1.
Pengertian Penjualan
Tingkat hasil penjualan yang
menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba yang
diperoleh dengan melalui pemuasan keingian dan konsumen atau masyaakat. Dengan
adanya laba atau keuntungan yang diperoleh, maka perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang serta menggunakan kemampuan yang lebih besar, dengan kata lain dapat
memperkuat posisinya dalam membina kelangsungan hidupnya. Sehingga lebih
leluasa dalam menyediakan barang dan jasa yang dapat memberikan tingkat
kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi
perekonomian secara menyeluruh.
Adapun pengertian penjualan menurut
Winardi dalam bukunya Pengantar Manajemen Penjualan (Sales Management)
(1999:176), menyatakan bahwa Penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai
imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi
dunia usaha. Selanjutnya menurut Komaruddin dalam bukunya ensiklopedia manajemen,
(1997:76) menyatakan bahwa Penjualan adalah kegiatan untuk menukarkan barang
dan jasa khususnya dengan uang. Dilihat dari sudut penjualan berarti kegiatan
untuk mendapatkan pembeli. sedangkan harga jual merupakan nilai berupa uang,
termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena
penyerahaan barang tidak termasuk pajak, potongan harga yang dicantumkan dalam
faktur pajak, dan harga barang- barang yang dikembalikan.
Pada saat
perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang
dibebankan pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan
perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun
tunai dan pada umumnya kepada beberapa langganan. Seperti halnya pada waktu
pembeli, ketika menjual perusahaan juga terikat dengan syarat jual beli
tertentu (bedakan dengan syarat jual beli yang diterapkan pada waktu
perusaahaan membeli).
Pada
waktu menjual, kadang-kadang perusahaan harus menerima pengembalian barang atau
memberi potongan harga. Hal ini terjadi kalau barang yang dijual tidak sesuai
dengan permintaan pembeli. Penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut
penjualaan retur (sales return),
sedang pemberian potongan harga disebut pengurangan harga (sales allowances).
Pada umumnya penjualan retur dan
pengurangan harga (sales return and sales
allowances). Penjualan barang dagangan oleh sebuah perusahaan dagang
biasanya hanya disebut “penjualan” (Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu
Pengantar, 1999:49). Jumlah transakasi penjualan yang terjadi biasanya cukup
besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya
menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara
kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli
tersebut.
Selanjutnya pengertian penjualan
bersih menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar (1999:124),
sebagai berikut: Penjualan bersih (net
sales) adalah penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan pengembalian,
pengurangan harga, biaya transpor yang dibayar untuk langganan dan potongan
penjualan yang diambil.
Penjualan
barang secara tunai dicatat sebagai debet pada perkiraan kas dan kredit pada
perkiraan penjualan. Dalam praktek, biasanya penjualan secara ini dicatat dalam
buku penerimaan kas. Penjualan barang secara kredit dicatat sebagai debet pada
perkiraan piutang dagang dan kredit pada perkiraan penjualan. Transaksi ini
dicatat dalam buku penjualan. Setiap pencatatan ke dalam buku harian harus di
dasarkan atas suatu dokumen yang merupakan bukti transaksi yang bersangkutan.
Bukti transaksi penjualan biasanya disebut faktur penjualan (sales invoice).
Lebih
lanjut dijelaskan oleh Basu Swasta dan Irawan dalam bukunya Mananjemen
Pemasaran Modern (1996: 406) kegiatan
penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.
Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual
beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada
prinsipknya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihal pertama dan
pembeli sebagai pihak kedua.
2.
Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak
yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan
penjualannya.
3.
Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual
barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli,
atau apabila alokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti
ini, penjual harus memperkenalkan dulu produknya dan membawa barangnya ke
tempat pembeli.
4.
Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah
penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang
orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan
kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan
fungsi-fungsi lain.
5.
Faktor Lain
Faktor-faktor lain,
seperti: penarikan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, seiring mempengaruhi
penjualan. Dari beberapa pengertian penjualan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Penjualan adalah penyerahan barang dan jasa atau aktivitasnya
lainnya dalam periode tertentu dengan membebankan suatu jumlah tertentu kepada
langganan atau konsumen.
2. Jenis-Jenis Penjualan
Menurut Murti Sumarni dalam bukunya bauran pemasaran dan loyalitas pelanggan
(2003 : 321) Penjualan dapat di bedakan menjadi :
1.
Penjualan Langsung, yaitu suatu proses membantu dan
membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atau
bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan komunikasi tatap muka.
2.
Penjualan Tidak Langsung, yaitu bentuk presentase dan
promosi gagasan barang dan jasa dengan menggunakan media tertentu seperti surat
kabar, majalah, radio, televisi, papan iklan, brosur dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar