Powered By Blogger

Senin, 04 Februari 2013

Pengertian dan Jenis-Jenis Penjualan


1. Pengertian Penjualan
             Tingkat hasil penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba yang diperoleh dengan melalui pemuasan keingian dan konsumen atau masyaakat. Dengan adanya laba atau keuntungan yang diperoleh, maka perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta menggunakan kemampuan yang lebih besar, dengan kata lain dapat memperkuat posisinya dalam membina kelangsungan hidupnya. Sehingga lebih leluasa dalam menyediakan barang dan jasa yang dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara menyeluruh.
             Adapun pengertian penjualan menurut Winardi dalam bukunya Pengantar Manajemen Penjualan (Sales Management) (1999:176), menyatakan bahwa Penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Selanjutnya menurut Komaruddin dalam bukunya ensiklopedia manajemen, (1997:76) menyatakan bahwa Penjualan adalah kegiatan untuk menukarkan barang dan jasa khususnya dengan uang. Dilihat dari sudut penjualan berarti kegiatan untuk mendapatkan pembeli. sedangkan harga jual merupakan nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahaan barang tidak termasuk pajak, potongan harga yang dicantumkan dalam faktur pajak, dan harga barang- barang yang dikembalikan.
Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan. Penjualan dapat dilakukan secara kredit maupun tunai dan pada umumnya kepada beberapa langganan. Seperti halnya pada waktu pembeli, ketika menjual perusahaan juga terikat dengan syarat jual beli tertentu (bedakan dengan syarat jual beli yang diterapkan pada waktu perusaahaan membeli).
Pada waktu menjual, kadang-kadang perusahaan harus menerima pengembalian barang atau memberi potongan harga. Hal ini terjadi kalau barang yang dijual tidak sesuai dengan permintaan pembeli. Penerimaan kembali barang yang telah dijual disebut penjualaan retur (sales return), sedang pemberian potongan harga disebut pengurangan harga (sales allowances).
Pada umumnya penjualan retur dan pengurangan harga (sales return and sales allowances). Penjualan barang dagangan oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut “penjualan” (Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar, 1999:49). Jumlah transakasi penjualan yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi yang lain. Beberapa perusahaan hanya menjual barangnya secara tunai, perusahaan yang lain hanya menjualnya secara kredit, dan yang lain lagi menjual barangnya dengan kedua syarat jual beli tersebut.
Selanjutnya pengertian penjualan bersih menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar (1999:124), sebagai berikut: Penjualan bersih (net sales) adalah penjualan (pada nilai faktur) dikurangi dengan pengembalian, pengurangan harga, biaya transpor yang dibayar untuk langganan dan potongan penjualan yang diambil.
Penjualan barang secara tunai dicatat sebagai debet pada perkiraan kas dan kredit pada perkiraan penjualan. Dalam praktek, biasanya penjualan secara ini dicatat dalam buku penerimaan kas. Penjualan barang secara kredit dicatat sebagai debet pada perkiraan piutang dagang dan kredit pada perkiraan penjualan. Transaksi ini dicatat dalam buku penjualan. Setiap pencatatan ke dalam buku harian harus di dasarkan atas suatu dokumen yang merupakan bukti transaksi yang bersangkutan. Bukti transaksi penjualan biasanya disebut faktur penjualan (sales invoice).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Basu Swasta dan Irawan dalam bukunya Mananjemen Pemasaran Modern (1996: 406)  kegiatan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1.      Kondisi dan Kemampuan Penjual
Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipknya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihal pertama dan pembeli sebagai pihak kedua.
2.      Kondisi Pasar
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.
3.      Modal
Akan lebih sulit bagi penjual untuk menjual barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila alokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu produknya dan membawa barang­nya ke tempat pembeli.
4.      Kondisi Organisasi Perusahaan
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain.
5.      Faktor Lain
Faktor-faktor lain, seperti: penarikan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, seiring mempengaruhi penjualan. Dari beberapa pengertian penjualan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Penjualan adalah penyerahan barang dan jasa atau aktivitasnya lainnya dalam periode tertentu dengan membebankan suatu jumlah tertentu kepada langganan atau konsumen.
      2. Jenis-Jenis Penjualan
            Menurut Murti Sumarni dalam bukunya bauran pemasaran dan loyalitas pelanggan (2003 : 321) Penjualan dapat di bedakan menjadi :
1.    Penjualan Langsung, yaitu suatu proses membantu dan membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atau bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan komunikasi tatap muka.
2.    Penjualan Tidak Langsung, yaitu bentuk presentase dan promosi gagasan barang dan jasa dengan menggunakan media tertentu seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, papan iklan, brosur dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar