Dalam strategi, tujuan-tujuan perusahaan
ditetapkan secara garis besar, sedangkan di dalam kebijaksanaan disusun secara
terperinci apa-apa yang harus dilaksanakan, agar apa yang disusun secara
terperinci di dalam strategi dapat terlaksana, termasuk rencana atau program
yang akan datang.
Strategi yang telah disusun tidak akan
berubah lagi kecuali terjadinya perubahan pokok dalam dunia usaha di mana
perusahaan beroperasi. Kebijaksanaan dapat dirubah tanpa adanya perubahan
strategi, tetapi perubahan ini diadakan untuk mengimbangi beberapa perubahan
yang terjadi pada pasar, teknologi industri, ekonomi, persaingan dan
sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa strategi adalah pernyataan
dari tujuan, sedangkan kebijaksanaan adalah untuk mengusahakan agar tujuan dapat
menjadi kenyataan.
Menurut
Kotler Philip dalam bukunya
Manajemen Pemasaran (1991:132), dalam menyusun kebijaksanaan dan
strategi pemasaran yang
perlu diperhatikan adalah:
1.
Kebijaksanaan Produksi
Kebijaksanaan produksi ini meliputi kebijaksanaan
yang berhubungan dengan:
a.
Luasnya Pasar
Setiap
perusahaan hendaknya meramalkan luasnya pemasaran dari barang yang akan
diproduksikan. Luas pemasaran ini harus selalu dihubungkan dengan kemampuan
modal yang selalu dihubungkan dengan kemampuan modal yang dapat disediakan
serta fasilitas-fasilitas lain dari perusahaan tersebut.
b.
Tingkat Persaingan
Setiap perusahaan harus pula mengetahui,
luas, sifat, dan efektifitas persaingan yang harus diatasinya. Demikian halnya
pemasaran, sebagai contoh; beberapa perusahaan yang muncul dalam bidang usaha
yang sama seperti penjualan telur, di mana penjualan telur tersebut mempunyai
saingan produksi perusahaan, dan sebaliknya produksi telur mempunyai saingan
pada perusahaan lain serta faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persaingan
di dalam merebut konsumen.
c.
Kemampuan Tehnis
Khusus kemampuan pembuatan barang yang akan
diproduksikan harus betul-betul diperhatikan. Hal ini sangat penting sebab tipe
dan kualitas barang yang akan dihasilkan/diproduksi adalah sangat besar
pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan.
2. Kebijaksanaan Penjualan
Tugas utama dari pemasaran
adalah penjualan, ini berhubungan dengan kebijaksanaan dan metode-metode yang
digunakan untuk melaksanakan penjualan dengan baik, apakah dilaksanakan oleh produsen
ataukah oleh pengecer. Dengan kata lain tujuan utama dari tugas marketing
adalah memberikan kepada konsumen barang-barang yang mereka inginkan dalam
jumlah yang tepat dan harga yang pantas. Dan hanya mungkin dilaksanakan dengan
baik, jika ada suatu kebijaksanaan penjualan yang tepat.
Berikut
ini dikemukakan beberapa metode yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penjualan
untuk menciptakan permintaan dan pembeli, diantaranya ialah:
a. Personal Selling
Personal selling meliputi penjualan langsung
dari penjual kepada pembeli, ini adalah metode tertua yang digunakan dalam
penjualan. Bentuk personal selling ini. juga bermacam-macam diantaranya:
- Across
the centre selling, yaitu penjualan yang digunakan oleh toko-toko
pengecer.
- House to
house selling, yaitu penjualan dengan menjajahkan dari rumah ke rumah.
- Penjual-penjual
yang digunakan oleh whole seller untuk mendatangi retailer.
- Penjual-penjual
yang digunakan oleh manufacturer
untuk mengunjungi whole seller dan retailer.
- Engineering
triend salesman, yaitu penjual-penjual yang digunakan untuk menjual
barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis, misalnya untuk
penjualan barang-barang tertentu, yang mempunyai keahlian teknis misalnya
untuk penjualan barang-barang instalasi, mesin-mesin dan lain-lain.
b. Telephone selling
Kegiatan marketing kini telah semakin
berkembang sehingga marketing dalam usaha kebijaksanaan untuk meningkatkan
penjualan telah banyak menggunakan cara-cara penjualan dengan menggunakan jasa
telepon. Cara-cara penjualan ini dilakukan secara tepat bilamana ada suatu
perencanaan dan pelaksanaan yang tepat pula.
c. Advertising
Penjualan dengan advertising telah berkembang
dan telah diakui sebagai alat pemasaran yang dapat memberikan gambaran atau
bantuan yang berharga kepada para pembeli. Disamping itu juga adversity
melaksanakan fungsi sebagai alat pemasaran, yaitu:
-
Membantu memperkenalkan new product dalam pemasaran.
-
Membantu dalam usaha memperluas proses barang-barang untuk
produksi.
-
Membantu memilih atau mendapatkan saluran-saluran distribusi yang
diinginkan.
-
Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembeli potensial dalam meningkatkan
penjualan.
3. Kebijaksanaan Distribusi
Bidang kegiatan yang
dipelajari dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran adalah distribusi hasil
produksi. hal ini meliputi kegiatan untuk memilih secara tepat saluran
distribusi yang digunakan dalam rangka usaha menyalur hasil produksi ke
konsumen secara efisien. masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu
masalah yang sangat penting, sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat
memperlambat dan bahkan memacetkan usaha penyaluran produksi ke konsumen.
Dengan kata lain meskipun hasil produksi kite sudah sesuai dengan selera
konsumen, kalau ternyata saluran distribusi yang digunakan tidak mempunyai
kemampuan, tidak mempunyai kegiatan, tidak mempunyai inisiatif dan kreatif,
serta kurang mempunyai tanggung jawab, maka usaha untuk menyalurkan inipun
mengalami kelambatan dan mungkin kemacetan.
Sebaliknya meskipun semua
ini telah dipenuhi, tetapi jalur yang di tempuh saluran distribusi tersebut
kurang cocok, maka keadaan inipun dapat merugikan. Misalnya suatu perusahaan
telah menetapkan saluran distribusi yang menimbulkan tingkat mata rantai yang
terlalu panjang pada hal tingkat keuntungan usaha sangat tipis, maka harga
penjualan sampai kepada konsumen akan sangat tinggi, sehingga mengalami
kemacetan dalam penjualan. Dalam hal ini biaya distribusi mendapat perhatian
yang lebih banyak, bilamana perusahaan menginginkan adanya kebijaksanaan
pemasaran yang terintegrasi dan efektif.
Berikut ini dikemukakan
beberapa pedoman yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
saluran distribusi yang tepat dan sudah tairang tentu pedoman ini tidak dapat
kami kemukakan secara lengkap, tapi bagaimanapun pedoman ini akan banyak
membantu dalam mempertimbangkannya. Pedoman-pedoman tersebut, adalah sebagai
berikut:
a.
Sifat Barang
Sifat barang sebenarnya dapat dipakai sebagai
dasar pertimbangan untuk menetapkan saluran distribusi yang dapat ditempuh.
Sifat barang ini dapat berubah cepat tidaknya barang tersebut mengalami
kerusakan, seperti sayur-mayur, susu segar cenderung untuk menggunakan mata
rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung.
b.
Sifat Penyebarannya
Dalam pemasaran ada barang-barang tertentu
yang perlu mengadakan penyebaran seluas-luasnya dan biasanya barang-barang
tersebut adalah barang kebutuhan umum dan harga perunitnya rendah, serta
pembelian setiap konsumen relatif kecil. Misalnya; rokok kretek dan sebagainya.
Untuk barang-barang seperti itu digunakan saluran distribusi panjang.
c.
Menggunakan saluran distribusi yang terlalu panjang akan
menimbulkan biaya yang lebih besar, sehingga mendorong harga jual lebih tinggi,
selanjutnya akan menghambat kelancaran penjualan. Dengan demikian mata rantai
yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang semakin besar. Meskipun
demikian kebijaksanaan ini terlalu mutlak. Misalnya suatu perusahaan mempunyai
omzet penjualan kecil, baik dalam unit maupun dalam rupiah, sedang
penyebarannya adalah sangat luas karena merupakan kebutuhan umum.
d.
Modal
Dalam menetapkan saluran distribusi baik
panjang maupun pendek atau langsung, akan menimbulkan konsekwensi penyediaan
modal. Sifat barang industri harus kita dorong, artinya kita mendorong barang
tersebut sehingga dapat diterima oleh konsumen atau lembaga distribusi, ialah
dengan jalan menjual kepada pengecer secara konsinyasi atau piutang dalam
jangka waktu tertentu.
e.
Tingkat Keuntungan
Karena persaingan semakin tajam, maka dapat
mendorong harga penjualan menjadi lebih rendah sehingga dapat mengurangi
tingkat keuntungan dari perusahaan. Berdasarkan keadaan tersebut maka makin
tipis keuntungan suatu perusahaan, maka lebih cenderung menggunakan saluran
distribusi yang lebih pendek atau langsung.
4. Kebijaksanaan Harga
Kebijaksanaan harga merupakan bagian penting
dalam kebijaksanaan pemasaran. Pokok penting dalam menyusun kebijaksanaan harga, yaitu :
a. Perlu adanya pertimbangan
terhadap tingkat laba yang harus diperoleh perusahaan. Tingkat laba ini
ditetapkan, baik oleh permintaan barang di pasar maupun biaya produksi barang
yang bersangkutan.
b. Bila harga tinggi, maka
harga dibatasi oleh permintaan. Konsumen tidak bersedia membayar tingkat harga
tertentu, kecuali barang yang bersangkutan mempunyai kelebihan-kelebihan khusus
yang menarik, maka kurang dapat dibenarkan untuk menawarkan harga pada tingkat
tersebut,
c. Bila harga rendah, secara
teoritis harga dibatasi oleh biaya produk barang. Secara lebih tepat,
perhitungan harga pokok barang akan membantu pengusaha untuk memutuskan apakah
mereka dapat bersaing pada harga pokok yang sedang berlaku. Mungkin juga
pengusaha dapat memutuskan bila mana harga pokok mereka lebih tinggi dari harga
yang berlaku, dapatlah mereka mendemonstrasikan keunggulan barangnya daripada
barang-barang saingan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka setiap
perusahaan hendaknya dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti yang
dapat memberikan keuntungan yang paling baik.
5. Kebijaksanaan Advertising dan Sales Promotion
Dengan kebijaksanaan
advertising dan sales promotion, perusahaan mengharapkan penjualan akan dapat
dinaikan, dan bagi perusahaan yang sudah berjalan baik, dengan kegiatan ini
diharapkan agar omzet penjualan yang telah pernah dicapai dapat dipertahankan
bahkan dapat ditingkatkan. Agar kegiatan advertising dan sales promotion dapat
mencapai sasaran dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya, maka sebelum
mengadakan advertising dan sales promotion perusahaan hendaknya mengadakan
perencanaan dengan baik dan dengan mempertimbangkan segala faktor yang
mempunyai kaitan dengan kegiatan ini, sehingga advertising dan sales promotion
yang dilaksanakan betul-betul sukses.
Dalam melaksanakan
advertising dan sales promotion, diperlukan faktor-faktor yang merupakan
persyaratan, diantaranya:
a.
Perusahaan harus berusaha agar konsumen dalam membeli barang,
memilih barang dengan merek/cap tertentu, dan untuk itu perlu ditimbulkan
loyalitas, kepercayaan, kemantapan, kebanggaan terhadap merek atau cap
tersebut.
b.
Persyaratan kwalitas
Dalam melaksanakan advertising dan sales
promotion, perusahaan mengharapkan agar omzet penjualan dapat dinaikan dengan
jalan menarik konsumen-konsumen baru. Oleh karena itu persyaratan dalam
melaksanakan advertising dan sales promotion adalah kwalitas dari barang yang
dipromosikan tersebut jangan sampai mengecewakan konsumen.
c.
Persyaratan harga
Dalam
melaksanakan advertising dan sales promotion, harga harus diperhatikan, sebab
apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi misalnya, sehingga tidak sesuai
dengan kwalitas barang yang dijual, maka akan dapat pula mengecewakan
pembeli/konsumen. Untuk meyakini bahwa harga yang sudah ditetapkan tepat, maka
perusahaan dapat mencobanya dahulu sebelum melaksanakan advertising dan sales
promotion.
d.
Persyaratan modal
Hal ini berarti belum melaksanakan advertising
dan sales promotion perusahaan harus mempertimbangkan modal yang dapat
disediakan, sebab kadang-kadang modal untuk sales promotion tidak kecil.
Sebetulnya pertimbangan tentang modal, tidak hanya modal untuk melaksanakan advertising
dan sales promotion, tetapi juga modal kerja untuk memproduksi barang tersebut.
Misalnya dengan adanya kegiatan advertising dan sales promotion, omzet
penjualan dapat ditingkatkan akan tetapi perusahaan tidak mampu menaikan
kapasitas produksi sesuai dengan pertambahan permintaan, karena perusahaan
kekurangan akan modal tenaga kerja.
6. Kebijaksanaan Distribusi Fisik
Dimaksudkan adalah sarana
yang memindahkan barang secara fisik dari suatu tempat ke tempat lain dan
menambahkan nilai suatu barang dengan jalan memindahkan, maka dapat menyebabkan
place utility. Kegiatan distribusi fisik merupakan suatu aktifitas yang dapat
mempengaruhi kelancaran arus barang dari produsen ke konsumen, sehingga masalah
pengangkutan ini tidak boleh diabaikan. Suatu perusahaan harus memilih beberapa
alternatif diantara sarana pengangkutan yang ada dalam masyarakat yang menurut
pertimbangan dapat menimbulkan tingkat efisiensi yang paling tinggi bagi
perusahaan, meskipun demikian belum mendapatkan pedoman yang dapat dipakai dalam memilih sarana pengangkutan yang sangat
tepat. Untuk itu perlu adanya pedoman-pedoman tertentu yang dapat dipakai
sebagai pertimbangan-pertimbangan, yaitu:
a. Biaya
Antara sarana pengangkutan yang satu dengan
yang lain dapat menimbulkan perbedaan biaya atau tarif. Misalnya tarif angkutan
dengan menggunakan kapal terbang adalah yang termahal sedangkan angkutan darat
yang terendah. Oleh karena itu harus dilihat dari sudut mana dalam pengangkutan
yang harus diutamakan. Mungkin suatu barang yang diutamakan adalah kecepatan
dalam pengangkutan, sedangkan barang yang lain mungkin biaya yang harus
diutamakan.
b. Kecepatan
Suatu perusahaan yang mengutamakan kecepatan
dalam penyampaian barangnya, tidaklah berarti bahwa perusahaan harus memilih
sarana pengangkutan yang paling cepat dalam masyarakat, sebab pengangkutan yang
lebih cepat mempunyai kecendrungan biaya yang lebih besar. Namun untuk lebih
mempercepat sampainya barang, maka akan lebih baik jika perusahaan berusaha
mengadakan sarana pengangkutan sendiri.
c. Keamanan
Perusahaan
yang mengutamakan keamanan dari pada kecepatan biasanya perusahaan yang volume
usaha/ barangnya kecil dan timbangannya ringan serta harga dan nilainya tinggi.
Untuk mengangkut barang-barang semacam ini faktor keamanan betul-betul
diperhatikan, sebab kehilangan atau kerusakan dalam jumlah yang kecil dapat
menimbulkan kerugian yang cukup besar. Sebenarnya suatu sarana pengangkutan
yang paling baik adalah yang cepat, murah dan aman.
7. Anggaran Penjualan
Pembuatan anggaran belanja
merupakan cara terbaik untuk merencanakan, mengawasi dan mengkoordinasi
aktifitas-aktifitas dari berbagai bagian pada suatu perusahaan. Bagian produksi
harus dikoordinasi dengan bagian penjualan. Untuk melakukan pekerjaan ini
diperlukan suatu mekanisme, karena adanya anggaran belanja dapat merupakan
suatu alat koordinasi yang sangat baik. Dengan adanya anggaran belanja bagian
penjualan, bagian produksi dapat merencanakan outputnya dengan lebih teliti.
Tetapi tanpa bagian penjualan memberitahukan manajer bagian produksi mengenai
keperluan yang diperkirakan maka bagian produksi tidak mempunyai gambaran
mengenai berupa banyak barang yang harus di produksi.
Pembuatan anggaran belanja
juga memungkinkan bagian keuangan merencanakan beban-beban keuangan di masa
mendatang. Tanpa adanya ramalan mengenai berapa penjualan barang dan berapa
biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bahan-bahan, biaya-biaya tenaga
kerja, dan berapa biaya pemasaran, maka bagian keuangan tidak mungkin
mengetahui berapa banyak uang yang diperlukan selama periode-periode peredaran
konversi. Anggaran belanja bagian penjualan memungkinkan pengawasan
mempertimbangkan berapa banyak uang yang diperlukan perusahaan untuk membiayai
account receivable, inventarisasi dan berbagai biaya eksploitasi.
Dari sekian poin
kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang telah dikemukakan di atas, yang
merupakan kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang sangat penting bagi
pengembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dan dari ke tujuh poin tersebut
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, karena merupakan satu kesatuan
di dalam suatu organisasi perusahaan.
Jika suatu perusahaan
memperhatikan dan menyimak serta menjalankan isi dari kebijaksanaan dan
strategi pemasaran tersebut, maka tujuan yang akan dicapai perusahaan akan
dipenuhi.
Selanjutnya banyak
perusahaan yang mempunyai jenis produksi yang sama tidak dapat bertahan lama,
karena perusahaan tersebut tidak dapat bersaing dan mempunyai strategi
pemasaran yang kurang efektif serta kebijaksanaan yang diambil kurang
memungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar