Perkembangan bisnis untuk meningkatkan
segala aktivitas menuntut diadakannya pembangunan di segala sektor guna
terwujudnya suatu negara berkembang untuk menuju ke negara maju harus
mengadakan pembangunan segala bidang, seiring dengan itu, menetapkan
pembangunan nasional yang merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus
menerus guna tercapainya tujuan, tidak terlepas dari masalah pembiayaan dan
perkembangan usaha itu sendiri.
Terwujudnya kemandirian suatu bangsa atau
negara dalam usahanya untuk menyikapi masalah pembiayaan suatu perusahaan, maka salah satu jalan yang ditempuh
pemerintah adalah menggali sumber dana dari dalam beberapa kegiatan.
Perkembangan perusahaan menginginkan suntikan dana (investasi) guna lebih mengembangkan
usaha yang dilakukan perusahaan untuk
memenuhi permintaan konsumen.
Dalam penanaman
investasi suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan
secara menyeluruh dalam berbagai sektor, diantaranya sub sektor usaha di bidang
swasta yang merupakan salah satu sektor yang turut memegang peranan penting
dalam pembangunan, dan salah satu bagian
yang tak terpisahkan dalam pembanguan ekonomi. Hal lain yang menujukkan adanya
perkembangan pembangunan di negara kita dengan semakin banyaknya perusahaan
beralih ke usaha lain, baik perusahaan kecil maupun perusahaan multi nasional
Penerima
investasi agar
dapat berkembang dengan selayak, maka pihak investor telah menganalisa dan
mengambil langkah-langkah untuk pengembangan serta memberikan bimbingan,
kemudahan, perlindungan dan pengawasan usaha.
Apabila
perusahaan layak, dalam penambahan investasi atau tidak, yang harus ditinjau
kelayakan usahanya, di samping itu perusahaan perlu memperhatikan resiko yang
akan ditanggung resiko itu perusahaan apabila mengalami kegagalan dalam
mencapai tujuan.
Dengan
demikian konteks penanaman investasi di Indonesia yang berkelanjutan terhada
usaha masih merupakan political will
yang urgen untuk memotivasi jalannya keberhasilan kegiatan. Sejalan dengan
konsep tersebut, maka dalam dunia usaha khususnya para pengelola pengusaha
lokal, mengalami berbagai macam tantangan. Salah satu diantaranya yang paling
berpengaruh adalah kurangannya modal
untuk membuat aktivitas perusahaan. Kekurangan modal ini sangat membatasi ruang
gerak aktivitas usahanya dan lebih-lebih lagi telah mempersulit usahanya untuk
mengembangkan usaha perusahaan.
Adanya
resiko yang memang selalu terbentang pada perusahaan yaitu masalah kekurangan
modal (dana) untuk pengembangan selanjutnya. Perusahaan sudah layak
pengembangan usaha. Perusahaan tidak memperluasan usaha atau sekaligus
kesinambungan usaha itu sendiri, karena faktor modal.
Fenomena permasalahan keuangan bagi perusahaan dan dengan bantuan dana tersebut
dipastikan bermanfaat bagi pengembangan usahanya. Untuk itu dapat bermanfaat
bagi pengusaha yang merupakan perantara bagi lembaga-lembaga keuangan yang
dapat menjamin dan mengembangkan usahanya.
A Pengertian Investasi
Kunci keberhasian perusahaan ditentukan
oleh fungsi manajemen berjalan sesuai dengan perkembangan perusahaan dengan
penyesuaian kondisi ekonomi. Fungsi manajemen sangat menentukan untuk mencapai
tujuan perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan memperhatikan
hambatan-hambatan yang harus dilalui.
Telah kita ketahui bahwa dalam penanaman
modal pada perusahaan yang dapat dikatagorikan bahwa investasi dimasa depan
dengan periode jangka waktu yang cukup lama, maka penulis dapat mengemukakan
pengertian tentang investasi oleh para ahli ekonomi.
Definisi investasi oleh Anthony dan James
S. Reece dalam bukunya Management Accounting (1999 : 613), menyatakan bahwa
proposal untuk penanaman investasi yang berupa dana, yang biasanya disebut modal, maka waktu prosentase yang dianalisa
pada tingkat perputaranya, maka uang yang telah tertanam akan diharapkan pada
masa yang akan datang.
Menurut definisi di atas, bahwa investasi
adalah sebagai modal yang tertanam pada perusahaan untuk memperluas usaha
dengan harapan akan diterima kembali setelah beberapa tahun kemudian. Dikatakan
bahwa investasi itu meliputi semua dana (modal) yang tertanam dalam suatu
perusahaan atau proyek untuk ditanamkan pada harta lancar (current assets)
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dalam proses produksi peruahaan.
Pada
dasarnya pengertian investasi merupakan usaha penanaman faktor-faktor produksi
sebagai langkah-langkah untuk menentukan proyek tertentu untuk menanamkan
investasi. Hal ini yang merupakan salah satu faktor produksi, untuk
langkah-langkah penanaman modal. Proyek ini sendiri dapat bersifat baru sama
sekali, atau perluasan proyek yang ada agar tujuan dari pada proyke dapat
dicapai sesuai apa yang diharapkan, maka diperlukan pelaksanaan yang
masing-masing pengetahuannya/ keahliannya.
Menurut
M.G. Wrigt B. Com dalam bukunya Manajemen Keuangan (2000 : 59) yang
diterjemahkan oleh Charles T. investasi
adalah dengan harapkan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang
telah diinvestasikan dalam aktiva tetap lebih dari dana yang telah ternam
tersebut.
Berdasarkan
pengertian di atas, bahwa apabila suatu perusahaan mengadakan investasi dalam
aktiva tetap pada perusahaan, maka neraca sebelah kiri bahwa suatu kegiatan/
aktivitas perusahaan yang akan dapat memperoleh kembali dana yang ditenamkan
dengan harapan yang sama investasi aktiva lancar. Perputaran dana yang tertanam
pada kedua aktiva itu adalah berbeda, yaitu investasi dalam aktiva lancar itu
dapat diharapkanb dalam waktu singkat dapat diharapkan hasil yang dicapai, atau
usaha yang secara sekaligus. Kalau investasi aktiva tetap dana yang tertanam di
dalamnya kembali secara keseluruhan perusahaan dalam waktu beberapa tahun
lamanya, dan kembali lagi secara berangsur-angsur melalui depresiasi.
Sukses
atau tidaknya dalam penggunaan dana yang tepat mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan perusahaan karena pengaruhnya mempunyai waktu jangka panjang
terhadap tingkat profitbilitas itu. Hal itu menentukan tingkat kemampuan
perusahaan untuk menarik orang untuk menanamkan dananya demi perluasan usaha
perusahaan.
Perusahaan
yang lancar aktivitasnya, rata-rata membutuhkan suntikan dana agar usaha yang
digelutinya dapat bertambah meningkat usahanya, maka perusahaan tersebut
senantiasa mengharapkan bantuan dana darimanapun saja untuk peningkatan usaha
yang lebih layak lagi.
Menurut
Dj. A. Simarmata dalam bukunya Pendekatan Analisa Proyek (2001 : 155)
pengertian investasi dalam rencana investasi pada perusahaan dengan harapan
masa depan akan mencerminkan dan tujuan tertentu sebagai berikut investasi
adalah mempunyai pengertian secara luas, terutama bila dikaitkan dengan
suatu kegiatan pasar modal yang
sekarang. Pada setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman termasuk
investasi.
Kebiasaan
umum perusahaan, dalam membicarakan tentang rencana investasi dikaitkan dengan
penggunaan uang bagi perusahaan peningkatan usaha dalam kepastian sistem
produksi atau dengan kata lain peningkatan assets capital, misalnya pembelian
sistem produksi dalam bentuk mesin-mesin yang disertai dengan alat teknologi
dan peralatan, pabrik/ gedung atau tanah utuk kebutuhan. Buku ini
menunjukkan pengertian investasi diambil
yang bersifat umum, bahwa pada pembicaraan disini dibatasi pada investasi
assets capital tetap.
Berdasarkan
pengertian tersebut maka penulis dapat menarik suatu asumsi bahwa penanaman
modal untuk tujuan tertentu khusus dalam kegiatannya, (Simarmata, 2001 : 12)
investasi di bagi dalam kelompok yaitu :
a. Investasi baru
b.
Investasi nasionalisasi
c.
Investasi perluasan
d. Investasi modernisasi
e. Investasi diversifikasi
B Pengertian Kelayakan Investasi
Pada setiap perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan menyangkut
operasionalnya selalu mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
yang dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya perusahaan itu sendiri, maka
diperlukan suatu perencanaan yang berlandaskan modal serta anggaran. Investasi
pada perusahaan mengharapkan kelayakan pada perusahaan akan memperoleh kembali
dana yang diinvestasikan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Lebih jelasnya pengertian tentantg
kelayakan investasi pada perusahaan penulis mengemukakan dari beberapa ahli
ekonomi yang membahas masalah yang ada kaitannya dengan kelayakan investasi.
Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-Dasar Permbelanjaan Perusahaan (2004 : 112)
menyatakan bahwa kelayakan investasi mencakup seluruh proses perencanaan
pengeluaan modal yang hasilnya diharapkan sampai lebih dari satu tahun lamanya.
Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian tanah, bangunan dan
peralatan serta pengeluaran untuk tambahan aktiva tetap pada modal kerja yang
berhubungan dengan peralatan pabrik (perusahaan).
Pengeluaran modal disini dengan jangka
waktunya cukup lama, sehingga modal yang tertanam berupa investasi tidak
terlalu mengharapkan dalam waktu singkat, artinya modal yang tertanam itu
mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun lama.
Penganggaran modal itu merupakan
pengeluaran dana untuk berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama, dimana
untuk mengetahui pembelian satu unit kendaraan, membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengetahui hasil akhir dari adanya pembelian tersebut. Mengambil
keputusan dalam hal ini diperlukan analisa yang cukup matang, sehingga
investasi yang telah dilaksanakan telah memperhitungkan resiko yang mungcul
oleh perusahaan.
Charles T. Horngren dalam bukunya Cost
Accounting A Managerial Emphasis, (2001 : 204) memberikan definisi tentang
investasi kelayakan, menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan penanaman
investasi jangka panjang sesuai dengan perencanaan.
Pengertian kelayakan investasi menurut
penulis ialah keseluruhan proses dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
pengeluaran dana untuk investasi di mana jangka waktu kembalinya dana tersebut
melebihi satu tahun lamanya. Hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi
kelanjutan hidup perusahaan (kesinambungan). Dana yang dikeluarkan akan terikat
untuk waktu yang cukup lama, artinya perusahaan haru menunggu beberapa tahun
sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali. Hal ini
berpengaruh terhadap kebutuhan dana untuk keperluan-keperluan lain.
Keputusan dalam penenaman modal, hal yang
paling penting untuk dalam memutuskan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh
investor, adalah bagaimana metode pengalokasian dana dengan tidak berisiko
tinggi. Jadi kelayakan investasi yang dibuat oleh pemgelolah perusahaan adalah
pengalokasian modal terhadap suatu usul investasi dimana manfaat atau
keuntungan yang akan diperoleh telah dipertimbangkan sebelumnya untuk masa
depan yang akan datang, karena manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan belum diketahui secara pasti, yang berarti usul atau rencana
investasi mengandung unsur-unsure resiko.
Perlulah diadakan evaluasi terlebih
dahulu apakah pendapatan yang diharapkan akan diterima dan dapat menutupi
kemungkinan-kemungkinan resiko yang mungkin terjadi, bila investor itu sendiri
dengan kemungkinan perusahaan ini mempunyai resiko.
Financing decision making memutuskan
apakah investasi tersebut akan dijalankan dengan modal, pinjaman modal sendiri
(equity) atau bahkan kombinasi dari keduanya.
C Methode Penilaian Investasi
Menentukan apakah suatu usul investasi
dapat diterima atau tidak, layak atau tidak dilaksanakannya investasi tersebut,
maka nalisa secara teliti untuk menyusun usul-usulan investasi yang perlu
diperhatikan.
Berbagai metode penilaian proyek investasi
atau metode untuk menyusun “Rangking” dalam usul-usul investasi, jadi menurut
Sutoyo Siswanto, dalam bukunya Studi Kelayakan Proyek (2001 : 118) dalam hal ini
hanya dibcarakan 4 (empat) metode penilaian investasi dalam penyusunan proyek,
yaitu :
a. Payback period
b. Net
present value
c. Internal rate of
return
d. Accounting rate of
return
Pada dasarnya metode penilaian ivestasi
tersebut akan diuraikan pada masing-masing tersendiri, sehingga lebih jelas
dari masing-masing peranannya, sebagai berikut :
Ad 1. Payback
period
Pada
metode ini berdasarkan atas suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali sejumlah pengeluaran untuk tujuan investasi dengan mempergunakan proses
aliran kas netto (net cash flows). Dasar nilah yang dapat menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi
dapat diperoleh kembali untuk jumlah seluruhnya, bila proses pada setiap tahun
sama jumlahnya.
Payback
period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi investasi dengan
proses tahunan.
Ad 2. Net present
value
Net present value, metode ini
memperhatikan time value of money, maka proses yang selalu digunakan dalam
menghitung net present value (NPV) adalah merupakan prosentase atau cash flow
yang didiskontokan atau dasar biaya modal (cost of capitral), atau rate of
return yang diinginkan. Metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai
sekarang (persent value) dari proceeds yang diharapkan atau dasar discount rate
tertentu. Jumlah present value dari keseluruhan proses selama usianya dapat
dikurangi dengan present value dari jumlah investasinya (initial investment).
Disebutkan sebelumnya sebagai rumus perhitungan-perhitungan investasi dengan
memasukkan suku/tingkat bunga di dalamnya.
Suku bunga dapat juga digunakan pada
perhitungan-perhitungan analisa kelayakan investasi statis dalam perhitungan
mencarti alternatif investasi terbaik.
Dalam penggunaan metode penilaian sekarang (present value) sebagaimana dilihat
di depan, maka V = P (1 + i), atau rumus secara umum Vn = P ( 1 + i ),
yang berarti bahwa n adalah tahun mendatang, nilai uang sebenarnya P sekarang
adalah nilai P dikali faktor pengali bunga berganda yaitu ( 1 +
i ) faktor ini disebut faktor kompon (Siswanto
Sutoyo, 2002 : 15). Sebaliknya bila ada jumlah uang tertentu di masa depan,
misalnya n adalah tahun mendatang, maka dapat dicari nilai sekarang dengan
formula, sebagai berikut :
n CFT
NPV =
Σ - Io
t
= i (1
+ v)
NPV disini sebenarnya adalah singkatan
dari Net Present Value (nilai sekarang). Analisa proyek, rumus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua pengeluaran dan penerimaan proyek tercatat
dengan teratur, dari tahun ke tahun.
Ad 3. Internal Rate of Return
(IRR)
Internal rate of return sebagai
penilaian usulan investasi lain yang menggunakan discount cash flow ialah apa
yang disebut internal rate of return (IRR). Pegertian internal rate of return
itu sendiri dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga akan menjadikan jumlah
nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan
akan diterima (PV. Of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang
dari pengeluaran modal (PV. Of capital outlays). Pada dasarnya internal rate of
return harus dicari trian and error dengan serba coba-coba.
Menurut perhitungan P.V. dari
proceeds dri suatu internal rate of return (IRR) (Siswanto Sutoyo, 2002 : 115)
dengan fornula :
n NPV
IRR =
i’ + (i” - i’)
(NPV’ + NPV”)
Penggunaan metode interpolasi perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Dipilih dari discount rate yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang
benar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan biaya.
2.
Dalam mengadakan interpolasi hendaknya diantara NPV yang positif dan NPV
yang negatif. Jika positif berarti DF-nya masih terlalu rendah sedangkan bila
negatif, berarti DF-nya sudah terlalu tinggi.
3.
Perbedaan antara DF atau bunga yang mengadakanb NPV positif dengan DF
yang menghasilkan negatif diusahakan yang melebihi 5 % perbedaan yang lebih
besar dari 5 % lebih banyak mengandung kemungkinan kesalahan dibandingkan
dengan yang lima persen atau lima lebih kecil.
Sesuai dengan rumus di atas, maka dapat dijelasakan sebagai berikut :
NPV’ = NPV yang positif
NPV” = NPV yang negatif
i’ = Tingkat bunga menghasilkan NPV
positif
i” = Tingkat bunga menghasilkan NPV
negatif
Berdasarkan
hasil perhitungan IRR diperoleh jika internal rate of return sama dengan nilai
i yang yang berlaku sebagai sosial discount rate maka Net Present Value proyek
itu adalah sebesar 0, atau sering disebut go preject. Internal rate of return
yang diperoleh bila lebih kecil dari sosial discount rate maka proyek tersebut
tidak fisibel no go project.
Ad 4.
Accounting Rate of Return
Accounting
rate of return, merupakan metode yang biasa disebut avera of return adalah
menujukkan prosentase keuntungan netto sesudah pajak yang dihitung dari average
ivestment atau initial investment dengan menghasilkan pendapatan bersih setelah
dikurangi bunga dan pajak.
Ketiga
metode lainnya yang telah diuraikan di muka payback, net present value dan
internal rate of return, berdasarkan dari pada proceeds atau cash flow, maka
metode accounting ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam
buku (reported accounting income).
Kebaikan
dari metode ini ialah pada kesederhanaannya dan mudah dimengerti, sehingga
tidak memerlukan penggunaan data tambahan. Metode accounting rate of return ini
dalam penyusunan ini tidak dipergunakan karena pada penjelasan di depan memang
tidak dijekaskan.
D Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja
1
Pengertian Modal Kerja
Modal kerja dalam pembahasan ini
dimaksudkan adalah merupakan investasi
jangka pendek dalam perusahaan seperti investasi pada piutang, persediaan kas.
Begitu pula perolehan sumber pembelanjaan jangka pendek seperti trade credit
dan kredit dari lembaga perkreditan. Kenyataan yang dapat dilihat banyaknya
dana yang tertanam pada modal kerja sangat tergantung pada jenis skala
perusahaan. Perusahaan skala kecil harus meminimkan investasninya dalam harta
tetap agar dana yang dimiliki terbatas jumlahnya dapat dioptimunkan
pemanfaatannya.
Mendapatkan gambaran yang jelas, maka
Weston Brigham dalam bukunya Manajemen Keuangan (2000 : 2) mengemukakan bahwa
pengelolaan modal kerja mencakup baik untuk investasi jangka pendek maupun
perolehan sumber dana perusahaan. Pengelolaan modal kerja sangat penting melihat
kegiatan sehari-hari adalah operasi perusahaan yang menyangkut tentang modal
kerja.
Kenyataan
lain dapat dilihat bahwa banyaknya dana yang tertanam pada aktiva lancar adalah
sangat besar jumlahnya khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimunkan
investasinya dalam harta tetap oleh karena tidak ada cara lain untuk
menghindari investasi dalam biaya, piutang dan persediaan.
Penentuan besarnya investasi dalam current
assets adalah untuk pengelolaan ini sangat penting untuk menjaga likuiditas dan
profitabilitas perusahaan. Kekurangan dana akan terganggu operasi perusahaan
seperti untuk membayar utang jangka pendek, pembayaran upah, pembayaran utang
dagang dan sebagainya.
Kelebihan akan membawa resiko yang harus
ditanggung terhadap sejumlah modal kerja
yang menganggur dalam perusahaan, untuk
selanjutnya Akan memperkecil profitabilitas perusahaan. Besarnya kecilnya
kebutuhan modal kerja terutama tergantung pada perputaran atau periode
terikatnya modal kerja dan waktu perputarannya, makin besar jumlah modal kerja
yang dibutuhkan.
Periode perputaran atau periode terikatnya
modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dana yang telah tertanam
pada periode yang meliputi jangka waktu lamanya pemberian piutang, biasanya
lama penyimpangan bahan mentah di gudang, lamanya proses produksi, sedangkan
pengeluaran sehari-harinya merupakan pengeluaran untuk pembelian bahan mentah,
pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
Piutang merupakan investasi dalam modal
kerja yang tidak dapat dihindari adanya
dalam dunia usaha. Piutang diberikan kepada perusahaan lain atau
individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian piutang barang
kepada pelanggan merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa memberikan
piutang. Pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat dijual barangnya dengan
lancar. Tetapi dilain pihak banyak resiko yang timbul karena memberikan
piutang, yakni mendapat kerugian, kemacetan bahkan membawa kegagalan pada
perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar, resiko
piutang dapat disebutkan resiko tidak terbayar karena keterlambatan penerimaan
piutang.
Cara memperkecil resiko oleh Alex S.
Nitisemito dalam bukunya Pembelanjaan Perusahaan (2001 : 29) mengemukakan bahwa
kalau perkiraan piutang yang ada akan memberikan kemungkinan akan menimbulkan
resiko yang lebih besar dari kemungkinan keuntungan yang akan diterimanya,
batalkanlah kemungkinan resiko yang akan muncul yang tidak diguga.
Perlu adanya batas maksimun piutang yang
akan diberikan dan pertimbangan lain,
seperti kemungkinan untuk memenuhi kewajibannya, untuk melihat financial
position perusahaan langganan yang diperlihatkan dengan cash flow, pengaruh
trend ekonomi pada umumnya untuk perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan kredit, ada
syarat-syarat pembayaran, kebiasaan membayar dan kebijaksanaan mengumpulkan
piutang.
Unsur lain dari working capital adalah
investasi pada persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk
persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk jangka waktu tertentu
seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi, sama halnya piutang
dan persediaan pada umumnya tidak dapat dihindari.
Hubungan ini, maka penetapan sejumlah
persediaan adalah penyediaan bahan baku dan bahan pembantu untuk menghasilkan
produk. Perlu adanya persediaan barang, jadi untuk menjamin kelancaran
penjualan.
Besarnya
investasi dalam persediaan tergantung dari pada volume produksi yang
direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah, tingkat kecepatan
material menjadi rusak, baiay penyimpangan dan resiko penyimpangan digudang.
2
Jenis-Jenis Modal Kerja
Jenis-jenis
modal kerja pada dasarnya terdiri dari atas modal kerja permanen (permanent
working capital) dan modal kerja variabel (variabel
working capital) oleh Mulyadi (2002 : 56) sebagai berikut :
a. Modal kerja
permanent (permanent working capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada
pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal
kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Yang
termasuk modal kerja permanent, antara lain :
b. Modal kerja primer (primary working
capital), yaitu jumlah modal kerja yang harus ada pada perusahaan untuk
menjalankan kontinutas usahanya.misalnya, kas paling sedikit ada ditangan
supaya dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi dalam
waktu singkat. Persediaan akhir harus cukup untuk memenuhi pesanan piutang yang
merupakan jumlah minimun untuk memperluas kredit kapada langganan.
c. Modal kerja
normal (normal working capital), yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan perluasan produksi normal.
1.
Pengertian normal disini dalam arti yang dinamis yaitu selalu dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan bahan produksi dengan keadaan kebutuhannya.
2. Modal kerja variabel (variabel working
capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
keadaan.
a. Modal kerja
musiman (seasonal working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. Misalnya pabrik payung, pabrik
gula dan sebagainya.
b. Modal kerja
siklus (cyclical working capital), yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah
karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
c. Modal kerja darurat (emergency working
capital), yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
E Pengertian Proyeksi
Cash Flow
Cash flow adalah merupakan suatu alat yang
sangat berguna untuk menentukan dana yang diperlukan oleh perusahaan guna
menjlankan fungsinya. Dalam arti bahwa perusahaan membutuhkan modal kerja
sesuai dengan kegiatan perusahaan, agar fungsi manajemen terarah dan terkontrol
utamanya penggunaan keuangan pada perusahaan.
Cash flow
merupakan suatu taksiran dari total penerimaan yang diharapkan akan dapat
diperoleh, yang disebuty cash in flow selanjutnya menutupi pengeluaran-pengeluaran
yang diperkirakan akan timbul selama periode tertentu atau cash out flow.
Hubungan ini Hunt dan kawan-kawan dalam
bukunya Basic Business Finance, (1998 : 35) mengemukakan pengertian cash flow
adalah penggunaan dana sesuai dengan proyek proposal yang telah dibuat
berdasarkan perencanaan dengan mempunyai jangka waktu tertentu penyelesaian
proyek tersebut.
Pengertian cash flow yang dikemukakan
oleh Pearson Hunt memberikan suatu gambaran bahwa proyeksi cash flow adalah
meliputi perencanaan uang kas yang akan diterima dimasa yang akan datang dan
pengeluaran uang kas tersebut untuk kegiatan operasi perusahaan.
Ada dua cara metode dalam
menyelesaikan untuk menghitung cash flow
adalah :
1. Cash receipt and disbursement
method, yaitu metode ini berdasarkan atas rencana laba, dalam penyusunan dan
proyekdinya meliputi penjualan dan pola penerimaannya serta dilain pihak biaya
yang dikeluarkan.Pada metode ini baik digunakan untuk penyusunan anggaran kas
yang bersifat jangka pendek. Jadi dapatlah dikatakan bahwa proyeksi cash flow,
dengan menggunakan metode cash flow receipt and disbursement yang dapat
diketahui total penerimaan dan pengeluaran yang akan timbul dalam perusahaan.
2. Net income cash flow, dengan
dasar yang menjadi titik tolak ukur dalam penyusunan proyeksi cash flow adalah
income statement daripada perusahaan, sebab dari sinilah dapat dihitung kas,
baik sumber maupun penggunaan kas dilakukan oleh perusahaan. Metode ini
digunakan untuk proyeksi kas yang bersifat jangka panjang proyeksi cash flow
dengan net income cash flow digunakan untuk proyeksi, dengan menggunakan net
present value (NPV) sebagai alat evaluasi dalam rencan investasi untuk melihat
kemungkinan layak atau tidaknya rencana tersebut untuk dilaksanakan.
F Pengertian dan
Jenis-Jenis Biaya
1 Pengertian Biaya
Menghasilkan
sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui
besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh
pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan
akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan
tersebut pada masa yang akan datang.
Seorang
pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam
proses produksi pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya
perubahan. Total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan
total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh dengan kemungkinan laba yang akan
diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya merupakan
suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang
saling berhubungan. Winardi, dalam bukunya Akuntansi Biaya, (2000 : 147), menyatakan bahwa
bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu yang
merupakan biaya bagi produsen adalah mendapatkan bagi pihak yang memberikan
faktor produksi yang terbaik pada perusahaan bersangkutan.
Halnya bagi
konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau
merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut.
Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1994: Pasal I ayat 1) dikatakan bahwa biaya
(cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu
pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan pengeluaran
modal saham, jasa-jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang, karena mengeluarkan
biaya berarti mengharapkan pengembalian lebih banyak.
Berdasarkan
definisi dan pengertian biaya di atas, dapatlah
dikatakan bahwa pengertian biaya yang dikemukakan di atas adalah suatu hal yang masih merupakan
pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran
secara nyata keseluruhannya termasuk biaya.
Sejalan
dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto dalam bukunya
Akuntansi Untuk Usahawan, (2002 : 89), memberikan atasan tentang biaya (cost)
dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap
akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan
karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense
atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi.
Jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan
datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.
2
Jenis-Jenis Biaya
Dalam suatu
proses produksi melibatkan suatu jenis-jenis biaya yang dibebankan menurut
kelompok biaya tertentu guna menyusun harga pokok produksi yang dapat
digabungkan ke dalam jenis-jenis biaya. Tetapi ini tidaklah segera dapat di
pandang sebagai biaya, karena itu harus sesuai dengan faktor biaya, karena biaya
itu harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut perusahaan.
Sehubungan dengan jenis-jenis
tersebut, maka D. Hartanto dalam bukunya Akuntansi Untuk Usahawan, (1999 : 37)
mengelompokkan biaya menurut tujuan
perencanaan dan pengawasan, sebagai berikut :
1. Biaya variabel dan biaya tetap
6 Biaya yang dapat dikendalikan
Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya Akuntansi
Biaya, (2000 : 127) menghubungkan tingkah laku biaya dengan perusahaan volume
kegiatan sebagai berikut biaya variabel adalah biaya yang secara total
berfluktuasi secara langsung sebanding dengan volume penjualan atau produksi,
atau ukuran kegiatan yang lain.
Sedangkan biaya tetap atau biaya kapasitas merupakan biaya untuk
mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada tingkat kapasitas tertentu
dengan tetap memperhatikan jenis-jenis biaya apa yang dipergunakan agar
memudahkan dalam pengelompokannya.
Dari gambaran
umum di atas, maka dapat dijelaskan, sebagai berikut :
1. Biaya
variaberl adalah sejumlah biaya yang ikut berubah-ubah untuk mengikuti volume
prouksi atau penjualan. Misalnya atau bahan langsung hanya ikut dalam proses
produksi, bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi biaya tenaga
kerja langsung.
2. Biaya
tetap adalah sejumlah biaya yang tidak berubah-ubah walaupun ada perubahan
volume produksi atau penjualan. Misalnya gaji bulanan, asuransi, penyusutan,
biaya umum dan lain-lain sebagainya.
Sifat-sifat biaya tersebut sangat penting
untuk diketahui seorang manajer dalam perencanaan usahanya, karena dengan
demikian suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan perencanaan
dan pengawasan dalam proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, N.
Robert, and James S. Robert, 1999, Management Accounting, Fifty Edition, Home
Work, Illinois Richard, D, Irwin.
Hartanto, D, 2002,
Akuntansi Untuk Usahawan, (Management Accounting), Cetakan Kedua Edisi Ketiga,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Horgren, Charles,
T, 2001, Cost Accounting, A.Managerial
Emphasis, Fourth Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New Delhi.
Person, Hunt,
1999, Basic Business Finance, Second Edition, London : Irwin Dorsay
Internationl, Geogetown, Limited New York.
Nitisemito, Alex,
S, 2001, Manajemen Resiko Piutang, Edisi
III, Penerbit Erlangga Yogyakarta.
Riyanto, Bambang,
2004, Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan, Edisi Kedua, Cetakan
Kedelapan, Penerbit Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Simarmata, A. Dj,
2001 , Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Dasar Modal, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Sutoyo, Siswanto,
2002, Studi Kelayakan Proyek, Konsep dan Tehnik, Seni Management, No. 66,
Jakarta, PT. Pustaka, Binaman Presindo, Jakarta.
Wrigth, M.G. B.
Com, 2000, Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Djoerban, Wachid, Penerbit
Yayasan Kanisius, Jakarta.
Weston Fred, J.
and Bugene F. Brigham, 2000, Manajemen Keuagan, Edisi Ketujuh, Jilid II,
Penerbit Erlangga, Yogyakarta.
Winardi, 2000,
Akuntansi Biaya, Edisi Ketujuh, Penerbit Alumni, Bandung
Ikatan Akuntansi
Indonesia, 1994, Norma-Norma Pemeriksaan Akuntansi, Penerbit YKPN, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar