Menurut
Bahtiar Arif, Muchlis, dan Iskandar (2002:18) Di dalam praktik penganggaran diberbagai
negara dan dunia bisnis, model penganggaran telah dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan, situasi, dan kondisi. Beberapa jenis model anggaran telah
dikembangkan seperti berikut :
1. Line
Item Budgeting
Model ini merupakan bentuk anggaran
yang lama sehingga dikenal dengan traditional
budgeting. Organisasi bisnis maupun sector public pada umumnya menggunakan
model ini dalam penyusunan anggaran Karena model ini relatif mudah dan
sederhana.
2. Incremental
Budgeting
Penganggaran dengan model ini pada
dasarnya menggunakan line item budgeting, tetapi dilakukan dengan menambahkan
atau mengurangkan nilai anggarannya dari tahun sebelumnya, serta metode ini
sangat konservatif dengan adanya perubahan yang relatif kecil atau dengan batas
tertentu berdasarkan pertimbangan yang memadai. Akan tetapi, kelemahannya
memungkinkan adanya pendapatan dan pengeluaran yang sudah tidak sesuai dengan
kenyataan.
3. Planning
Programing Budgeting Sistem
Model
PPBS dikembangkan untuk memungkinkan para pengambil keputusan (decision makers) mengambil keputusan
berdasarkan perhitungan atau pendekatan ilmiah dari model-model manajemen
keuangan yang ada, didalam model ini digunakan cost and benefit analysis. Unit penganggaran mencakup wilayah
program yang luas (ekonomi, kesehatan, pendidikan) demgan pelaksana yang
berlainan. keunggulannya komprehensif, pelaksana program dapat bersaing
sedangkan kelemahannya tidak ada prioritas yanag jelas, dan porsi anggaran yang
ideal untuk tiap unit satuan sulit diketahui.
4. Performance
Budgeting
Dengan model ini anggaran disusun
berdasarkan pada kinerja yang dapat diukur (measurable
performance) dari berbagai kegiatan. Akan tetapi, metode ini juga
menggunakan klasifikasi berdasarkan objek seperti line item budgeting. Faktor penentu didalam metode ini adalah efisiensi
dari berbagai kegiatan yang ada dengan menetapkan standar biaya (cost standard). Dengan standar biaya
tersebut, disusun anggaran tahun berikutnya dan biasa disesuaikan dengan
pertimbangan yang logis. Serta fokus pada kinerja (performance) atau hasil dari program yang ditentukan berdasarkan
aspirasi perusahaan.
5. Zero
Based Budgeting
Sesuai
dengan namanya, anggaran disusun dari Nol meskipun pada tahun sebelumnya telah
dilakukan proses penganggaran. Anggaran tidak bergantung pada tahun sebelumnya
sehingga hal ini merupakan lawan dari cara incremental budgeting yang sering
kali ditemukan adanya program yang sudah tidak efektif, tetapi anggarannya
justru meningkat. Keunggulannya memberi kepastian besaran anggaran, arah
kebijakan lebih jelas sedangkan kelemahannya penentuan prioritas lebih lama dan
sering terjadi markup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar