Pengertian biaya idak dapat dipisahkan
dengan pengertian kos dan asset dan juga rugi. Embahasan tersebut hanya
menyebutkan bahwa bila kos tidak memenuhi definisi asset(dapat ditangguhkan
pembebanannya terhadap pendapatannya). APB selanjutnya bahwa seperti
pendapatan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba
yang mengakibatkan perubahan ekuitas., dilain pihak, timbulnya kewajiban untuk
pembelian asset bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada
saat pembelian tersebut.
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul
harus terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan asset atau meimbulkan
aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Asset dalam hal ini harus diartikan
sebagai sumber semua asset perusahaan sebagai satu kesatuan. Dengan demikian,
konsumsi atau pemakaian asset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa
manfaat ekonomik asset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang
telah diserahkan dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai
lagi manfaat tersebut.
Tidak semua penurunan atau konsumsi asset
membentuk biaya. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan
penciptaan pendapatran yang direpresentasi dalam kegiatan memproduksi/mengirim
barang atau menyerahkan/melaksanakan jasa. Semua badan autoritatif mendefinisi
biaya tidak hanya dari sudut penurunan asset tetapi juga dari kenaikan
kewajiban. Alasanya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencapai pula
pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun. Gagasan Kam justru relevan
untuk mendukung pendefinisian biaya sebagai kenaikan kewajiban. Bila barang dan
jasa telah dimanfatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya
sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas
penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain. Definisi APB dan IAI
secara explisitr menyebutkan bahwa penurunan asset akhirnya akan mengubah
ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendefinisin ini sebenarnya menegaskan bahwa
akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara konseptual
adalah utang perusahaan kepada pemilik. Walaupun demikian penurunan kuitas
lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan asset
mengakibatkan penurunan ekuitas. Pendefinisian biaya oleh FASB sebagai aliran
keluar asset atau pemanfaatan asset tidak secara tegas membatasi apakah aliran
atau pemanfaatan tersebut bersifat fisis atau moneter. Secara semantic biaya
seharusnya didefinisi sebgai perubahan atau penurunan nilai sehingga timbulnya
biaya harus merupakan kejadian moneter. Oleh karena itu definisi APB, IAI dan
sumber lainnya memasukkan pengukuran secara moneter penurunan tersebut.
Definisi Kam dilandasi oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter
yaitu perubahan nilai asset, kewajiban, atau ekuitas. Niali ini diukur dengan
kos barang dan jasa yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui
penyerahan asset, penimbulan kewajiban, dan peningkatan ekuitas. Keunggulan
defini kam disbanding FASB adalah emasukkan periode sekarang sebagai wadah atau
takaran untuk menghubungkan pendapatan dengan biaya. Untuk dapat disebut
sebagai biaya, pemanfaatan barang dan jasa harus dikaitkan dengan periode
khususnya periode untuk menakar pendapatan. Dengan demikian konsep penandingan
secara jelas terkandung dalam definisi biaya oleh Kam. Defnisi FASB sama sekali
tidak menunjukkan secara explicit asosiasi antara pendapatan dan biaya. FASB
memfokuskan pengertian biaya hanya untuk penurunan asset yang berkaitan dengan
operasi utama atau sentral. Namun tidak berarti bahwa penurunan asset yang
tidak berkaitan dengan operasi utama lalu diklasifikasi menjadi non operasi.
Sebagai lawan makna untung, kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi
adalah:
a. Penurunan
akuitas
b. Transaksi
peripheral atau incidental
c. Selain
apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.
Rugi perlu didefinisi sebagai elemn dan
dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat terjadinya sebagaimana disebut
dalam karakteristik. Untuk disebut rugi, kejadian yang menimbulkan harus
peripheral atau insedential atau diluar kendali manajemen.
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah
a. Peripheral
dan incidental
b. Transfer
nontimbal-balik
c. Penahanan
asset
d. Factor
lingkungan
Kos yang telah dikorbankan tetapi tidak
ada imbalan barang atau jasa yang diterima tidak dapat dianggap sebagai rugi
begitu saja. Mungkin dari kondisi lingkungan tertentu kos tersebut dapat
dianggap rugi, tetapi tidaklah demikian kalau dipandang dari sudut kondisi
perusahan dalam lingkungan ekonomi dan social yang lain tempat perusahaan
beroperasi. Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkut masalah criteria pengakuan pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi
agar penurunan nilai asset yang memenuhi deinisi biaya atau rugi dapat diakui
dan masalah saat pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa criteria pengakuan telah dipenuhi. Biaya atau rugi bila telah menjadi
nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik masa dating suatu asset yang telah
diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa kewajiban timbul atau
bertambah tanpa adanya manfaat. Kaidah pengakuan diatas sebenarnya dilandasi
oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan biaya
pervasive atau luas.
Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi
sebab dan akibat
b. Alokasi
sistematik dan rasional
c. Pengakuan
segera
Beberapa sumber mendefinisikan biaya dalam
kaitanya dengan pengertian kos karena memang biaya tidak dapat dipisahkan
dengan kos. Perlu ditegaskan kembali bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya
direpresentasi dengan kos sehingga secara teknis dan praktis biaya sering
disebut kos saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar