Manajemen sering
diartikan sebagai ilmu dan seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
kegiatan orang lain. Salah satu definisi yang cukup jelas dan banyak digunakan
orang adalah sebagaimana yang kemukakan oleh Mary Parker Pollet, dalam buku
Pengantar Manajemen (2002 : 29) sebagai berikut, manajemen adalah suatu proses
perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dengan upaya
anggota organisasi, untuk menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau sesuai dengan target.
Dari definisi tersebut di atas, maka
dapat dilihat adanya berbagai fungsi yang harus dilakukan oleh manajer dalam
mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Fungsi-fungsi tersebut berinteraksi
dengan yang lainnya untuk membentuk suatu proses manajemen. Adapun
fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian penempatan
personalia (staffing), pengambilan inisiatif (memimpin) dan pengendalian
(control).
Pada umumnya semua kegiaatan dalam
pengawasan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya. Demikian pula halnya dengan tujuan dijalankannya
internal control, kalau menurut R. Soemita
Adikoesumah, Azas-Azas Manajemen,
(2000 : 121), mengemukakan tujuan internal control, sebagai berikut :
1. Membantu manajemen
dalam pelaksanaan administrasi
pada perusahaan yang efektif dan efisien dalam melaksanakan prosedur
untuk menentukan kebijaksanaan kerja organisasi.
2. Memberi tahukan
dan bila perlu membetulkan cara kerjanya agar lebih efektif dan efisien.
3. Menentukan
tingkat kebenaran data akuntansi yang dibuat dan keefektifan prosedur intern.
4. Menentukan sampai
sejauhmana perlindungan, pencatatan, dan pengawasan terhadap kekayaan
organisasi yang mungkin dapat menyebabkan kecurian.
Untuk mencapai tujuan ini, maka internal
control dilakukan pada obyek-obyek yang memungkinkan tercapainya tujuan
tersebut, terhadap :
4 Jumlah hasil
kerja, yaitu banyaknya (kuantitas) daripada hasil yang telah dicapai dalam
suatu proses pelaksanaan kegiatan.
5 Mutu hasil kerja,
yaitu tinjauan dari segi kaulitas dari pada hasil yang telah dicapai.
3. Pegawai, dalam bidang ini sasarannya
adalah untuk mengetahui kesungguhan, kerajinan dan kecakapan kerjanya.
4. Uang yaitu,
dimana obyek ini sangat penting
artinya dan yang menjadi sasaran kontrol adalah apakah pemakaian uang itu sah
dan telah dilaksanakan secara efisien atau tidak.
5.
Barang pembekalan, obyek ini menyangkut pembelian penggunaan dan
pemeliharaan barang-baramnh inventaris, apakah telah dilakukan dengan baik sesuai
dengan ketentuan atau belum.
6. Ruang
kerja, apakah ruang kerja ini sudah ditata dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya atau tidak.
7. Waktu,
dari segi ini maka yang menjadi sasaran pengawasan adalah apakah waktu yang
dipergunakan dalam setiap waktu kerja itu untuk kepentingan organisasi atau
tidak.
8. Metode kerja, yang enjadi sasaran
dengan obyek ini adalah apakah metode
kerja yang diterapkan oleh pimpinan organisasi telah dilaksanakan oleh aparat
operasional dengan tepat atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar