Pengalaman
mempunyai hubungan yang erat dengan keahlian auditor, pencapaian keahlian
seorang auditor selain berasal dari pendidikan formalnya juga diperluas lagi
dengan pengalaman-pengalaman dalam praktik audit. Buku-buku psikologi tentang
keahlian menarik dua kesimpulan umum, Asthon (1991) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa (1) pemilikan pengetahuan khusus adalah penentu keahlian,
(2) pengetahuan seseorang ahli diperoleh melalui pengalaman kerja selama
bertahun-tahun. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa dalam rangka pencapaian
keahlian seorang auditor harus mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang
audit, pengetahuan ini biasa didapat dari pendidikan formalnya yang diperluas
dan ditambah antara lain melalui pelatihan auditor dan pengalamanpengalaman
dalam praktek audit.
Seseorang
yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan
memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak mempunyai
pengetahuan cukup dalam mejalankan tugasnya. Kenyataan menunjukkan semakin lama
seseorang bekerja maka, semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh pekerja
tersebut. Sebaliknya, semakin singkat masa kerja berarti semakin sedikit
pengalaman yang diperolehnya. Pengalaman bekerja memberikan keahlian dan
ketrampilan kerja yang cukup namun sebaliknya, keterbatasan pengalaman kerja
mengakibatkan tingkat ketrampilan dan keahlian yang dimiliki semakin rendah.
Sebagaimana
yang disebutkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) bahwa
persyaratan yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki
pendidikan dan pengalaman yang memadai yang biasanya diperoleh dari praktik-praktik
dalam bidang auditing sebagai auditor independen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar