Promosi
dalam meningkatkan penjualan barang dagangan, maka salah satu aspek penting
adalah masalah peranan dalam memainkan perilaku konsumen sebagai bagian dari
kegiatan perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam bidang yang sama, maka
kualitas produk yang perlu dipertahankan untuk memainkan serta meningkatkan
volume penjualan. Apabila perusahaan dapat menjalankan prinsip pemasaran atau
marketing dengan baik, tentunya perusahaan mempunyai strategi tentang upaya
penjualan barang dagangan dengan di fungsikan perwakilan dalam memenuhi
permintaan konsumen.
Promosi sebagai salah satu alternatif
untuk meningkatkan volume penjualan, dengan jalan mengadakan promosi baik
melalui media elektronik dan media surat kabar, untuk memperkenalkan barang
produk perusahaan yang harus bersaing
dalam percaturan dunia perdagangan yang berjalan dengan baik tetapi apabila
perusahaan akan memperbaiki strategi dan situasi persaingan pasar kian hari
semakin ketat, sehingga perlu mempunyai pisi dan pandangan terhadap barang apa
yang akan dipasarkan.
Sejalan dengan perkembangan jaman
sekarang semakin hari semakin ketat persaingan, maka persaingan tersebut
perusahaan mau tidak mau harus mengeluarkan biaya promosi , agar lebih dikenal
produk barang dan jasa dari perusahaan. Biaya promosi sebagai pengorbanan di
luar biaya produksi, mengharapkan dapat lebih meningkatkan produk
perusahaan.
Pemenuhan konsumen dengan melalui promosi
merupakan sarana dalam memperlancar arus peningkatan
penjualan barang hasil produksi. Dalam mempertahankan penjualan, perusahaan harus meningkatkan mutu
dan kualitas produk,
sehingga konsumen tetap terkesan terhadap barang yang dihasilkan perusahaan agar lebih
meningkatkan penjualan perusahaan.
Dengan demikian, kualitas produk
diperhatikan agar perusahaan tetap mempertahankan volume penjualan
seminimal mungkin, karena peran serta promosi dalam
meningkatkan omzet penjualan hasil produksi ditentukan oleh lancar
arus barang, perusahaan mempunyai
beberapa bidang usha, namun hal ini pembahasan hanya pada bagian alat-alat
listrik.
Selanjutnya, promosi pada perusahaan juga menambah biaya
dalam pemasaran, maka biaya akan bertambah karena proses pemasaran
bertambah, di samping itu juga lebih memperlancar arus
penjualan barang. Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, maka
perusahaan itu mengadakan pengawasan dalam kegiatan utamnanya promosi sebagai
salah satu tujuan untuk meraih kesuksesan meningkatkan volume penjualan.
Pemasaran memegang fungsi
perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu
perusahaan, penerapan prinsip-prinsip pemasaran yang
efisien dan efektif akan
sangat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Setiap
pemilik perusahaan selalu menghendaki, agar perusahaannya senantiasa
mengalami kemajuan, tetapi tidak semua pemilik perusahaan mengetahui dengan pasti
bagaimana menjalankan dan mengendalikan perusahaan
untuk mencapai tingkat kemajuan yang
diharapkan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan
pengetahuan yang baik tentang fungsi promosi dalam
kaitannya dengan penjualan dalam perusahaan dan
kemampuan mengelola perusahaan itu sendiri. Dalam proses perkembangan
perusahaan pada umumnya fungsi promosi, merupakan fungsi yang
perlu diperhatikan oleh
pimpinan perusahaan dalam mengembangkan perusahaan.
Dalam kaitannya dengan meningkatkan
volume penjualan barang dagangan, perusahaan bergerak dalam bidang alat-alat
listrik yang terdiri dari ballon, kabel dan instalasi listrik, maka promosi
bagian dari usaha memperlancar barang hasil produksi.
Jika pengertian promosi diteliti dalam arti sempit, maka fungsi promosi
merupakan usaha bagaimana meningkatkan cara hasil penjualan perusahaan dengan
cara menguntungkan.
Sedangkan dalam arti luas, fungsi promosi
bukan hanya untuk mengetahui tentang bagaimana cara
perusahaan untuk mendapatkan langganan dalam
jumlah yang banyak dengan menggunakan tenaga secara
efisien dan efektif. Tetapi juga
bagaimana cara memperoleh sejumlah keuntungan yang diharapkan
bersama. Promosi sebagai
arus informasi atau yang dapat menarik konsumen
dalam menggunakan produksi dipasarkan yang tidak pernah
menggunakan bisa beralih dan yang telah menggunakan tetap pada barang
yang dipromosikan.
Sedangkan
iklan adalah menerangkan mengenai fungsi-fungsi produk
dalam perintisan atau untuk menciptakan permintaan
produk atau katagori produk tertentu
A Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
1 Pengertian
Pemasaran
Sebagaimana diketahui bahwa pemasaran
ialah bagaimana cara meningkatkan volume penjualan hasil produksi, karena
biasanya hasil produksi susah untuk menembus pemasaran, sebab kapan hasil
produksi tidak bisa bersaing.
Dalam membicarakan pengertian pemasaran
kita harus melihat beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran
karena dalam memberikan defenisi pemasaran kita sering menjupai beberapa
penafsiran yang dapat memberikan estimasi bagaimana cara meningkatkan volume
penjualan sesuai dengan titik pandang masing-masing ahli. Secara umum
defenisi-defenisi tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu bahwa
kegiatan atau aktivitas pemasaran barang dan jasa bukan hanya sekedar kegiatan
menjual barang/jasa tetapi lebih luas dari pada itu.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
maka pemasaran berarti suatu aktivitas atau kegiatan manusia berlangsung dalam
kaitannya jual beli di pasar, atau berarti bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilaksanakan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh laba. Berhasil tidaknya pencapaian
tujuan tersebut tergantung bagaimana memasarkan
suatu produk itu sendiri sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai.
Pemasaran merupakan suatu proses
pemilihan, pasar mana yang akan kita masuki, produk apa yang kita pasarkan,
berapa harga yang kita tetapkan serta distributor mana yang akan kita gunakan.
Oleh sebab itu, maka sasaran yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk volume
peningkatan penjualan Dalam hal ini bukan semata-mata didasarkan pada selera
dan pemenuhan keinginan di dalam memasarkan produknya agar supaya produk yang
ditawarkan itu dapat terjual.
Untuk memperjelas pengertian pemasaran
ini, maka dikutip oleh beberapa para ahli. Menurut Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis (2001: 2), menyatakan
bahwa, pemasaran adalah untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa
tepat pada orang, atau konsumen pada
tempatnya dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang
tepat.
Selanjutnya, W.S Stanton dalam bukunya
Marketing Praktis, (2000 : 4), mengemukakan bahwa pemasaran adalah stau sistem
dari keseluruhan kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosi kan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan untuk
memenuhi kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Kalau kita menelaah lebih lebih jauh
didifinisikan tersebut, maka pada dasarnya pemasaran merupakan suatu sistem
yang terkait untuk membuat perencanaan, penentuan harga, melaksanakan promosi,
mendistribusikan barang dan jasa dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan keinginan para konsumen.
Sedangkan Winardi, dalam bukunya Azas-Azas
Marketing (2002 : 10) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan
aktivitas dunia usaha yang mengamati arus benda-benda serta jasa-jasa pada
produsen ke konsumen atau pihak yang menggunakannya.
Dari definisi tersebut di atas
menunjukkan bahwa pemasaran adalah semua kegiatan proses pemindahan barang atau
jasa dari pihak produsen ke pihak konsumen dengan menggunakan suatu keseluruhan
distribusi dalam rangka memperlancar arus
pertukaran barang atau jasa tersebut.
Alex S. Nitisemito dalam bukunya Azas-Azas
Marketing, (2000: 13), memberikan pengertian tentang pemasaran yaitu pemasaran
adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa
dari produsen kekonsumen secara efisien dengan maksud menciptakan permintaan
yang efektif.
Sedangkan Philip Kotler dalam bukunya
Manajemen Pemasaran (2002 : 5) mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial yang memberikan kepada individu atau kelompok, apa yang mereka butuhkan,
inginkan dan ciptakan serta menukarkan produk-produk dan nilai dengan individu
dan kelompok lainnya.
Salah satu beberapa kegiatan manusia dalam
usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan adalah melakukan suatu proses
pertukaran, jadi dengan demikian dapat diketakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para penjual dan pembeli atau lebih dikatakan bahwa pemasaran diciptakan
oleh para produsen dan konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang jumlahnya tidak terbatas. Jelas bahwa antara produsen dan konsumen
senantiasa beberapa untuk mencari kepuasan dengan cara meraih keuntungan,
sedangkan dalam pihak para konsumen memenuhi kebutuhan prestasi pemilikan
barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan beberapa definisi
pemasaran yang jelas dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan
pertukaran serta usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana
strategis yang diarahkan pada pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen, guna
mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.
2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran hasil
produksi pada perusahaan, maka perlu diperhatikan manajemen
terhadap memasarkan hasil produk bagaimana pada tingkat kepuasan
konsumen, apakah sepatutnya barang tersebut diproduksi, ataukah
sudah sesuai dengan selera konsumen. Dengan dasar ini perusahaan
perlu adanya jaminan produk, sehingga mutu dan kualitas tetap menjadi
perioritas utama agar langganan tetap memilih pada produk yang
telah lama disenangi.
Jika ditelaah lebih
lanjut, sebenarnya terdapat dalam berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi pilihan ditetapkan para konsumen dalam
rangka menentukan pilihannya mengenai mengenai produk yang dikonsumsinya.
Faktor-faktor
manajemen tersebut pada perusahaan antara lain
tingkat pendapatan, pendidikan dan status sosial yang
disandang oleh para konsumen yang secara potensial akan
mengkonsumsi barang yang akan dipasarkan perusahaan. Ketiga faktor
ini akan turut berpengaruh
bagi perilaku konsumen sehingga perusahaan perlu
mengkajinya, dan meningkatkan produknya sehubungan dengan upaya
perusahaan didalam meningkatkan volume penjualan.
Dengan melakukan suatu kajian
atau studi terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu
barang, akan diperoleh suatu petunjuk yang konkret
mengenai perlu tidaknya
perusahaan melakukan perluasan
dan penyebaran produk-produknya dipasar.
Sehubungan dengan hal ini
maka Sofyan Assauri, dalam bukunya Manajemen Pemasaran Suatu
Pendekatan Analisis (2001 : 17) mengemukakan bahwa dengan mengkaji
manajemen pemasaran tersebut, perusahaan dapat mengetahui
diagnosa tentang siap dan apa serta bagaimana kebenaran mengenai
pemakaian suatu produk. Hasil
pengkajian tentang perilaku konsumen tersebut
digunakan oleh perusahaan untuk menentukan perlu tidaknya
perusahaan merubah strategi pemasaran produknya. Dengan demikian, jelas
terlihat bahwa aspek perilaku konsumen perlu mendapatkan perhatian dari
manajemen perusahaan, saat mana perusahaan yang bersangkutan
merencanakan untuk mempertahankan posisinya di pasar. Meskipun
terdapat banyak faktor yang memungkinkan suatu perusahaan untuk mempertahankan
posisinya dipasar,namun masalah perilaku konsumen ini perlu
mendapatkan perhatian yang cukup serius, khususnya
bagi barang-barang industri yang pangsa pasarnya berada pada kalangan
masyarakat yang berpenghasilan relatif tinggi. Secara lebih konkret dapat
dikemukakan bahwa unsur manajemen yang dijalankan bagian pemasaran barang,
pada dasarnya mencerminkan
tanggapan atau respon mereka terhadap berbagai rangsangan
pemasaran. Tanggapan atau respon tersebut terutama terlihat melalui berbagai bentuk pewadahan produk,
harga, daya tarik advertensi dan unsur lainnya yang berdampak
secara psikologi bagi konsumen.
Mengenai perlunya perusahaan menelaah
mengenai periku konsumen tersebut, maka perlu adanya perincian
mengenai dimensi penting
dari unsur prilaku konsumen. Sehubungan dengan konteks
ini, maka Yanti B. Sugarda dalam bukunya Kerangka Strategi Perusahaan (2001:
119) membedakan adanya tiga dimensi perilaku konsumen
dalam konteks pembelian suatu produk perusahaan, dimana
dimensi-dimensi yaitu pikiran, perasaan dan perbuatan untuk memenuhi permintaan
konsumen.
Komponen cognitive merupakan elemen
rasional yang dipergunakan dalam proses penelaahan secara mental mengenai
adanya perilaku konsumen dalam mengkonsumsi barang. Komponen efective
merupakan elemen emosional serta adanya unsur perasaan yang secara
alamiah berada pada setiap individu yang akan mengkonsumsi barang.
Komponen conative merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan atau perbuatan sehingga konsumen akan melakukan
pembelian terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar.
B Pengertian dan Tujuan Promosi
1.
Pengertian Promosi
Sebagaimana diketahui bahwa sukses
tidaknya kegiatan pemasaran tidak hanya tergantung pada kualitas produk
yang dihasilkan, kebijaksanaan yang tepat, tetapi juga melalui
banyaknya konsumen yang berkelanjutan untuk menjaga agar hubungan
tersebut jangan terputus, maka diperlukan hubungan yang sistimatis dengan
pembeli potensial para perantara.
Kata Promosi atau komunikasi pemasaran
dapat memberikan interprestasi dan bahasa yang berbeda-beda.
Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk
memberitahu, membujuk dan mengingatkan. Tujuannya untuk
mempengaruhi potensial consumer's atau pedagang perantara melalui komunikasi (bauran promosi). Ditinjau
dari segi ini maka yang termasuk dalam kegiatan ini adalah
advertising, promosi dagang, publisitas penjualan pribadi. Keempat
macam promosi tersebut merupakan komunikasi yang umum
digunakan, guna mempengaruhi pikiran dan tingkalaku pembeli. Oleh
karena itu, peranan promosi dalam pemasaran sangat diperlukan oleh perusahaan
dalam meningkatkan usahanya.
Untuk lebih mengetahui pengertian promosi
sebagaimana yang dikemukakan oleh Winardi, dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003
: 379), bahwa promosi adalah (usaha untuk menunjukkan sesuatu) kerap kali
latihan promosi dihubungkan dengan perdagangan,
kepriwisataan, produksi yang berarti untuk memajukan ketiga usaha
tersebut dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin".
Berdasarkan pengertian tersebut di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa promosi
adalah merupakan suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan
baik yang bergerak di bidang jasa, industri maupun perdagangan.
Promosi penjualan menurut Basu Swastha, dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Modern (2002 : 115) mempunyai tujuan, sebagai
berikut :
1. Memperkenalkan suatu barang atau jasa yang dihasilkan industri
dengan sasaran untuk meningkatkan penjualan suatu
produk sehingga dapat memperoleh laba yang semaksimal mungkin.
2. Memberikan kesan atau daya tarik
bagi orang akan membeli suatu produk yang ditawarkan jika memenuhi kebutuhan
dan keinginannya.
3. Menyampaikan pesan menarik
dengan cara yang jujur untuk menciptakan pelanggan mempunyai pesan.
2 . Tujuan Promosi
Promosi pada perusahaan mempunyai
tujuan tertentu, yaitu untuk menyampaikan suatu barang yang sudah
diproduksi pada konsumen, agar informasi dapat meluas, maka digunakan
beberapa media masa menunjang informasi tersebut.
Basu Swasta dan Irawan dalam bukunya
Manajemen Pemasaran Modern (2002 : 10) bahwa dalam praktek promosi mempunyai
beberapa tujuan untuk menyampaikan misi, sebagai berikut :
1. Modifikasi tingkah
laku, dimaksudkan disini adalah penjualan dalam
promosi yang berusaha menciptakan kesan tentang dirinya dan
mendorong pembeli barang dan jasa melalu usaha perubahan
tingkah laku serta pendapat konsumen. Konsumen
sebelumnya tidak senang menggunakan produk perusahaan, selanjutnya diarahkan
agar mau beralih kepada produk yang ditawarkan atau yang
dihasilkan perusahaan.
2. Memberitahu, berarti kegiatan promosi
ditujukan untuk memberitahu tentang
pasaran produk perusahaan. Dengan kata lain promosi ini bersifat informatif kepada konsumen
sehingga dapat membantu mereka dalam pengambilan
keputusan pembeli agar bisa tertarik akhirnya.
3. Membujuk, dengan cara
promosi yang sifatnya membujuk (persuasif) yang diharapkan
penjualan dapat ditingkatkan dengan terlebih dahulu membujuk konsumen agar mau
membelanjakan uangnya terhadap produk yang ditawarkan oleh
perusahaan. Umumnya metode promosi ini kurang disenangi oleh
masyarakat, tetapi kenyataannya sekarang justru banyak
muncul adalah promosi yang sifatnya persuasif.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pembeli dan berusaha untuk
menciptakan kesan positif terhadap produk perusahaan serta
memberi pengaruh yang lama pada perilaku pembeli. Di
samping itu promosi yang sifatnya persuasif lebih diutamakan jika produk
bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan.
4. Mengingatkan, yaitu promosi yang
sifatnya mengingatkan untuk dilakukan terutama dalam
memperhatikan merek produk dihati masyarakat dan perlu
dilakukan seama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk ini, berarti
pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
C Bauran
Promosi
Perusahaan harus mendisrtibusikan biaya
promosi yang digunakan dalam pemasangan iklan, baik melalui
elektronik maupun iklan cetak, sehingga perusahaan selalu mencari cara
untuk bisa mencapai efektivitas dengan beralih dari satu alat
promosi ke alat promosi yang lain karena nilai ekonominya lebih baik. Menurut
Agus Maulana dalam bukunya Azas-Azas Marketing (2003 : 115) dalam merancang
bauran promosi akan lebih rumit bila satu alat promosi
digunakan untuk mempromosikan barang lain.
Banyak faktor yang mempengaruhi pemasar
dalam memilih alat-alat promosi yang bisa meningkatkan volume penjualan. Promosi
yang banyak ragam dan penggunaan iklan, maka sukar sekali membuat
generalisasi yang menyeluruh kualitas khusus dari iklan sebagai
suatu komponen bauran promosi, namun kualitas kualitas bauran promotion,
sebagai berikut :
1) Penampilan
publik, artinya iklan model komunikasi yang paling
memasyarakat. Sifat publik iklan menghasilkan suatu
pengesahan terhadap produk yang diiklankan memberi perwatan standar.
2) Biaya serap, artinya iklan atau media yang
dapat meresap karena penjual bisa mengurangi pesan. Juga
memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari
berbagai saingan. Iklan berskala besar memungkinkan sesuatu
yang positif mengenai besarnya
suatu perubahan.
3) Ungkapan perusahaan yang
diperjelas, artinya iklan mampu mendramatisasi suatu perusahaan beserta
produknya melalui lukisan, bunyi
dan warna.
4) Tidak adanya tatapmuka,
artinya iklan tidak begitu memaksa, seperti tenaga
penjual.
D
Pengertian dan Jenis-Jenis Penjualan
Sebenarnya laba yang diperoleh suatu
perusahaan merupakan pencerminan diri usaha-usaha perusahaan yang memberikan
kepuasan konsumen. Untuk mencapai hal itu, perusahaan harus dapat menyediakan
dan menjual barang atau jasa yang paling sesuai menurut konsumen dengan harga
yang dapat dijangkau tetapi tidak merugikan produsen artinya dengan harga yang
layak.
Dengan demikian, sasaran perusahaan dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut serta untuk mencapai tujuan sebagai unit usaha
adalah meningkatkan volume penjualannya, karena penjualan adalah sumber
pendapatan bagi perusahaan.
Stanton, dalam bukunya Strategi
Pemasaran, (1999 : 8) memberikan definisi sederhana tentang penjualan, bahwa
penjualan adalah bagian pemasaran itu sendiri adalah salah satu bagian dari
keseluruhan sistem pemasaran.
Pengertian penjualan berarti bahwa
menyerahkan barang atau jasa aktivitas lainnya dalam suatu periode dengan
membebankan suatu jumlah tertentui pada langganan/ konsumen atau pembeli/
penerima barang atau jasa.
Penjualan barang dagangan oleh sebuah
perusahaan dagang biasanya hanya disebut “Penjualan” diberikan definisi oleh
Soemarso, Akuntansi Manajemen, (1999 : 178) jumlah transaksi penjualan yang
terjadi biasanya cukup besar
dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya
menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara
kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli
tersebut.
Penjualan adalah suatu proses pertukaran
barang dan/ atau jasa antara penjua;l dan pembeli. Tugas pokok adalah
mempertemukan pembeli dan penjual. Hal ini dapat dilakukan secara langsung atau melalui wakil mereka sebagai distrbutor.
Fungsi penjualan mencakup sejumlah
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1.
Fungsi perencanaan
2.
Fungsi memberi kontrak ( contractual function )
3. Fungsi menciptakan permintaan
(demand creation)
4. Fungsi ,mengadakan perundingan
(negotiation)
5. Fungsi kontraktual (contractual fungtion)
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai
tujuan untuk mendapatkan laba tertentu (mungkin maksimal), dan mempertahankan
atau bahkan meningkatkannya untuk jangka waktu lama. Tujuan tersebut dapat
direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan.
Dengan demikian tidak berarti bahwa barang dan jasa yang terjual selalu akan
menghasilkan laba. Oleh karena itu pengusaha harus memperhatikan beberapa
faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Modal yang diperlukan
2.
Kemampuan merencanakan
3.
Kemampuan menentukan tingkat harga yang
tepat
4. Kemampuan
memilih penyalur yang tepat
5. Kemampuan
menggunakan cara-casra promosi yang tepat
6.
Unsur penunjang
Perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga
tujuan umum dalam penjualan yaitu :
1.
Mencapai tujuan tertentu
2. Mendapatkan laba tertentu
3.
Menunjang pertumbuhan
E
Pengertian dan Jenis-Jenis Biaya Promosi
Untuk lebih memperlancar arus barang dan
jasa dari produsen ke konsumen, maka salah satu faktor yang penting adalah
penatapan harga jual, akan tetapi sebelum ditetapkan harga jual terlebih dahulu
dtetapkan besarnya biaya promosi dalam memasarkan barang. Biaya promosi menurut Philip Kotler, dalam bukunya Manajemen
Pemasaran, (2002 : 28), menyatakan bahwa biaya promosi sebagai alat yang digunakan untuk sarana
penghubung terjadinya transaksi jual beli barang dan jasa.
Biaya pemasaran merupakan salah satu
alternatif bagi perusahaan bagaimana untuk memperlancar barang dan jasa hasil
produk, karena bermunculan produk yang
sama, peranan biaya pemasaran dalam memerangi saingan dan tantangan perlu
diatasi serta harus dilewati, kecermatan
dan kelihaian pengelola perusahaan ditentukan oleh keunggulan menghadapi
pesaing muncul dengan sendirinya.
Bilamana terjadi suatu kesalahan dalam
pemlihan dalam penatapan harga jual akan memberikan pengaruh yang dapat
memperlambat atau menghambat usaha penyaluran barang dan jasa. Produk yang
sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII) dan sudah memenuhi selera konsumen
namun jika ternyata harga tinggi dibandingkan dengan produk perusahaan lain,
maka produk tidak mempunyai kemampuan dan inisiatif atau kurang bertanggung jawab, maka usaha
penyaluran akan mengalami hamabatan.
Secara umum biaya pemasaran dapat
dibedakan dalam beberapa macam menurut rangkaiannya, sebagai berikut :
1.
Produsen ke konsumen, ialah dalam bentuk saluran distribusi yang paling
pendek dan sederhana adalah saluran distribusi dari produsen langsung ke
konsumen tanpa menggunakan perantara, atau bisa disebut distribusi secara
langsung. Produsen disini kurang memperhatikan salurtan distrbusi yang telah
terbangun selama ini.
2. Produsen ke pengecer ke konsumen, ialah
suatu hal dapat dipengaruhi oleh konsumen atau pengecer secara langsung untuk
melakukan penjualan kepada konsumen. Adapun beberapa kriteria produsen yang
mendirikan toko pengecer sehingga secara langsung melayani konsumen, mempunyai
pengaruh kepada masyarakat, bekepribadian tinggi, dikenal oleh masyarakat.
3. Produsen ke pedagangan besar ke pengecer ke
konsumen, yang berarti bahwa saluran
distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran
distribusi tradisional. Produsen disini hanya berhubungan kepada pedagang besar
(pengusaha besar) tidak melayani pengecer dan penjual. Produsen disini
khususnya melayani dalam partai besar tanpa menghiraukan pengecer dan penjual.
4. Produsen ke agen ke pengecer ke konsumen,
dalam melaksanakan saluran distribusi produsen memilih agen (agen penjualan
atau pabrik) sebagai penyalurannya. Produsen menjalankan kegiatan
perdagangannya besar dalam saluran distribusi yang ada dan sasaran penjualannya
terutama diajukan kepada pengecer.
5.
Produsen ke agen ke pedagangan besar ke pengecer ke konsumen, yang
berarti saluran distribusi ini berfungsi untuk saling menggunakan agen sebagai
perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil agen yang terlihat dalam saluran distribusi
ini terutama agen penjualan.
Assauri, S, 2001, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Balai Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Kotler, P, 2002, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana, 2000, Edisi kelima, Cetakan Kedua, Erlangga, Jakarta.
Maulana, A, 2003, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Nitisemita, A,S, 2000, Azas - Azzas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B.Y, 2001, Kerangka Strategi Perusahaan, Manajemen dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21, Jakarta.
Soemarso, 1999, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Cetakan Ketujuh, Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S, 2000, Marketing Praktis, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta.
Swastha, B, dan Irawan, 2002, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Winardi, 2002, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar