfaatkan
sumber daya yang tersedia, di mana pengertian dari masing-masing elemen
tersebut adalah:
1) Ekonomi
Ekonomi adalah pemerolehan sumber daya
(input) tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input
dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan
sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources dengan
menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif (Mardiasmo, 2009: 4).
Indikator ekonomi merupakan indikator tentang input. Pertanyaan yang diajukan
adalah “apakah organisasi telah mengeluarkan biaya secara ekonomis?” (Indra
Bastian, 2006: 78).
2) Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan antara input
dan output di mana barang dan jasa yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk
mencapai output tertentu (Indra Bastian, 2006: 280). Efisiensi merupakan
perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target
yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2009: 4).
3) Efektivitas
Efektivitas adalah hubungan antara
output dan outcome (tujuan), di mana
efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan
prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Indra Bastian, 2006:
280). Jika suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi
tersebut dikatakan telah berjalan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah
suatu program telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
(Mardiasmo, 2009: 134).
Dari
uraian ketiga elemen tersebut, dapat disimpulkan bahwa: (1) ekonomi terkait
dengan nilai input dan input, (2) efisiensi terkait dengan input dan output,
dan (3) efektivitas terkait dengan output dan outcome.
b. Indikator
Value for Money
Tuntutan
masyarakat dalam Value for Money adalah ekonomis (hemat) dalam pengadaan dan
alokasi sumber daya, efisien dalam arti bahwa penggunaan/pengorbanannya
diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam
arti pencapaian tujuan dan sasaran. Peranan indikator kinerja pada Value for
Money adalah untuk menyediakan informasi sebagai pertimbangan untuk pembuatan
keputusan (Mardiasmo, 2009: 130). Mardiasmo (2009) juga membagi indikator Value
for Money menjadi dua, yaitu:
1) Indikator
alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi)
Ekonomis artinya pembelian barang dan
jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending less).
Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang
serendah-rendahnya (spending well).
2) Indikator
kualitas pelayanan (efektivitas)
Efektivitas artinya kontribusi output
terhadap Outcome (pencapaian tujuan) dan sasaran yang ditetapkan (spending
wisely).
c. Manfaat
Implementasi Value for Money
Penerapan
konsep Value for Money dalam pengukuran kinerja pada organisasi sektor publik
tentunya memberikan manfaat bagi organisasi itu sendiri maupun masyarakat.
Manfaat yang dikehendaki dalam pelaksanaan Value for Money pada organisasi
sektor publik yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber
daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya, dan efektif
(berhasil guna) dalam mencapai tujuan dan sasaran (Mardiasmo 2009: 130).
Manfaat lain dari
implementasi konsep Value for Money antara lain:
1)
Meningkatkan
efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat
sasaran.
2)
Meningkatkan
mutu pelayanan publik.
3)
Menurunkan
biaya pelayanan publik.
4)
Alokasi
belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.
5)
Meningkatkan
kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan
akuntabilitas publik (Mardiasmo 2009: 7).
Dari
berbagai manfaat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan
Value for Money dalam pengukuran kinerja organisasi sektor publik sangat
membantu suatu instansi pemerintah agar dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan tepat dan sesuai sasaran sehingga terciptanya mutu pelayanan
yang baik dengan penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
d. Langkah-langkah
pengukuran Value for Money
1) Pengukuran
Ekonomi
Pengukuran ekonomi hanya
mempertimbangkan masukan yang digunakan. Ekonomi merupakan ukuran relatif.
Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pengukuran ekonomi adalah:
a)
Apakah
biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi?
b)
Apakah
biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang
dapat diperbandingkan?
c)
Apakah
organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya secara optimal?
(Mardiasmo 2009: 133)
Mardiasmo
(2009: 4) menyebutkan bahwa ekonomi merupakan perbandingan antara input dengan
input value. Input dalam hal ini adalah target anggaran, sedangkan input value
adalah realisasi anggaran. Indra Bastian (2006: 280) mencontohkan biaya
pembangunan rumah sakit dapat dikatakan ekonomis jika biaya yang digunakan
dalam pembangunan lebih rendah dari yang sesungguhnya. Jadi dapat disimpulkan
bahwa suatu kinerja dikatakan ekonomis apabila realisasi anggaran lebih kecil
daripada target anggaran dan dapat mencapai output sesuai dengan yang
ditetapkan. Dari penjelasan tersebut, secara matematis pengukuran ekonomi dapat
dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
2) Pengukuran
Efisiensi
Efisiensi dapat diukur dengan rasio
antara output dengan input. Semakin besar rasio tersebut maka semakin efisien
suatu organisasi (Indra Bastian 2006: 280). Mardiasmo (2009: 133) merumuskan
efisiensi sebagai berikut:
Keterangan:
Output : keluaran yang dicapai dari suatu kegiatan/program
Input :
segala sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau
program
Pengukuran
efisiensi tidak bersifat absolut tetapi bersifat relatif. Karena efisiensi
diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi
dapat dilakukan dengan:
a)
Meningkatkan
output pada tingkat input yang sama.
b)
Meningkatkan
output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.
c)
Menurunkan
input pada tingkatan output yang sama.
d)
Menurunkan
input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output (Mardiasmo
2009: 134).
3) Pengukuran
Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Efektivitas tidak menyatakan
tentang seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Suatu organisasi sektor publik dapat dikatakan efektif apabila organisasi
tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Mardiasmo, 2009: 134).
Jadi secara matematis, efektivitas
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Semakin tinggi nilai rasio
efektivitas, maka suatu kegiatan/program dikatakan lebih efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar