Pengertian
Standardisasi
Pada dasarnya setiap perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan organisasionalnya perlu mengadakan persediaan untukdapat
menjamin kelangsungan hidup usahanya. Di dalam mengadakan persediaan maka
dibutuhkan sejumlah dana yang akan digunakan untuk membiayai persediaan
tersebut. Oleh karena barang-barang yang dibutuhkan tidak selamanya
dapat diperoleh setiap saat, tetapi melalui
proses yang memerlu-kan tenggang
waktu tertentu untuk pengadaannya,maka setiap perusahaan haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah per-
sediaan yang optimum.
Adapun pengertian tentang persediaan oleh
Eichard D. Chase and Nicholas, J dalam bukunya Production and Operations
Management (1998, 313), menyatakan
sebagai berikut perusahaan mempewrsiapkan barang yang diperlukan dalam proses
produk, karena proses produk tersebut yang digunakan dalam bekerjanya suatu
perusahaan atau bahan yang diperoleh atau diperlukan untuk diolah kedalam rangkaian proses produksi dan
menjadi bagian barang jadi yang dihasilkan.
Dari pengertian tersebut di atas,
persediaan dapat diartikan sebagai barang yang diperlukan dalam proses produk, produksi dan yang digunakan dalam
bekerjanya suatu perusahaan atau bahan yang diperoleh atau diperlukan
untuk diolah kedalam rangkaian proses
produksi dan menjadi bagian barang jadi yang dihasilkan.
Dalam hubungannya dengan pegertian di
atas, dikemukakan pula bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah persediaan
dalam proses produksi harus kontinues agar tenaga kerja tidak istirahat dalam
waktu 1 hari atau lebih, sebab tetap dibayar honornya.
Kemudian oleh Biggel (2000 : 1234)
menyatakan bahwa standardisasi dalam memproduksi barang dan jasa dinayatakan
bahwa dalam mempertahankan mutu dan kualitas produk perlu dipertahankan,
sehingga langganan lama dan baru tetap tidak berali pada perusahaan lain.
Defenisi ini dapat dikatakan bahwa
persediaan dapat di- artikan sebagai suatu jenis barang yang dengan diadakan
dan disimpan digudang perusahaan untuk digunakan atau dijual dalam periode
kegiatan perusahaan.
Beberapa pengertian di atas dapat lebih
diperje- las oleh Sofjan Assauri, (2000: 115) sebagai berikut persediaan adalah
sebagai suatu aktiva yang melipu- ti
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
usaha normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
periode produksi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang
dikemukakan di atas, maka persediaan barang yang akan di proses dapat
diklasifikasikan menurut jenis barang dan posisi barang tersebut didalamnya telah
diurut-urutan pengerjaan produk, yaitu :
1. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku yaitu persediaan dari bahan baku yang disimpan dan
akan digunakan pada proses produksi untuk diolah yang setelah melalui beberapa
proses diharapkan menjadi barang jadi, dengan
barang tersebut siap bersaing
dipasaran dan perlu memperhatikan barang produk yang sama.
2. Persediaan komponen part
Persediaan
komponen part yaitu persediaan barang-barang
yang terdiri dari part yang secara langsung diasembling dengan komponen
lain tampa melalui proses produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang
merupakan bagian produk ini tidak
mengalami perubahan dalam kegiatan
proses produksi perusahaan, atau barang tersebut tetap hanya yang berubah
hal-hal tertentu saja dan mutu tetap sama.
3. Persediaan bahan pembantu
Persediaan
bahan pembantu adalah persediaan bahan yang disimpan,bahan mana diperlukan
untuk membantu bekerjanya kegiatan proses produksi.
4.. Persediaan barang dalam proses
Persediaan
barang dalam proses yaitu persediaan
yang berupa barang- barang yang dihasilkan dari tiap-tiap bagian dalam rangkaian proses produksi atau
bahan-bahan y ang telah diolah menjadi suatu bentuk tetapi memerlukan proses lebih lanjut lagi untuk kemudian
menjadi barang jadi.
5.
Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi yaitu persediaan yang
berupa barang-barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam
rangkaian proses produksi dan siap untuk dijual kepada para
langganan/konsumen.
Jadi
secara umum persediaan dapat diartikan
sebagai sejumlah harta kekayaan
yang dimiliki perusahaan yang dapat berupa sejumlah bahan baku, part yang
disediakan untuk diolah kedalam
urutan-urutan rangkaian proses produksi dan jumlah barang yang terdapat dalam
masing-masing proses yang masih memerlukan proses pengolahan lebih lanjut
pengerjaan dalam kegiatan pengerjaan
bahan tersebut atau sejumlah barang jadi yang disiapkan untuk memenuhi
permintaan langganan setiap waktu.
Maksudnya bahwa dengan adanya persediaan
maka akan menjamin kelancaran proses produksi serta kebutuhan konsumen dapat
dipenuhi tepat pada waktunya.
Disamping itu persediaan dapat juga
mengurangi tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier dan konsumen,
maksudnya bahwa pabrik dapat berproduksi terus sesuai dengan skedul yang telah
ditetapkan terlebih dahulu tanpa menunggu lagi bahan-bahan yang diperlukan dari
supplier karena adanya persediaan atau dengan kata lain produksi tidak perlu
dilakukan khusus buat komsumsi ataupun sebaliknya tidak perlu komsumsi didesak supaya sesuai dengan
kepentingan produksi.
Dari jenis-jenis barang yang dijadkan sebagai persediaan diatas, maka
secara umum fungsi produksi adalah bertanggung jawab atas pengolahan
bahan baku menjadi barang ja- di yang didalam pelaksanaannya memerlukan
serangkaian kegia- tan yang merupakan suatu sistem.
Salah satu fungsi yang penting dalam
kegiatan produksi yang erat hubungannya dengan pengadaan persediaan adalah
fungsi perencanaan produksi yang merupakan suatu standar dalam pelaksanaan
kegiatan berproduksi tersebut.
Oleh Sofjan Assauri (2000 : 24)
perencanaan produksi dimaksudkan sebagai berikut perencanaan produksi
(Production planning) adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya
mengenai orang-orang, bahan-bahan mesin-mesin, dan peralatan lain serta modal
yang diperlukan untuk memprodusir barang-barang pada suatu periode tertentu dimasa depan sesuai dengan
yang diper- lukan atau diramalkan.
Uraian tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan produksi yang sementara dijalankan adalah merupakan
hasil perencanaan pada waktu yang lampau baik mengenai besarnya modal yang
diinvestasikan maupun besarnya kapa- sitas yang digunaksn, dan terlaksananya
kegiatan proses produksi sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan hanya
dapat dicapai bila selalu tersedia sejumlah bahan baku yang akan diolah kedalam
proses tersebut sesuai dengan jumlah ke- butuhan yang direncanakan.
Sehubungan dengan itu Elwood S. Buffa,
(1998 234) menguraikan fungsi persediaan
sebagai berikut untuk memenuhi
standardsasi produksi barang harus memuliai dari persediaan barang yang
memungkinkan adanya pengendalian sebelum proses produksi dimulai.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik
pengertian bahwa persediaan merupakan faktor utama yang memungkinkan
terlaksananya proses produksi secara efisien sesuai dengan penggunaan kapasitas
yang telah ditetapkan.
Sebab tampa adanya persediaan maka
perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal sehingga
penggunaan faktor-faktor produksi tidak dapat digunakan sesuai deng- an
kapasitasnya. Dan akhirnya biaya produksi per unit produk akhir akan meningkat serta harga jual per
unit juga turut pula meningkat. Sehingga dengan sendirinya kelancaran pela- yanan kepada konsumen akan terganggu
pula.
Dengan beberapa pengertian yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa dengan menyimpan persediaan maka produsen
dapat melakukan kegiatan produksinya sesuai dengan perenca- naan produksi yang telah ditetapkan
dimana pembelian bahan dapat dilakukan berdasarkan rencana tersebut baik
mengenai kuantitas, kualitas dan skedul waktu pemesanan yang diingin- kan
sesuai dengan kebutuhan bahan bagi proses produksi mela- lui pembelian yang
dianggap paling ekonomis.
Dari uraian-uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa tiap perusahaan perlu menyimpan persediaan agar kelancaran
dalam rangkaian kegiatan perusahaan dapat dijalankan dengan efektif dan efisien. Sebab rangkaian operasi
perusahaan harus dipandang sebagai suatu
keseluruhan dan saling mempenga- ruhi dan tidak hanya pada masing-masing bagian
yang ada.
Jenis-Jenis
Standardisasi
Jadi secara terperinci dapat dikemukakan bahwa
dengan menunjukkan barang barang bahwa sudah dikatakan standardisasi dalam
menyimpan persediaan oleh Sofyan Assauri
Manajmen Produksi (1999, 91), perusahaan akan dapat memperoleh manfaat atau
keuntungan dari jenis-jenis standardisasi sebagai berikut :
1. Menjaga dan memelihara kelancaran operasi.
2. Untuk memenuhi perubahan dalam permintaan
produk.
3. Memberikan fleksibilitas dalam skheduling
produksi.
4 Memberikan suatu
perlindungan atau jaminan terhadap variasi waktu dalam saat penyerahan.
5. Mengambil manfaat dari ukuran pesanan yang
ekonomis.
Selain keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dengan adanya persediaan, maka perusahaan tidak terlepas pula dari
resiko-resiko yang timbul dengan adanya penetapan jumlah persdiaan dalam jumlah yang besar, sehingga
dapat menibulkan kerugian akibat besarnya biaya, sehingga keuntungan
perusahaan dengan sendirinya akan berkurang pula.
Sehingga Bambang Riyanto (2004 : 12)
mengemukakan bahwa kesalahan dalam penetapan besarnya inventasi dalam inventory
akan menekan keuntungan perusahaan..
Tertanam dalam persediaan akan turut
menentukan tingginya tingkat profitabilitas yang dicapai. Hal ini disebabkan
oleh karena adanya biaya-biaya yang berhubungan dengan penggudangan dan
pengurusan barang-barang akan menambah biaya operasi secara keseluruhan. Dan
makin tinggi modal yang di pergunakan untuk ini dibandingkan dengan volume
penjualan, maka akan semakin rendah perputaran modal yang akan tercapai dan
oleh karena itu akan diperoleh laba inventasi yang lebih rendah pula.
Adanya inventasi dalam persediaan yang
terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan, akan memperbesar beban bunga,
biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang, memperbesar ke mungkinan kerugian
karena kerusakan, turunnya kualitas, sehingga
dampaknya akan memperkecil
keuntungan perusahaan.
Demikian pula sebaliknya,adanya inventasi
yang terlalu kecil pada persediaan dapat pula memberikan efek yang dapat
mengurangi keuntungan,karena kekurangan bahan mentah sehingga perusahaan tidak
dapat berproduksi secara normal.
Secara keseluruhan dari uraian-uraian di
atas dapatlah disimpulkan bahwa
persediaan sebagai salah satu unsur yang menentukan dalam operasi perusahaan
secara kontinue di- adakan, diubah dan dijual kembali adalah sangat penting
artinya bagi perusahaan karena berfungsi mengkoordinasikan rangkaian kegiatan
yang berturut-turut dalam pembelian
bahan, pengolahan bahan menjadi barang dan menyampaikannya kepada para
langganan, disamping itu dapat menetapkan jumlah jumlah modal yang dibutuhkan
untuk mengadakan persediaan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar