Menurut Handari Nawawi dalam bukunya
manajemen sumberdaya manusia ( 2003 : 351-360)
motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara
sadar. Dari pengertian tersebut berarti pula semua teori motivasi bertolak dari
prinsip utama bahwa : “ manusia (seseorang) hanya melakukan suatu kegiatan,
yang menyenangkannya untuk dilakukan.” Prinsip itu tidak menutup kondisi bahwa
dalam keadaan terpaksa seseorang mungkin saja melakukan sesuatu yang tidak
disukainya. Dalam kenyataanya kegiatan yang didorong oleh sesuatu yang tidak
disukai berupa kegiatan yang terpaksa dilakukan, cenderung berlangsung tidak
efektif dan efisien.
Berdasarkan prinsip utama tersebut
telah dikembangkan 6 teori motivasi dari sudut psikologi, yang dapat di
implementasikan dalam manajemen SDM dilingkungan suatu organisasi/ perusahaan.
Keenam teori itu adalah :
1.Teori Kebutuhan dari Maslow
Dalam teori ini kebutuhan diaritkan
sebagai kekuatan/tenaga (energi) yang menghasilkan dorongan bagi individu untuk
melakukan kegiatan, agar dapat memenuhi atau memuasakan kebutuhan tersebut.
Kebutuhan yang sudah terpenuhi/ terpuaskan tidak berfungsi atau kehilangan
kekuatan dalam memotivasi suatu kegiatan, sampai saat timbul sebagai kebutuhan
baru, yang mungkin saja sama dengan sebelumnya
Maslow dalam teorinya mengetengahkan
tingkatan kebutuhan yang berbeda kekuatannya dalam memotivasi seseorang
malakukan suatu kegiatan. Dengan kata lain kebutuhan selalu bersifat
bertingkat, yang secara berurutan berbeda kekuatannya termasuk juga yang
disebut bekerja. Urutan tersebut dari yang terkuat sampai yang terlemah dalam
memotivasi terdiri dari : Kebutuhan fisik, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan
social, Kebutuhan Status / Kekuasaan dan Kebutuhan Aktualisasi Diri.
2. Teori
Dua Faktor dari Herzbeg
Teori ini mengemukakan bahwa ada dua
faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut
adalah
a. Faktor sesuatu yang dapat memotivasi
(motivator). Faktor ini antara lain adalah faktor prestasi (achievement),
faktor pengakuan / penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor memperoleh
kemajuan dan perkembangan dalam bekerja khususnya promosi, dan faktor pekerjaan
itu sendiri. Faktor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi dalam
teori Maslow.
b. Kebutuhan kesehatan lingkungan kerja
(hygiene Factors). Faktor ini dapat berbentuk upah atau gaji, hubungan antara
pekerja, supervisi tekhnis, kondisi kerja , kebijaksanaan perusahaan dan proses
administrasi di perusahaan. Faktor ini terkait
dengan kebutuhan yang lebih rendah dalam teori Maslow.
3. Teori Prestasi (achievement ) dari McClelland
Teori ini mengklasifikasi motivasi berdasarkan akibat suatu kegiatan
berupa prestasi yang dicapai ,termasuk
juga dalam bekerja. Dengan kata lain kebutuhan berprestasi merupakan motivasi
dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam hubungannya dengan teori Maslow, berarti
motivasi ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang tinggi, terutama
kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan status dan kekuasaan. Kebutuhan
ini memerlukan dan mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan belajar,
agar menguasai keterampilan/keahlian yang memungkinkan Seorang pekerja mencapai
suatu prestasi.
4.
Teori Penguatan (Reinforcement)
Teori ini banyak dipergunakan dan
fundamental sifatnya dalam proses belajar, dengan mempergunakan prinsip yang
disebut “hukum ganjaran (law of effect)” hukum itu menyatakan bahwa suatu
tingkah laku yang mendapat ganjaran menyenangkan akan mengalami penguatan dan
cenderung untuk diulangi. Misalnya setiap memperoleh nilai baik dalam belajar
mendapat pujian atau hadiah, maka cenderung untuk dipertahankan dengan
mengulangi proses belajar yang pernah dilakukan. Demikian pula sebaliknya suatu
tingkah laku yang tidak mendapat ganjaran, tidak akan mengalami penguatan
karena cenderung tidak diulangi, bahkan dihindari.
5. Teori Harapan (Expectancy)
Teori ini berpegang pada prinsip yang
mengatakan “terdapat hubungan yang erat antara pengertian seseorang mengenai
suatu tingkah laku, dengan hasil yang ingin diperolehnya sebagai harapan.”
Dengan demikian berarti juga harapan merupakan energi yang erat untuk melakukan
suatu kegiatan, yang karena terarah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
disebut “usaha”. Usaha di lingkungan para pekerja dilakukan berupa kegiatan
yang disebut bekerja pada dasarnya didorong oleh harapan tertentu.
Usaha yang dapat dilakukan pekerja
sebagai individu dipengaruhi oleh jenis dan kualitas kemampuan yang dimilikinya,
yang diwujudkannya berupa keterampilan atau keahlian dalam bekerja. Berdasarkan
jenis dan kualitas keterampilan/keahlian dalam bekerja akan diperoleh hasil,
yang jika sesuai dengan harapan akan dirasakan sebagai ganjaran yang memberikan
rasa kepuasan.
6. Teori Tujuan Sebagai Motivasi
Dalam bekerja bertujuan untuk
membentuk harapan. Dalam kenyataannya harapan bersifat subjektif dan
berbeda-beda antara setiap individu, meskipun bekerja pada unit kerja atau
perusahaan yang sama. Tujuan bersumber dari rencana strategic dan rencana
operasional organisasi/perusahaan, yang tidak dipengaruhi individu dan tidak
mudah berubah-ubah. Oleh karena itu tujuan bersifat objektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar