“
Kehidupan dunia usaha senantiasa diperhadapkan pada berbagai
macam tantangan, baik yang timbul dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Di dalam mencapai tujuannya suatu perusahaan
tidak luput dari berbagai macam kesulitan dan persoalan.
Keberhasilan perusahaan
adalah sangat tergantung dari keterampilan atau kecermatan dari pimpinan
perusahaan dalam mengelola perusahaannya demi kelangsungan hidupnya. Suatu
perusahaan yang hendak berhasil di dalam mencapai tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh keuntungan perlu memperhatikan faktor efisien.
Kebijaksanaan yang
perlu diperhatikan dalam aktivitas perusahaan ialah bagaimana pimpinan
perusahaan menentukan suatu tingkat harga pokok produksi yang dihasilkan
agar dapat dijangkau oleh konsumen dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam rangka
meningkatkan usaha, maka perhatian produksi
dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan yang relevan dengan bianya dalam proses berpengaruh terhadap kualitas
produksi apabila biaya ditekan untuk
membiayai produksi.
Total biaya ataupun
biaya per unit harus diketahui untuk menentukan harga jual, dalam mana besarnya
keuntungan atau kerugian juga dapat diketahui, sebab tiap-tiap transaksi
perusahaan selalu membandingkan bila perusahaan dititik beratkan pada harga
pokok per kilogram (cost) yang disertai
dengan pengawasan pada saat berproduksi.
Untuk memperoleh laba dari
kegiatan operasionalnya dalam berbagaii faktor diperhatikan seperti penghasilan
dan biaya yang lebih rendah dari penghasilan itu, perusahaan dapat mencapai
laba yang diinginkan. Dalam upaya mencari laba yang besar perusahaan harus
mampu menjual dalam jumlah yang besar dan tingkatan harga tertentu. Keinginan
perusahaan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, perusahaan harus
meningkatkan kualitas dan mutu produk agar hasil dapat bersaing di pasar.
Penjualan yang
dilakukan perusahaan ditentukan dan permintaan konsumen terhadap barang yang
dijual dan salah satu yang mempengaruhi permintaan konsumen dalam suatu barang
adalah harga jual barang yang bersangkutan. Apalagi jumlah perusahaan yang
bersifat persaingan sempurna dimana terdapat banyak penjual, konsumen mempunyai
banyak pilihan terhadap barang yang dibutuhkan berdasarkan harga dan tingkat
kepuasaan yang diperoleh dan barang-barang yang dibelinya.
Selama ini disebabkan
karena adanya penetapan harga penjualan sebelum dikalkulasi sejumlah biaya yang
telah yang dikeluarkan oleh perusahaan, karena hasil produksi diserahkan pada
bagian pemasaran untuk menetapkan harga jual.
Perhatian pada produsen
tidak terbatas pada persediaan barang atau hasil produksinya saja, tetapi juga
bagaiman barang itu dapat mencapai pasar. Pasar yang dimaksud disini adalah
pelanggan potensial dengan kebutuhan dan keinginan tertentu atau tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli yang saling berintraksaksi dapat
terjadinya transaksi jual beli.
Sehubungan dengan
uraian sebelumnya, maka salah satu kebijakan perusahaan untuk mencapai
keuntungan adalah dengan cara analisis penetapan harga jual barang. Bahwa dalam
menetapkan harga jual merupakan profit
planning apporoach yang didasarkan pada hubungan antara volume penjualan,
laba dan pembiayaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu dalam menetapkan
harga sebagai pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dalam bidang penjualan
maupun dibidang perencanaan laba dan keuntungan.
Analisis menetapkan
harga jual merupakan suatu masalah ketika perusahaan akan menentukan harga
pertama kali .hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan suatu produk atau
barang yang baru, ketika perusahaan ingin memperkenalkan produk atau barangnya
kesaluran distribusi atau kedaerah baru, harus memutuskan posisi produknya
untuk mutu dan harga. Dalam penentuan harga pokok per unit memang rumit, karena
semuanya harus dipertimbangkan terlebih dahulu terhadap unsur-unsur yang
terkait menyangkut masalah biaya untuk menghasilkan barang atau jasa.
Dalam hal penetapan
harga jual terlebih dahulu harus biaya ditetapkan per unit produk yang
dihasilkan dan telah memperhitungkan seluruh elemen-elemen biaya.Tanpa
mengetahui harga per unit produk harga jual tidak mungkin dapat ditentukan,
dalam penetapan harga jual yang pertama kali dilakukan adalah perhitungan biaya
per unit produk.
Perusahaan ini bergerak
dalam bidang produksi dan penjualan gula pasir atas dasar untuk memenuhi
tuntutan permintaan konsumen terhadap gula pasir yang dapat disesuaikan dengan
kondisi pasar pada masa sekarang.
A
Pengertian Produksi
Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk
mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan
memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam
menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan
Assauri, dalam bukunya Manajemen Produksi, (2002 : 7), menyatakan bahwa
produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Martin
Kenneth, dalam bukunya Cost Accounting, A. Managerial Emphasis, (2000 ; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi
dalam pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur
desaing barang dan jasa senagai output
serta sebagai poduk terakhir input emelent.
Berdasarkan dari kedua
definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi
adalah suatu usaha untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang
yang diproduksi mengatalami tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan
tertentu sebagai berikut :
1. Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang
kecil mungkin untuk mendapatkan hasil
tertentu ataupun dengan pengorbanan
tertentu untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
2. Azas kontinutas, adalah
azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.
Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, dalam
bukunya Manajemen Produksi (2002 ; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan
sebagai faktor-faktor yang terdapat
dalam suatu hasil yang menyebabkan
barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.
Sesuai dengan
pengertian di atas ada beberapa faktor
yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu
:
1.
Faktor produksi tanah
2.
Faktor produksi modal
3.
Faktor produksi tenaga kerja
Sedangkan Richard,
dalam bukunya, Production Management (1999; 84), sebagai berikut dalam berproduksi
sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen
harus konsisten.
Sesuai dengan definisi
tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan
hasil produksi, karena hasil produksi inilah yang merupakan pengendalian mutu
untuk berperan serta dalam bersaing di
pasar.
Dalam hubungannya
dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai
bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut
:
a. Grade
yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas singkat operasinya dan
lain-lain.
b. Fitenss
for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.
c. Consistency
in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk
terakhir sesuai dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality ofconformance
(mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap perusahaan
pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu
dipertimbang kan dalam pembentukan suatu
standard dikemukakan oleh Harding, dalam bukunya, Production Management
(2001 ; 58), menyatakan bahwa :
1) Memenuhi syarat
kegunaan yang ditetapkan
2) Memenuhi standard
kualitas perusahaan
3) Diproduksi dengan
peralatan yang ada sekarang.
Untuk itulah
E.Mansffiel, dalam bukunya, Proses Produksi (2002 ; 121), menyatakan bahwa proses produksi memerlukan kehati-hatian
terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan jasa yang sama pada
perusahaan.
Selanjutnya menurut
R.A. Bilas, dalam bukunya Modern Production Management (1999; 127), adalah sebagai berikut kalau
input sabagai salah satu cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi
untuk mempertahakna mutu dan kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen,
sehingga perusahaan ini tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera
konsumen.
Dari beberapa
pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah disimpulkan
bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai faktor produksi
yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan
dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan
jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain
yang disebut output.
Pengertian produksi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau
pemenuhan kebutuhan pertanian yang
dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait
dengan satu sama lainnya.
Paul A. Samuelson dalam
bukunya Dasar-Dasar Penganggaran Eksekutif (2002 ; 357), membatasi diri dalam
memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini
mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor produksi,
sehingga out put dari proses produksi garus sepesifikasi produksi, agar barang
yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.
Sedangkan Soemitro
Djoyohadikusumo, dalam bukunya Akuntansi Biaya dan Harga Pokok (2000 ; 136),
memberikan definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian
adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau
untuk memenuhi kebutuhan.
Pendapat di atas, bahwa
dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari
produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata
lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses
produksi dan banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan
input yang akan bisa menambah output atau produksi.
Dalam hubungan antara
input dengan output berarti kita bicarakan
mengenai masalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi, sehingga dapat diketahui hasil
yang telah diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan atau menderita rugi
dan perlu kita memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi dalam satu periode tersebut.
B
Pengertian Harga Pokok Produksi
1.
Pengertian Harga Pokok Produksi
Sebelum proses produksi
dimulai, terlebih dahulu harus diketahui berapa besarnya harga pokok dari barang yang akan diproduksikan. Dengan demikian, dapat pula diketahui
besarnya harga jual
serta pengendalian biaya
produksi.
Demikian halnya untuk,
mengetahui besarnya harga pokok produksi, maka terlebih dahulu harus diketahui
jalannya kegiatan-kegiatan atau proses produksi, yang berarti unsur-unsur biaya
yang melekat pada produksi tersebut dapat pula didentifikasikan.
Pada perusahaan industri yang kegiatan
pokoknya adalah mengelolah bahan baku menjadi suatu produk jadi yang disiapkan
untuk dipakai atau dijual, perhitungan harga pokok produk perlu dilakukan
secara cermat. Apabila terjadi kekeliruan dalam perhitungan harga pokok, akan
dapatmerugikan perusahaan. Oleh karena itu sebelum proses produksi dimulai,
seharusnya terlebih dahulu diperhitungkan berapa besar harga pokok dari barang
yang akan diproduksi, guna menetapkan harga jual dari barang tersebut dan
pengendalian biaya produksi.
Untuk menentukan
besarnya harga pokok produksi suatu barang sebelumnya perlu diketahui apa yang
dimaksud dengan harga pokok. Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi dan ytujuannya untuk
memperoleh penghasilan.
Abbas Kartadinata,
dalam bukunya Akuntansi dan Analisa Biaya, Suatu Pendekatan Tingkah Laku Biaya,
( 2000 : 1) mengemukakan pendapatnya tentang harga pokok produksi, sebagai
berikut :
1. Bagi suatu perusahaan perdagangan, harga pokok hanya mengandung
satu unsur saja, yakni harga beli produk-produk yang diperdagangankan.
2. Harga pokok jadi yang dihasilkan suatu perusahaan meliputi semua
biaya dan pengorbanan yang diperlukan untuk menghasilkan produk jadi, meliputi
:
b. Bahan baku dan bahan pembantu
c. Upah langsung
d. Biaya produksi tidak langsung.
Dengan pengertian ini
dapat dismpulkan bahwa yang membedakan harga pokok kedua jenis perusahaan,
yakni disebabkan karena perusdahaan daagang adalah perusahaan hanya membeli
barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang,
sedangkan perusahaan industri adalah perusahaan yang membeli bahan dan merubah
bentuknya untuk dapat dijual.
Dalam hal ini untuk
perusahaan dagang, harga pokok barang yang dijual adalah jumlah persediaan awal
ditambah dengan pembelian dan dikurangi dengan persediaan akhir. Sedangkan pada
perusahaan industri meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan
baya-biaya umum produsi lainnya.
Pengertian
harga pokok (cost) dan biaya (expenses) serng diperlukan. Untuk lebh jelasnya Supriono dalam bukunya
Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan dan Penentuan Harga Pokok (1999 : 12)
mengemukakan bahwa cost (biaya) adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan
uang dalam bentuk :
a. Kas yang dibayar atau
b. Nilai aktiva lainnya yang diserahkan/
dikorbankan atau
c. Nilai jasa yang diserahkan/ dikorbankan, atau tambahan modal
dalam rangka pemilihan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada
masa lalu maupun pada masa yang akan datang. Sedangkan expenses adalah harga
pokok dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Mulyadi
dalam bukunya Akuntansi Management, (1999 : 295) biaya produksi adalah biaya
yang dikeluarkan oleh fungsi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
Dalam
hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi tiga unsur, yaitu :
1. Biaya Bahan Baku
Biaya
bahan baku adalah harga pokok dari semua bahan dan secara praktis dapat
diidentifikasi sebagai bagian dari produk selesai.
Bagi
perusahaan industri, bahan baku merupakan bahan yang sangat meentukan kualitas
maupun kuantitas dari hasil produksinya. Keberhasilannya tergantung dari
luasnya pengawasan bahan baku, efisiensi pembelian dan lain-lain.
2. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga
kerja adalah semua balasa jasa yng diberikan oleh perusahaan kepada semu karyawan, sesuai
dengan fungsi dimana karyawan bekerja, maka biaya tenaga kerja dapat
digolongkan ke dalam :
a. Biaya tenaga kerja panrik/ produksi.
b. Biaya tenaga kerja pemasaran
c. Biaya tenaga kerja
administrasi dan umum.
Elemen biaya
tenaga kerja untuk fungsi produksi dapat dibagi atas biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
a. Biaya tenaga kerja langsung (direct
labour) adalah merupakan upah yang dibayarkan pada semua buruh yang bekerja
secara langsung dalam proses produksi.
4 Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung (indirect labour) adalah semua upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja yang tidak dapat secara langsung diidentifikasikan pada produk atau jasa.
Untuk biaya kerja fungsi pemasaran dan biaya tenaga kerja fungsi administrasi
dan umum merupakan biaya tenaga kerja yang langsung dibebankan sebagai proiod
cos pada saat terjadi.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya verhead pabrik
(factory overhead cost) adalah semua biaya produksi selain biaya bahu dan biaya
tenaga kerja.
Batasan biaya overhead
pabrik dikemukakan oleh Supriono dalam bukunya Akuntansi Biaya, Pengumpulan
Biaya dan Penentuan Harga Pokok (1999 : 293) bahwa biaya overhead pabrik adalah
biaya produksi selain biaya bahan baku da biaya tenaga kerja langsung yang
eelemennya dapat digolongkan kedalam :
a. Biaya bahan penolong
b. Biaya tenaga kerja
langsung
5 Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
6 Reperasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
7 Biaya listrik dan pabrik
8 Biaya asuransi
9 Baya overhead pabrik dan lain-lain.
C Tujuan Penetapan Harga Pokok Produksi
Adapun tujuan penetapan
harga pokok sebagaimana dikemukakan Winardi dalam bukunya Kapita Selesta (2002;
149), mengemukakan bahwa :
1) Sebagai alat untuk
perencanaan
2) Sebagai alat untuk
pengawasan atau pengendalian biaya.
3) Sebagai alat untuk
memecahkan persoalan khusus.
Sedangkan Winardi
menyatakan bahwa tujuan penetapan harga pokok adalah :
1) Sebagai dasar bagi
harga pokok penawaran
2) Sebagai dasar guna
menentukan hasil - hasil perusahaan.
3) Penilaian mengenai
harga-harga pasar yangberlaku
4) Sebagai alat
guna mengontrol efisiensi perusahaan.
Dengan demikian,
apabila diketahui harga
pokok sesuatu barang yang diproduksikan, maka penentuan
harga pokok penjualan dapat pula ditentukan. Demikian pula dengan diketahuinya harga pokok produksi
dalam suatu barang, maka untuk kepentingan
pengendalian efisiensi dalam proses produksi dengan mudah dapat dilakukan
pengontrolan dan pengawasan.
Efisiensi yang dimaksud
tersebut adalah penawaran prinsip-prinsip ekonomi dalam
perusahaan, yaitu dengan pengorbanan
yang seminimal akan mencapai
hasil yang maksimal mungkin.
D Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Pokok
Produksi
Harga merupakan ukuran
untuk dapat mengetahui berapa besar
nilai suatu barang dan jasa.
Harga turut menentukan berhasil tidaknya akan laku dipasaran, karena harga
merupakan nilai dari suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Selain itu
juga harga dipakai sebagai patokan atau titik permulaan bagi penentuan harga
lainnya atau harga merupakan saran penghubung antara pembeli dan penjual.
Artinya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan suatu produk barang
atau jasa yang telah disesuaikan.
Mulyadi dalam bukunya
Akuntnsi Biaya, Pengendalian Harga Pokok, (1999 : 147) memberikan definisi
tentang harga, yaitu harga adalah merupakan jumlah uang atau barang (ditambah
beberapa barang kalau memungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Perusahaan menginginkan
harga yangf lebih tinggi, akan tetapi masyarakat sudah mengetahuiu situasi dan
harga, pihak produsen perlu menjamin kualitas produksi, sehingga tidak ada
tanggapan lain dari konsumen atau kurang puas.
Harga sebagai suatu
standar nilai barang dan jasa, sehingga harga itu sangat penting ditentukan
Cuma perlu ditekankan bahwa untuk ingin memiliki suatu barang tersebut
seseorang membayar dengan sejumlah uang untuk mengumpulkan barang dan sudah
termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Bahkan penjual juga
mengharapkan keuntungan dari harga yang telah ditentukan tersebut.
Kemudian
Nitisemito, dalam bukunya Dasar-Dasar
Penganggaran Bagi Eksekutif, (2000 : 11) memberikan batasan mengenai harga
yaitu harga adalah suatu barang dan jasa yang diakui dengan sejumlah uang
dimana berdasarkan nilai tersebut atau perusahaan bersedia melepaskan barang
atau jasa yang dimilikinya kepada orang lain.
Harga menunjukkan pula
terlaksananya suatu transaksi pembelian yang dapat terjadi, jika pembeli dan
penjualtelah secara bversama-sama sepakat pada suatu tingkat harga tertentu
dari suatu produk yang dijual, sehingga dengan demikian perusahaan PTP. XIV
Pabrik Gula Camming dalam hal ini melaksanakan kegiatan untuk pemasarannya
tidak terlepas diri dari suatu penentuan harga produk yang akan ditawarkan.
Dengan demikian, harga
mempunyai peranan serta fungsi yang tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi
lainnya seperti halnya produksi, pemasaran juga pembelanjaan dan fungsi-fungsi
lainnya.
Perusahaan PTP. XIV
Pabrik Gula Camming dalam menjalankan aktivitasnya sesuai dengan obyek
penelitian dalam hal penetapan harga jual kepada langgan selalu memperhatikan
berbagai pertimbangan seperti harga pada perusahaan lain, daya belu masyarakat,
pengawasan dan pengendalian harga oleh pemerintah dan lain pertimbangan tentang biaya produksinya.
E
Metode-Metode Penetapan Harga Pokok Produksi
Harga
pokok produksi merupakan nilai investasi yang dikorbankan untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi. Komponen-komponen biaya terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Metode pengumpulannya
disesuaikan dengan karakteristik system produksi dengan industrinya.
1. Metode harga pokok
pesanan
Metode harga pokok dalam system pesanan
digunakan dalam produksi yang menghasilkan dalam berbagai produk yang
berbeda-beda pada setiap priode. Termasuk dalam contoh produksi ini adalah
usaha meubel, percetakan dan lain sebagainya.
Beberapa karakteristik system penentuan
harga pokok pesanan yaitu :
a.
Kegiatan produksi atas dasar pesanan, sehingga bentuk barang/ produk tergantung
spesifikasi pesanan. Proses produksinya terputus-putus, tergantung adanya tidaknya
pesanan yang diterima.
b. Biaya produksi dikumpulkan
untuk setiap pesanan sehingga perhitungan total biaya produksi dihitung pada
saat pesanan selesai. Biaya per unit adlah dengan membagi total produksi dengan
total unit yang dipesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan
membuat kartu harga pokok pesanan yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya
yang memuat informasi umum seperti nama pemesan, jumlah pesanan dam tanggal
diselesaikan, informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik yang ditentukan dimuka.
d.
Penentuan harga pokok per unit produk dilakukan setelah produk pesanan dengan
jumlah unit produk yang diselesaikan.
Dalam system harga pokok pesanan, ketiga elemen
biaya produksi dikumpulkan sesuai dengan nomor pesanan yang dikerjakan. Harga
pokok barang per unit dengan membagi biaya total pesanan tersebut dengan jumlah
unit yang dibuat. Nilai barang jadi adalah seluruh harga pokok darim pesanan
yang diolah. Nilai barang dalam proses adalah harga pokok pesanan yang belum
selesai.
Kekesalan dari system ini adalah bahwa setiap
biaya produksi yang dikeluarkan atau yang dibebankan harus dapat
diidentifikasikan pada pesanan yang dibuat. Semua harus dapat menampung
perhitungan harga pokok pesanan.
2. Metode harga pokok
proses
Sistem harga pokok dlam proses digunakan
untuk perusahaan yang memproduksi suatu produk tunggal, homogen yang dihasilkan
dalam jangka panjang secara berkelanjutan. Berkelanjutan dalam jangka panjang
termasuk dalam contoh produksi ini adalah usaha pabrik semen, pabrik tegigu dan
sebagainya. Untuk menghitung harga pokok barang, perusahaan dapat menggunakan
median departemen, bagian atau seksi dalam produksi.
Harga pokok proses berkaitan dengan
alokasi biaya produksi pada suatu departemen terhadap suatu barang yang
diproses di departemen tersebut. Harga pokok proses mempunyai ciri-ciri,
sebagai berikut :
a.
Biaya dikumpulkan pada setiap departemen atau biaya.
b.
Setiap departemen mempunyai rekening persediaan barang dalam proses
untuk mendebit biaya diterima dan mengkredit harga pokok barang.
Persediaan akhir barang dalam prosesn
akan menjadi persediaan awal periode berikutnya, hal ini dapat menimbulkan dua
macam harga pokok dalam suatu departemen, yaitu harga pokok periode sekarang da
harga pokok periode yang lalu.
Dalam
sistem harga pokok proses, biaya persediaan barang dalam proses di pisahkan
dari biaya yang ditambahkan dalam periode berjalan dan tidak dirata-ratakan
dengan ditambah unit yang baru. Biaya untuk menyelesaikan unit-unit dalam
proses pada awal periode
penjualan menjadi obyek penelitian penulis. Dalam perkembangan
dunia sekarang, perusahaan membutuhkan bahan baku, kemudian diadakan
pengendalian persediaan bahan baku untuk diproduksi.
Proses produksi yang
telah diperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan sehingga dapat ditentukan
harga pokok produksi.
Penetapan harga pokok
perusahaan telah memperhitungkan seluruh unsur-unsur dalam pengeluaran utamanya
proses produksi.
E Metode Analisis
Untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan membuktikan hipotesis yang diajukan dalam
penulisan ini, maka penulis menggunakan metode analisis, sebagai berikut :
1. Metode analisis deskripstif yaitu menguraikan
metode perhitungan harga pokok produksi yang digunakan perusahaan.
2. Analisis penetapan harga pokok produksi
secara full costing
Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan selama
proses produksi
Rumus =
Jumlah
produksi selama periode tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan, 2002, Manajemen Produksi, Bina Aksara, Jakarta.
Bilas, R.A. 1999, Modern Production Management,
Fourth Edition, New York, London. Sydney, Toronto.
Djoyohadikusuma, Soemitro, R, 2000, Biaya dan
Harga Pokok, Bina Aksara, Bandung.
Harding,
H.A, 2001, Production Management, Second
Edition, London, McDonald and
Evans Limited.
Kartadina, Abbas, 2000, Pendekatan Tingkah Laku, Fifth Edition, South Westeren Publishing,
Company, Ohio.
Martin, Kenneth, 2000, Cost Accounting, A. Managerial Emphasis, Fourth Edition, Prentice-Hall, of India Private Limited, New
Delhi.
Mansffiel, E, 2002, Akuntansi dan Analisis Biaya,
Bina Aksara, Jakarta.
Mulyadi, 1999, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian
Biaya, BPFE, Universditas Gajah Mada, Yogyakarta.
………,
1999, Akuntansi Manajemen, BPFE,
Universditas Gajah Mada, Yogyakarta.
Nitisemito, Alex, S, 2000, Dasar-Dasar Penganggaran Bagi Eksekutif, Penerbit Pustaka Binaman Press Indonesia,
Jakarata.
Paul
A. Samuelson, 2002, Dasar-Dasar
Penganggaran Bagi Eksekutif, Terjemahan dari Budgeting Fundamentals For Financial Executive, Pustaka Binaman Press
Indonesia, Jakarta.
Winardi, 2002, Kapita Selecta, Penerbit Alumni, Bandung.
Ikatan Akuntan Indonesia 1994, Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar