1. Pengertian Motivasi
Banyak istilah yang dikenalkan untuk
menyebut motivasi atau motiv, antara lain kebutuhan, desakan, keinginan, dan
dorongan. Dan dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan
sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada
pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku
guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Menurut Manulang M dalam bukunya
Manajemen Personalia ( 2000 : 166 )
mengutip pendapat The Liang Gie Memberikan perumusan akan motivating atau
pendorong kegiatan sebagai berikut :
“ Pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan
inspirasi semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya
untuk mengambil tindakan-tindakan “. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk
menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat
mencapai hasil sebagaimana yang dikehendaki dari orang-orang tersebut.
Selanjutnya menurut Siswanto
Sastrohadiwiryo dalam bukunya manajemen tenaga kerja Indonesia ( 2001 : 267 ) motivasi
dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakkan dan mengarahkan atau menyalurkan
perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan.
Lebih jelasnya tentang motivasi dapat
dikemukakan pengertian menurut Susilo Martoyo, dalam bukunya manajemen
sumberdaya manusia ( 1999 : 138 ) menyatakan bahwa motivasi berarti pemberian
suatu motiv dalam menggerakkan seseorang atau yang dapat menimbulkan dorongan
atau keadaan. Jadi dapat pula dikatakan bahwa motivasi adalah faktor yang
mendorong orang untuk bertindak secara sederhana.
Dengan demikian motivasi berarti suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan /
kegiatan, yang berlangsung secara sadar. Dari pengertian tersebut berarti pula
semua teori motivasi bertolak dari prinsip utama bahwa : “manusia (seseorang)
hanya melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan.” Prinsip itu tidak
menutup kondisi bahwa dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan
sesuatu yang tidak disukainya. Dalam kenyataanya kegiatan yang didorong oleh
sesuatu yang tidak disukai berupa kegiatan yang terpaksa dilakukan, cenderung
berlangsung tidak efektif dan efisien.Hal ini berarti juga yang menjadi prinsip
utama dari segi psikologis, bagi manajemen dimuka bumi adalah menciptakan
kondisi yang mampu mendorong setiap pekerja agar melaksanakan tugas-tugasnya
dengan rasa senang dan puas. Dengan kata lain manajemen sebagai proses
mendayagunakan orang lain untuk mencapai suatu tujuan, hanya akan berlangsung
efektif dan efisien, jika para pekerja mampu memotivasi para pekerja dalam melaksanakan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya.
2. Bentuk Motivasi
Menurut Handari Nawawi dalam bukunya manajemen
sumberdaya manusia ( 2003 : 359 ) membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua
bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
1. Motivasi
intrinsik.
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran
mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan
kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena
mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu
tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan.
Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa
memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara
maksimal.
2. Motivasi
ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi
yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi
yang terhormat atau memiliki kekuasaan
yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/
perusahaan terlihat kecenderungan penggunaan motivasi ekstrinsik lebih dominan
daripada motivasi intrinsik. Kondisi itu terutama di sebabkan tidak mudah untuk
menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja, sementara kondisi kerja
disekitar lebih banyak mengiringinya daripada mendapatkan kepuasan kerja yang
hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya.
Dalam kondisi seperti tersebut di atas
maka diperlukan usaha-usaha mengintegrasikan teori-teori motivasi, untuk
dipergunakan secara operasional di lingkungan organisasi/ perusahaan. Bagi para
manajer yang penting adalah memberikan makna semua teori, agar dapat di
pergunakan secara operasional/ praktis dalam memotivasi para bawahannya.
Selanjutnya Handari Nawawi dalam
bukunya manajemen sumberdaya manusia ( 2003 : 373 ) ditegaskan kembali bahwa
dalam memotivasi para pekerja yang banyak dipersoalkan adalah mengenai
kompensasi tidak langsung, khususnya dalam bentuk insentif.
Yang dimaksud Insentif adalah
penghargaan/ ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar
produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu oleh
karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan terutama sekali diberikan
pada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi. Misalnya dalam
bentuk pemberian bonus.Disini penulis akan membahas insentif khususnya mengenai
bonus.
Menurut Sondang P. siagian ( 2006 :
269 ), dalam bukunya Manajemen sumberdaya manusia menegmukakan bahwa bonus
adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang mampu bekerja sedemikian
rupa sehingga tingkat produksi yang baku
terlampaui.
Bonus tidak hanya membantu perusahaan
mengendalikan biaya,namun juga mengankat kepuasan kerja karyawan.Perusahaan
yang memberikan gaji kepada seorang karyawan membuat perubahan manajemen yang
meningkatkan bayarannya sekarang,dimasa depan,dan pada saat pension.Namun hal
ini jauh lebih mahal dari pada pembayaran bonus sekali waktu.Program bonus
lebih mudah dipertahankan karena tidak memerlukan banyak dokumentasi dan
fleksibel.
Pemberian tambahan upah atau bonus
diberikan pada karyawan dengan menghubungkan dengan prestasi kerja yang
dicapai, kemudian pemberian bonus tersebut dimaksudkan agar karyawan dapat
meningkatkan produktivitasnya disamping itu juga bertujuan mempertahankan para
karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam organisasi atau perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar