Dalam dunia
perkembangan yang mencolok selama beberapa dasawarsa menjelang dimulainya
beberapa kegiatan yang ditandai dengan banyak aspek pentingnya informasi dan
pengolahan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Dengan tersedianya
berbagai bentuk media informasi, kini masyarakat memiliki pilihan yang lebih
untuk mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui dengan segera.
Perkembangan masyarakat membutuhkan
informasi tentang pelayanan maupun perkembangan dalam dunia sekarang baik
melalui media masa maupun melalui media elektronik kesemua ini penting
diketahui oleh masyarakat banyak.
Kebutuhan informasi apa saja yang perlu
diketahui masyarakat utamanya dalam pelayanan, perkembangan jaman sekarang, dan
perubahan adanya informasi yang bisa mendukung aktivitas sehari-hari, sehingga
masyarakat mengikuti perkembangan saat sekarang, oleh karena perkembangan
tehnologi dalam dunia perkembangan harus diikuti.
Selanjutnya, seperti apa yang saja
dibutuhkan oleh masyarakat, dimana
peradaban yang telah dan sedang dialami oleh manusia dibagi dalam tiga golongan
yang pertama yaitu golongan peradaban agraris yang dimulai pada tahun 800 SM,
sampai dengan sekitar 1700 M, yang kedua gelombang peramaian industri pada
tahun 1970-an. Hal ini ditandai dengan adanya Revolusi Industri yang ketiga
adalah gelombang komunikasi dari pengolahan data yang dikenal dengan istilah
perkembangan informasi melalui elektronik.
Sementara ini sering dengan lajunya gerak
pembangunan organisasi-organisasi politik atau swasta semakin banyak yang
mampu memanfaatkan teknologi baru yang dapat menunjang efektivitas
produktivitas dan efisiensi mereka. Dinas Perhubungan Darat bergerak bidang
jasa sebagai instansi pemerintah penuh bekerja sama dengan dengan seluruh Dinas
Perhubungan dalam kaitannya dengan hubungan kerja untuk memberikan informasi
masyarakat. Di dalam memberikan pelayanan masyarakat, perangkat konputer
sebagaiu sarana penunjang menerapkan sistem informasi dan komunikasi data, baik
dalam penunjang operasional instansi maupun dalam pengambilan keputusan
manajemen sehingga tugas-tugas dan pelayanan kepada publik (masyarakat) dapat
diselesaikan dengan cara efektif dan efisien dan dapat memuaskan masyarakat.
Dinas Perhubungan Darat bekerja sama
dengan instansi terkait dan adakalanya
juga kerjasama dengan pihak swasta yaitu perusahaan angkutan umum,
membutuhkan informasi secukupnya melalui Sistem Informasi Manajemen Operasional
agar lebih cepat sistem kerja dan terarah segala kegiatan perusahaan setelah
menggunakan (SISMIOP).
Kantor Dinas Perhubungan Darat dengan mempunyai perangkat kerja yang bisa mengakses informasi atas
mitra kerja melalui komputer, dengan dasar itu bekerja secara operasional yang
sudah tertata dan operasonal kerja lebih cepat serta tepat sasaran.
Mengingat dua hal yang mendasar dalam
tata kerja dan operasional pada Kantor Dinas Perhubungan Darat yaitu tugas-tugas yang terlaksana dengan baik (efektif dan efisien) dan
peningkatan pelayanan kepada masyarakat yang bermuara pada perusahaan, maka
Dinas Perhubungan Darat telah menyelenggarakan suatu sistem operasional yang disebut Sistem
Informasi Manajemen Operasional (SISMIOP) yang ditandai dengan penerapan
penggunaan sistem komputerisasi Sistem Informasi Manajemen Operasional.
Informasi sangat dibutuhkan oleh
masyarakat baik melalui elektronik maupun melalui media masa, yang bertujuan
untuk mengetahui perkembangan jaman sekarang, sehingga adakalanya terselubung
hanya orang-orang tertentu saja bisa ketahui. Melalui sistem ini perkembangan
informasi di era reformasi diharapkan adanya transparansi yang memang bisa
diketahui oleh masyarakat umum.
Sistem informasi menurut teori dan
praktek telah mengalami perubahan, sehingga untuk menghadapinya mereka tidak
cukup hanya dengan keterampilan, akan tetapi lebih dari pada itu mereka harus
memahami adanya suatu pendekatan sistem atau manajemen serta mampu berpercaya
dalam dalam merencanakan dan memanfaatkan sistem informasi manajemen.
Untuk memperoleh pemahaman tentang sistem
informasi manajemen, akan dikemukakan beberapa pengertian dan konsep informasi.
Menurut Robert Murdick (1999: 102) menyatakan bahwa informasi terdiri dari data
yang telah diambil kembali diolah atau sebaliknya digunakan untuk tujuan
sebagai dasar untuk peramalan atau pengambilan keputusan.
Sedangkan, Vincent Gespersc (2001: 25)
memberikan definisi bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang terdiri bagi penerimaan dan bermanfaat dalam mengambil keputusan
saat ini atau saat yang akan datang.
Definisi tersebut di atas, maka berikut
ini dapatlah dikemukakan beberapa pengertian dari sistem informasi manajemen.
Akan tetapi perlu disadari bahwa sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang
istilah sistem informasi manajemen, bahkan beberapa penulis cenderung memilih
pada istilah-istilah seperti sistem informasi keputusan, atau hanya menggunakan
istilah "sistem informasi" sehubungan dengan sistem pengolahan
informasi berdasarkan komputer yang dirangcang untuk mendukung fungsi operatif,
manajemen dan keputusan dalam sebuah organisasi.
Sesungguhnya demikian, untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang sistem informasi manajemen, maka berikut ini
dapat disajikan beberapa definisi yang telah diterima dan berlaku secara umum
serta banyak dikenal orang. Gordon B. Davis (1999: 3) memberikan definisi
bahwa, sistem informasi manajemen adalah
sebab sistem antara manusia dan mesin yang terpadu (integrasi), untuk
menyajikan informasi guna mendukung target operasi, manajemen dan pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Selanjutnya, sistem informasi manajemen
tersebut digambarkan dalam sebuah bentuk piramide, dimana laoisan dasarnya
terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi, penjelasan status dan
sebagainya, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi untuk
mendukung operasi bagi manajemen setiap hari. Kemudian lapisan ketiga teridiri
dari sumber daya sistem informasi untuk mendukung perencanaan taktis
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen dan lapisan terakhir pada puncak
piramde yang terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan
perumusan kebijaksanaan pada tingkat manajemen puncak.
Untuk lebih jelasnya lapisan informasi
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
SIM
Untuk
Perencanaan
Strategis
dan
kebijakan
serta
pengam-
bilan
keputusan
-----------------------
Informasi
Manajemen
untuk
perencanaan taktis
dan
pengambilan
keputusan
------------------------------------
Informasi
manajemen untuk perencanaan
operasional
pengambilan keputusan dan
pengendalian
-----------------------------------------------
Pengolahan
transaksi, pemberian informasi
(tanggapan
atas pertanyaan)
------------------------------------------------
Jadi dapat dikatakan bahwa sebuah sistem
informasi manajemen yang merupakan komponen dari pada sistem yang memberikan
informasi untuk melaksanakan perencanaan, dengan menggerakkan rencana-rencana
itu, dan memberikan umpan balik informasi yang penting untuk suatu keputusan
dan kemudian melaksanakannya.
Namun demikian perlu disadari bahwa dalam
pengambilan keputusan, informasi ini berkaitan erat dengan keputusan tidak
pastian yang melindungi variabel-variabel perencanaan tersebut, di mana untuk
mengurangi ketidak pastian ini diperlukan adanya informasi
tambahan. Dalam hal ini, pada
umumnya informasi yang dibutuhkan tersebut hanya dapat diperoleh dengan
mengorbankan sejumlah biaya tertentu, selain itu informasi tidak pernah seratus
persen sempurna, atau sesuai memutuskan apakah perlu mencari informasi tambahan
atau tidak, terlebih dahulu perlu kiranya diketahui berapa nilai dari informasi
tersebut yang tepat persoalan keputusan yang sedang dihadapi.
B Pengertian Nilai
dan Sifat Informasi
Prinsip utama yang berkenaan dengan nilai
dan sifat informasi ini adalah bahwa informasi hanya mempunyai nilai jika
informasi tersebut dapat mengakibatkan suatu perubahan dalam tindakan yang
diambil oleh para pengambil keputusan. Kesimpulan suatu data atau pernyataan
seorang ahli dapat memberikan suatu pengetahuan baru, namun hal ini tidak akan mempunyai nilai dalam konteks suatu persoalan
keputusan tertentu selama informasi tambahan tersebut tidak dapat mengakibatkan
perubahan dalam sikap, maupun tindakan seseo rang berkaitan dengan masalah atau
persoalan keputusan yang dihadapinya.
Pengertian tentang nilai informasi
menurut Gorden B. Davis (1999: 115) mengemukakan bahwa, nilai informasi adalah
nilai perubahan dalam perilaku keputusan yang disebabkan oleh informasi
dikurangi biaya informasi tersebut.
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian
(1997: 121) menyatakan bahwa, nilai adalah
konsepsi/ pandangan hidup yang dianut oleh seseorang tentang baik dan
buruk, benar atau salah yang digunakan sebagai kriteria untuk mengambil
keputusan dan kemudian melaksanakannya.
Kedua definisi tersebut di atas, jelas
bahwa suatu informasi hanya akan mempunyai nilai bila informasi dapat
mengakibatkan perubahan dalam perilaku seseorang dalam mengambil keputusan.
C Jenis-Jenis
Informasi
Dalam pengelola perusahaan diperlukan
berbagai jenis informasi guna untuk mendukung berbagai proses pengambilan
keputusan, baik oleh manajemen puncak (pimpinan), manajer berbagai bidang
fungsional dan penyelenggaraan kegiatan operasional. Oleh karena itu,
pengolahan informasi mutlak perlu dilakukan dengan sebaik mungkin sehingga
informasi terkumpul, teroleh dan tersimpang dengan baik sehingga mudah
ditelusuri apabila diperlukan pengolahan informasi harus memenuhi persyaratan
kelengkapan kemutahiran, keandalan dan kepercayaan.
Pelaksanaan berbagai bidang fungsional
menurut S.P. Siagian (1999: 44), maka jenis-jenis informasi itu dapat dibagi,
sebagai berikut :
1. Informasi
bidang ekonomi, yaitu informasi
ini termasuk dalam bidang ini tentang tingkat pertumbuhan ekonomi, penanaman
modal, baik asing maupun domestik, informasi tentang kondisi pasar berbagai
komioditi, kebijakan keuangan dan
moneter yang dilakukan pemerintah informasi tentang pasar modal, informasi tentang arah
industriali sasi yang akan ditempuh dalam kurun waktu tertentu di masa depan,
informasi tentang prosedur ekspor dan impor berbagai informasi yang sejenis.
Bahkan juga informasi perkembangan di bidang politik.
2. Informasi di Bidang politik,
informasi ini seperti yang menyangkut pemerintahan negara, peraturan kekuatan
diantara beberapa kekuatan politik, frekuensi penyelengga raan pemilihan umum,
kecenderungan suatu partai politik tertentu perumusan kebijakan apabila
memenangkan pemilihan umum, struktur birokrasi pemerintahan negara, sistem
hukum perundang-undangan yang berlaku dan instansi lain yang sejenis yang ada
kaitannya dengan bidang politik termasuk politik luar negeri.
3. Berkaitan erat dengan informasi di bidang politik, dalam
dunia usaha juga perlu memiliki informasi tentang situasi keamanan dan
ketertiban umum termasuk estimasi tentang kemungkinan terjadinya gangguan baik
karena faktor-faktor yang terdapat di dalam negeri maupun yang datang dari
luar, baik yang bentuknya masih berupa hambatan, apabila yang berupa ancaman.
Semuanya itu penting karena implikasi terhadap ketenangan berusaha.
4. Informasi tentang lingkungan,
informasi yang dimaksud disini antara lain informasi tentang sumber daya alam,
kebijakan pemerintah tentang pemanfaatannya, kebijaksanaan nasional
dalam pelestrian lingkungan hidup
termasuk kebijakan tentang pencemaran air, pencemaran udara, kebijakan dasar
daur ulang limbah industri reboisasi, kebijakan peruntukan berbagai jenis
lahan.
5. Informasi tentang permasakan bahan mentah dan bahan baku untuk diolah menjadi produk tertentu,
informasi ini ialah apakah bahan mentah atau bahan baku itu relatif melimpah
atau relatif langkah, siapa yang mengusainya, terdapat dimana kecenderungan
pemasok bertindak vis a vis produsen tertentu, seperti dalam hal persediaan
pembelian waktu penyerahan dan jaminan mutu.
6. Informasi tentang perilaku
persaingan yang mungkin akan dihadapi, yang dimaksud informasi perilaku pesaing
dalam memasukkan, mempromosikan dan menjual produknya, apakah akan berpegang
pada norma dan etika atau tidak atau apakah justru cenderung menganut pandangan
tidak sehat dengan menggunakan tehnik-tehnik yang sering disebut sebagai zero
sum gane,
7. Informasi tentang target group di
masyarakat yang jadi sasaran pemasaran, promosi dan penjualan produk tertentu.
Informasi
yang dibutuhkan termasuk informasi tentang menyangkut masalah teoritis yaitu
pada tingkat pendidikan, jenis-jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, jenis
kelamin, kelompok umur, status pernikahan, status tentang besar kecilnya
anggota keluarga yang menjadi ranggungan pencari nafkah utama.
D Pengertian
Manajemen Operasional
Semakin canggihnya teknologi membuat
sistem operasional pada hotel memiliki sejumlah pilihan yang bisa diterapkan
baik sendiri maupun secara bersamaan, untuk lebih jelasnya pengertian oleh
Endar Sugiarto (1998: 12) menyatakan bahwa : penerapan operasional tergantung
pada tuntutan kebutuhan suatu perusahaan.
Berdasarkan penjelasan Sugiarto, (1998:
35), ada 3 (tiga) teknologi yang digunakan untuk mencatat kegiatan, sebagai
berikut :
1. Operasi Menual
Operasi
secara menual mendominasi kegiatan perhotelan di seluruh dunia sebelum tahun
1920 hingga sekitar tahun tujuh puluhan. Sementara itu di Indonesia
pengoperasian hotel secara manual ini semua data dari sistem pelaporan masih
menggunakan tulisan tulisan tangan dalam pengisian formulir-formulir. Secara
manual tentu saja blangko formulirnya sudah dicetak.
2. Operasi semi otomatis
Sistem
semi otomatis ini biasa disebut juga sebagai electronical system, yaitu
menggabungkan cara manual dengan komputerisasi/menggunakan peralatan elektronik
lainnya. Kelemahan pada sistem ini karena peralatan semi otomatis sulit
untuk dipelajari, rumit dalam
pengoperasian tidak terintegrasi dengan sistem yang lain.
3. Operasi otomatis/komputerisasi
Semua
pendataan tamu sudah dikerjakan secara otomatis oleh program komputerisasi
khusus untuk keperluan yang saling menghubungkan satu sama lain. Dengan
demikian, sistem disatu pihak pada data yang diinginkan dapat terjalin satu
sama lainnya.
E Sumber Informasi
Bertitik tolak dari beberapa uraian
sebelumnya, maka tidak dapat disangkal bahwa informasi salah satu unsur dari
manajemen dan fungsi pengampilan keputusan.
Oleh sebab itu para ahli berpendapat
bahwa langkah untuk menentukan informasi manajemen belumlah selesai dan sebelum
mempertimbangkan sumber-sumber informasinya. Dalam literatur dijumpai bahwa
pada dasarnya sumber informasi dibedakan dalam dua bagian yaitu data empirik
dan informasi dikemukakan oleh Sondang P. Siagian (2001: 146), sebagai berikut
:
1. Data empirik,
yaitu data yang dapat
diperoleh melalui suatu pengumpulan data atau survei yang dapat
digunakan untuk menduga selebaran peluang munculnya suatu peluang. Dalam hal
ini pendapat awal digunakan untuk menguji bahwa relatif mencerminkan nilai
peluang yang besar, yaitu mencerminkan nilai peluang pengambil keputusan. Data
empirik ini juga digunakan untuk memperoleh selebaran peluang posterior
(kemungkinan akhir) berdasarkan nilai peluang akhir yang sudah ada. Sehubungan
dengan sumber informasi yang berasal dari data empirik ini, maka pada dasarnya
pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu :
a. Melalui pengamatan
langsung (observasi langsung).
Dalam pengamatan langsung ini peneliti/pengamat sendiri yang
mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dilapangan. Jadi peneliti
turun langsung dilapangan
guna mempelajari catatan-catatan yang
ada sesuai dengan kebutuhannya.
Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung ini, akan lebih akurat, karena
peneliti mengetahui data-data yang perlu dikumpulkan agar masalah yang dihadapi
dapat dipecahkan.
b. Melalui wawancara,
Cara ini adalah semacam pengamatan pribadi yang dilakukan secara tidak langsung
yaitu dapat mewakilkan kepada orang lain untuk membantu peneliti mewawancarai
responden, dalam hal ini ketelitian akan tergantung pada ketelitian responden
(orang yang diwawancarai) dan dan si pewancara itu sendiri.
c. Melalui koresponden
Melalui
cara ini para koresponden yang diminta untuk memberikan informasi yang
diperlukan oleh peneliti, akan tetapi ada kemungkinan bahwa para koresponden
tersebut tidak obyektif dalam memberikan informasi, karena merasa yang tidak
mempunyai kepentingan dalam penelitian, sehingga mereka memperdulikan apakah
informasi yang diberikan itu benar atau salah.
d. Melalui questionaire
Dalam
hal ini daftar pertanyaan disampaikan kepada orang-orang yang merupakan sumber
informasi dalam masalah penelitian, keuntungan cara ini adalah biaya relatif
murah, serta data yang diinginkan dapat dikumpulkan secara cepat dan daerah
pengamatan dapat lebih luas. Akan
tetapi kelemahannya kemungkinan
daftar pertanyaan yang dikirim itu tidak dikembalikan, atau jawaban yang
dikirim kurang akurat untuk empirik sebagai konsekwensi dari pernyataan yang
kurang jelas dalam daftar pertanyaan. Jika hal ini terjadi, maka ada
kemungkinan bahwa penelitian tidak memperoleh informasi yang diinginkannya.
Oleh karena masing-masing cara mengumpulkan data tersebut di atas, memiliki
keuntungan dan ada kelemahan tersendiri, maka dalam prakteknya untuk memperoleh
informasi yang tepat, para peneliti sering mengkombinasikan cara-cara tersebut
di atas.
2. Informasi dari
para ahli
Dalam
beberapa hal, karena terbatasnya pengetahuan suatu hal dan lain-lain, maka data
empirik sulit diperoleh. Dalam keadaan ini maka satu-satunya sumber informasi
adalah dari pendapat atau pandangan subjektif para ahli atau orang yang
mengetahui tentang kejadian yang tidak pasti.
Berdasarkan
sumber-sumber informasi tersebut, maka dapat diartikan bahwa sumber informasi
merupakan suatu konsep arus, dimana informasi mengalir dari satu orang ke orang
lain baik dari perusahaan itu maupun dari luar perusahaan dan apabila informasi
telah diserap maka ia tidak lagi merupakan sekedar informasi melainkan telah
menjadi pengetahuan yang dapat meningkatkan persepsi seseorang atau para
manajer dalam bidang-bidang
tertentu seperti masalah pemilikan alternatif, mencari peluang merencanakan.
Informasi itu tidak statis akan tetapi ia bergerak dinamis, sehingga
menimbulkan kebutuhan akan keputusan. Kemudian sistem informasi manajemen itu
mengalir melalui jaringan keputusan ke sistem berada diluar perusahaan,
sehingga menimbulkan pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian mengalir
kembali ke sistem interen sampai pada top manajer.
F Penerapan Sistem
Informasi Manajemen
Pada dasarnya sistem kerja komputer
sinkrun dengan proses sistem informasi manajemen, yaitu meliputi
kegiatan-kegiatan pengumpulan data (input) pengolahan data (proses) dan
penyajian informasi (pengolahan output).
Sesuai dengan aspek dalam sistem kerja
komputer (pengelolah data), yaitu :
- hardwere
-
softwere
-
brainwere
Hardwere adalah seluruh peralatan yang
diperlukan untuk mengoperasikan suatu sistem komputer. Perangkat keras dari
perangkan masuk (input unit) dari peralatan seperti key bord, mouse, dan lain
sebagainya.
Komputer digolongkan ke dalam berbagai
jenis berdasar kan prosedurnya. ROM (Read
Only Memory) yaitu memori yang sudah
diisi oleh pembuat komputernya dan isinya tidak dapat berubah-ubah lagi,
karena dalam komputer memang sangat pekah isinya, sehingga pengolahannya harus
mempunyai kterampilan khusus.
Perangkan keluaran (output unit) yaitu
perangkat yang digunakan untuk mengeluarkan hasil olahan atau keluaran. Ada
tiga bentuk perangkat keluaran, yaitu speaker (mengeluarkan bunyi) monitor
(menampilkan hasil dilayar) dan printer (mencetak hasil).
Perangkat penyimpan (strage unit) yaitu
perangkat komputer yang berguna untuk menyimpang data dan program penyimpanan
terdapat beberapa teknologi seperti teknologi mekanik (kartu plong-puncher
channel), teknologi magnetik dan teknologi optik.
Perangkat tambahan, yaitu peangkat yang
berguna untuk menambah kegunaan komputer. Seperti pada network card yang
berguna untuk menghubungkan antara PO yang satu dengan PC yang lain, sehingga
membentuk suatu jaringan juga sound card yang akan timbul pengolahan suatu
dengan kualitas digital stereo.
Sistem operasi yaitu program komputer
yang diperlukan untuk mengorganisasikan penggunaan komputer sejak komputer
dihidupkan hingga siap dioperasikan, agar kegiatan-kegiatan dalam komputer
pelaksanaannya terarah dengan baik dan bisa menghasilkan output sesuai dengan
yang diharapkan.
Setiap sistem jaringan ini memerlukan
satu komputer sentral (server) yang
bertugas mengorganisasikan komputer
server biasanya berada di bawah tanggung jawab super visor yang bertugas
untuk mengatur penggunaan komputer dengan segala perangkatnya. Untuk dapat
dibubungkan dengan komputer lain, suatu komputer harus dilengkapi dengan
network card yang biasanya beban terpasang atau harus ditambahkan.
G Pengertian
Manajemen
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu
dan seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui kegiatan orang lain. Salah
satu definisi yang cukup jelas dan banyak digunakan orang adalah sebagaimana
yang kemukakan oleh Mary Parker Pollet, sebagai berikut, manajemen adalah suatu
proses perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dengan upaya
anggota organisasi, untuk menggunakan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan atau sesuai dengan target.
Dari definisi tersebut di atas, maka
dapat dilihat adanya berbagai fungsi yang harus dilakukan oleh manajer dalam
mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Fungsi-fungsi tersebut berinteraksi
dengan yang lainnya untuk membentuk suatu proses manajemen. Adapun
fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian penempatan
personalia (staffing), pengambilan
H Pengertian
Pelatihan
Pendidikan dan latihan akan menambah
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan karyawan dapat mempunyai dampak
langsung terhadap produktivitas. Kegiatan pengembangan ini dapat mengakibatkan
pertumbuhan produktivitas yang terus menerus. Latihan-latihan yang diberikan
kepada karyawan merupakan dorongan bagi
karyawan tersebut untuk bekerja
lebih keras (Sisdjiatmo 2000 : 115). Ini disebabkan karena karyawan yang
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, akan berusaha mencapai tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Manajer-manajer yang baik menyadari bahwa latihan adalah suatu proses
yang berjalan terus menerus dan bukan proses yang sesaat saja.
1. Tujuan Pelatihan bagi Karyawan
Latihan yang tidak diketahui apa yang
akan dicapai akan tidak fektif dan tidak ada gunanya. Oleh sebab itu maka
tujuan setiap latihan harus dijelaskan dengan baik, sebab tujuan latihan
merupakan pedoman dalam penyusunan program pendidikan dalam pelaksanaan dan
pengawasan.
Jadi tujuan pengembangan karyawan menurut
Payaman Simanjuntak, (1998 : 35) adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja
karyawan dalam mencapai hasil-hasil yang telah ditetapkan. Sikap para karyawan
terhadap pelaksanaan tugas, juga perlu diperhatikan sebab juga pengembangan
sikap harus diusahakan dalam pengembangan karyawan.
Di atas kami menyinggung tujuan latihan
bagi para karyawan secara umum. Sedangkan tujuan latihan khususnya bagi karyawan operasional, adalah :
1. Meningkatkan produktivitas
2. Memperbaiki moral
3. Mengurangi pengawasan
4. Mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan
5. Meningkatkan kestabilan dan keluwesan
organisasi perusahaan
2. Prinsip-Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan sebagai pedoman
dalam merubah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat digunakan beberapa
prinsip untuk melaksanakan kegiatan yang dibebankan (Susilo Martoyo, 1998 :
19), dengan tugas tersebut, yakni :
- Motivasi
- Laporan kemajuan
- Reinforcement
- Praktek
- Perbedaan individual
3. Prosedur Latihan
Agar latihan dapat terlaksana seperti
diharapkan, maka latihan tersebut harus
dapat dimengerti oleh para peserta. Oleh sebab itu diperlukan kerja sama antara
pelatih dan yang dilatih. Melatih pada seseorang
bukan pekerjaan yang mudah, walaupun ia seorang ahli belum tentu dapat menjadi
seorang pelatih yang baik.
Untuk menjadi seorang pelatih yang bijak
dan baik perlu mengetahui bagaimana melatih seseorang (Ranupandoyo, (1998 :
23), yakni :
1. Persiapan dari pelatih
2. Persiapan dari karyawan yang dilatih
3.
Memperagakan latihan
4. Meminta karyawan untuk memperaktekkan
latihan
5. Mengamati karyawan yang sebenarnya
setelah selesai dilatih.
4. Penilaian Program-Program Latihan
Untuk mengetahui apakah prosedur program
latihan yang dilaksanakan sudah baik
atau tidak, maka diperlukan adanya penilaian terhadap latihan tersebut.
Flippo (1999 : 23) Faktor yang dapat
dinilai dalam latihan ini adalah tingkat produksinya, dimana perlu
di peroleh gambaran dalam produktivitas
sebelum dan sesudah latihan, kemudian dilakukan penilaian apakah memang benar
terjadi peningkatan produktivitas.
inisiatif
(memimpin) dan pengendalian (control).
I Tujuan dan
Unsur-Unsur Internal Control
1. Tujuan Internal Control
Pada umumnya semua kegiaatan dalam
pengawasan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah direncanakan
sebelumnya. Demikian pula halnya dengan tujuan dijalankannya internal control,
kalau menurut R. Soemita Adikoesumah
(2000 : 121), mengemukakan tujuan internal control, sebagai berikut ::
1) Membantu manajemen
dalam pelaksanaan administrasi pada perusahaan yang efektif dan efisien dalam
melaksanakan prosedur untuk menentukan kebijaksanaan kerja organisasi.
2) Memberi tahukan
dan bila perlu membetulkan cara kerjanya agar lebih efektif dan efisien.
3) Menentukan
tingkat kebenaran data akuntansi yang dibuat dan keefektifan prosedur intern.
4) Menentukan sampai
sejauhmana perlindungan, pencatatan, dan pengawasan terhadap kekayaan
organisasi yang mungkin dapat menyebabkan kecurian.
Untuk mencapai tujuan ini, maka internal
control dilakukan pada obyek-obyek yang memungkinkan tercapainya tujuan
tersebut, terhadap :
1.3.1.1.Jumlah hasil
kerja, yaitu banyaknya (kuantitas) daripada hasil yang telah dicapai dalam
suatu proses pelaksanaan kegiatan.
1.3.1.2.Mutu hasil kerja,
yaitu tinjauan dari segi kaulitas dari pada hasil yang telah dicapai.
3. Pegawai, dalam bidang ini sasarannya
adalah untuk mengetahui kesungguhan, kerajinan dan kecakapan kerjanya.
4. Uang
yaitu, dimana obyek ini sangat penting artinya dan yang menjadi sasaran kontrol
adalah apakah pemakaian uang itu sah dan telah dilaksanakan secara efisien atau
tidak.
5.
Barang pembekalan, obyek ini menyangkut pembelian penggunaan dan
pemeliharaan barang-baramnh inventaris, apakah telah dilakukan dengan baik sesuai
dengan ketentuan atau belum.
6. Ruang
kerja, apakah ruang kerja ini sudah ditata dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya atau tidak.
7. Waktu,
dari segi ini maka yang menjadi sasaran pengawasan adalah apakah waktu yang
dipergunakan dalam setiap waktu kerja itu untuk kepentingan organisasi atau
tidak.
8. Metode
kerja, yang enjadi sasaran dengan obyek ini adalah apakah metode kerja yang diterapkan oleh
pimpinan organisasi telah dilaksanakan oleh aparat operasional dengan tepat
atau tidak.
.
2. Unsur-Unsur
Internal Control
Pelaksanaan internal control pada
dasarnya adalah merupakan suatu sistem daripada pelaksanaan pengawasan secara
keseluruhan, dimana berdasarkan rumusan-rumusan tentang internal control
dapatlah dikemukakan bahwa unsur-unsur internal control, yang dilaksanakan
perusahaan sebagai berikut :
1)
Rencana organisasi
2) Metode
dan ketentuan - ketentuan yang
terkoordinir untuk melindungi harta milik perusahaan.
3)
Personalia.
4)
Kebiasaan-kebiasaan (praktek) yang sehat.
Sehubungan dengan tersebut, maka rekening
yang baik harus dapat memenuhi hal-hal, sebagai berikut :
1. Membantu
mempermudah penyusunan laporan-laporan
keuangan dan laporan-laporan lainnya dengan ekonomis.
2) Meliputi
rekening-rekening yang dapat diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan
teliti harta-harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan, harga pokok dan
biaya-biaya yang harus diperinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen
didalam melakukan pengawasan operasi perusahaan dan penggunaan keuangan .
3) Menguraikan dengan teliti dan singkat apa
yang harus dimuat didalam setiap rekening.
J Pengertian Efektivitas
Kata efektif menjadi efektivitas adalah
pencapaian prestasi yang sebesar-besarnya dari suatu kegiatan melalui suatu
produktivitas kerja, untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan melalui
perencanaan sebelumnya.
Menurut The Liang Gie (1999 : 30)
menyatakan efektivitas adalah suatu kegiatan terbaik antara usaha dengan
hasilnya, antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai untuk suatu tujuan,
yaitu :
2. Hasil disini
dimaksudkan adalah suatu pekerjaan dapat disebut efektif kalau dengan usaha
tertentu dapat memberikan hasil yang maksimal mengenai mutu atau jumlah satuan
hasil itu atau dengan kata lain terjaminnya kualitas dan kuantitasnya.
3. Dalam usaha,
maksudnya adalah suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif jika suatu hasil
tertentu tercapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan tujuan.
4. Keberhasilan,
maksudnya sesuatu aktivitas dianggap berhasil apabila kegiatan itu sesuai
dengan rencana semula.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S, 2001, Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan
Analisis, Edisi Kedua, Balai Penelitian Fakultas Ekonomi, UGM, Yogyakarta.
Kotler, P, 2002, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan
dan Pengendalian, Terjemahan Jaka Wasana, 2000, Edisi kelima, Cetakan
Kedua, Erlangga, Jakarta.
Maulana, A, 2003, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga,
Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Nitisemita, A,S,
2000, Azas - Azzas Marketing, Edisi
Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Sugarda, B.Y,
2000, Kerangka Strategi Perusahaan, Manajemen
dan Usahawan Indonesia, Edisi ke 21,
Jakarta.
Simorangkir, 2004,
Marketing Praktis, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta.
Stanton, W.S,
2000, Marketing Praktis, Edisi Kedua,
Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta.
Soemarso, SR, 1999, Manajemen
Pemasaran, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua,
Alumni, Bandung.
Swastha, B, dan
Irawan, 2002, Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi
Kedua, Cetakan Kedua, Liberty,
Yogyakarta.
Winardi, 2000, Azas - Azas Marketing, Cetakan Ketiga,
Edisi Kedua, Alumni, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar