Powered By Blogger

Jumat, 08 Februari 2013

Pengertian dan Jenis-Jenis Pengendalian


Dalam dunia usaha diperlukan suatu alat untuk mengatur jalannya perusahaan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun alat tersebut yaitu dengan adanya suatu kendali yang dapat mengatur dan mengawasi aktivitas perusahaan.
Pengendalian merupakan proses yang sangat penting melalui manajer yang menjamin bahwa aktivitas sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan. Untuk lebih memperjelas uraian di atas dalam kaitannya dengan pengendalian dikemukakan pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut A.F. Stoner (2000 : 78), Mengemukakan bahwa pengendalian merupakan suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan. Perencanaan sistem umpan balik informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar lebih dahulu ditetapkan. Ini untuk menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menangani bahwa semua sumber daya perusahaan tengah digunakan sedapat mungkin dengan cara yang lebih efektif guna tercapainya sasaran perusahaan.
Selanjunya Earl P. Strain dan Robert D. Smith (2001 : 25), Mengemukakan bahwa pengendalian adalah sejumlah orang/pandangan yang bertentangan mengenai cara yang paling baik untuk mengelola sebuah organisasi.
Walaupun demikian para teoritis dan juga para eksekutif praktisi sepakat bahwa manajemen yang baik adalah memutuskan pengendalian yang baik dan efektif. Sebuah kombinasi yang terdiri dari sasaran terencana dengan baik, organisasi yang kuat, pengarahan yang cukup dan motivasi yang tinggi pun kecil kemungkinan akan berhasil kecuali didukung sistem pengendalian yang memadai.
Sofyan Assauri (1999 : 32), Mengemukakan bahwa pengendalian atau pengawasan merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengendalian atas kegiatan yang telah dan sedang dilakukan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari pengendalian adalah menciptakan suatu mekanisme operasional dan tata kerja yang baik dalam suatu organisasi sehingga dapat menekan dan menghindari kesalahan-kesalahan dan penyelewengan-penyelewengan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dengan pengendalian diharapkan dapat mendorong para karyawan agar lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam suatu organisasi.
Menurut Madenan Sosronidjoyo (1999 : 19), Menyatakan bahwa jenis-jenis pengendalian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    Pengendalian intern (internal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh organisasi sendiri terhadap semua kegiatannya dengan mempergunakan suatu unit dalam organisasi itu sebagai alat pembantu pimpinan.
2.    Pengendalian ekstern (eksternal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh instansi yang tidak termasuk dalam yurisdiksi administrasi organisasi secara ekonomis dapat dilakukan, maka prosedur-prosedur dalam pengawasan itu dapat terlaksana dengan baik jika setiap pelaksanaan pengendalian itu dapat terlaksana dengan baik jika setiap pelaksanaan pengendalian selalu didahului dengan penetapan suatu keadaan atau kondisi yang diinginkan.
Salah satu eksternal control yang sering diterapkan adalah sebagai berikut :
1.    Pengendalian administrasi adalah suatu pengawasan yang berjalan dengan sendiri di mana diantara semua prosedur pelaksanaan administrasi dalam operasi perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2.    Pengendalian keuangan adalah merupakan suatu pengawasan yang tidak kalah pentingnya karena menyangkut masalah keuangan, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang sangat khusus dan pimpinan mulai dan penerapan pengendalian sampai pada pelaksanaan administrasinya dan penggunaan serta penetapan tugas-tugas dan tanggung jawab secara tepat kepada para pegawainya.
3.    Pengendalian preventative, yaitu pengendalian seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna mencegah kemungkinan adanya penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi.
4.    Pengendalian represive, yaitu suatu pengendalian yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan penyelewengan-penyelewengan atau kesalahan-kesalahan atau pekerjaan yang telah selesai dilakukan.
Sebagai contoh financial internal control yaitu pemisahan wewenang dan tanggung jawab pada pegawai yang melakukan atau mencatat transaksi kas dan mengeluarkan uang tunai. Dalam sistem pengendalian ini tidak diperbolehkan seorang pegawai merangkap beberapa pekerjaan, harus dipisahkan dalam pelaksanaannya. Sehingga demikian terciptalah suatu kegiatan yang sistematis pelaksanaannya dan faktor-faktor yang harus ada pada internal control itu dapat berfungsi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar