Pengertian Biaya
Untuk
menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa, maka perlulah dihitung dan
diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan
memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu
diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah
dikorbankan pada masa yang akan datang.
Dengan
demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya
pengorbanan dalam proses produksi, sehingga bahan baku bisa menjadi barang jadi dengan tetap
mengedepankan kualitas produksi, pada dasarnya setiap proses produksi yang
merupakan komponen biaya perubahan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat
dihitung dan dapat dibandingkan dengan total
penerimaan yang mungkin dapat
diperoleh.
Berbicara
mengenai masalah biaya-biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh
karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan satu yang lainnya
dalam proses produksi. Oleh Winardi, dalam buku Kapita Selecta, (2004 : 147),
menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluar
kan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu
yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan
faktor produksi yang bersangkutan.
Demikian
halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas
kebutuhannya bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan. Ikatan Akuntansi
Indonesia ,
dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntansi (1999:
26) dikatakan bahwa
“Biaya
(cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu sejumlah pengeluaran-pengeluaran
dalam bentuk konstan atau dalam bentuk
pemindahan kekayaan untuk memperoleh sesuatu dengan proses pengeluaran modal
atau saham, jasa-jasa yang disertakan atau
kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang".
Dari definisi
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan tersebut
adalah suatu hal yang masih merupakan pengertian secara luas oleh karena semua
yang tergolong dalam unsur pengeluaran.
Menurut D.
Hartanto dalam buku Akuntansi Untuk Usahawan, (2003 : 89), cost adalah :
“Biaya-biaya
yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan
datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya
expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan
prestasi.Karena jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi
diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi”
Klasifikasi Biaya
Dalam
pengelolaan keuangan perusahaan utamanya pada proses produksi tentunya
memerlukan biaya, oleh karena akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan
informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar mereka dapat mengelola
perusahaan atau bagiannya secara efektif di dalam mencatat dan menggolongkan
biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya.
Kalfisikasi
biaya tentu ada konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai macam tujuan dan
biaya lainnya yang terkait dengan seluruh sehuingga barang itu tiba di pasar
atau di pasarkan. Oleh karena itu di dalam akuntansi biaya terdapat berbagai
macam cara penggolongan biaya sebagai berikut :
1. Penggolongan biaya-biaya atas dasar obyek pengeluaran.
2. Penggolongan
biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok
dalam perusahaan .
3. Penggolongan biaya atas hubungan biaya
dengan tujuan sesuatu yang dibiayai.
4. Penggolongan biaya atas dasar hubungan
biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
5. Penggolongan biaya atas dasar waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar