Penentuan Besarnya Modal Kerja
Besar kecilnya kebutuhan akan modal
kerja, tergantung pada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar.
Menurut Bambang Riyanto (2004, 12), hal itu ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1. Pengeluaran kas
rata-rata setiap hari.
2. Periode perputaran atau periode
terikatnya modal kerja.
Ad 1 Pengeluaran
kas rata-rata setiap hari
Kas
adalah merupakan alat yang
mempunyai penggunaan yang tinggi
karena dengan tersedianya kas, maka akan membiayai kewajiban-kewajiban, setiap harinya seperti
untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan penolong, upah buruh dan apa saja yang dapat memenuhi segala kewajiban perusahaan.
Hal
ini tidak berarti bahwa perusahaan harus mempunyai simpanan kas yang tinggi. Karena dengan demikian
berarti hanya mengutamakan kepentingan faktor likuiditas, tetapi akan menekan
rentabilitas perusahaan di lain pihak ada keharusahn untuk menahan jumlah minimal pada kas supaya perubahan dapat
memenuhi kewajiban-kewajibannya
dengan baik. Persediaan minimal adalah apa yang disebut dengan persediaan
bersih kas.
Adapun persediaan
bersih kas itu dapat dihasilkan untuk memperoleh keuntungan,
besarnya persediaan bersih kas tergantung pada :
a. Sifat transaksi
komersial dan keuangan, sifat pada transaksi
dalam arti bagaimana pembelian
bahan dan penjualan hasil akhir dilakukan, misalnya dengan tunai
atau kredit. Bila transaksi dilakukan
dengan tunai, maka
tidak perlu persediaan kas yang
tinggi.
Begitupula dengan
sering tidaknya transksi
keuangan (penerimaan/ pembayaran) akan
berpengaruh terhadap bersihnya
kas.
b. Selisih antara penerimaan dan pengeluaran
Besar kecilnya
selisih antara penerimaan dan
jumlah pengeluaran kas dalam satu periode tertentu, untuk menentukan pula suatu
tingkat persediaa bersih kas.
Disamping itu, penerimaan dan pengeluaran yang dapat diramalkan atau diduga terlebih dahulu. Misalnya: ada
pemogokan, kegagalan dan penjualan
produksi dan lain-lainnya.
Apabila
telah dapat ditentukan besarnya persediaan bersih kas, maka diatur penerimaan
dan pengeluaran kontinutas dapat terjamin dengan tidak menurunkan likuiditas di
atas, maupun rentabilitas untuk dapat mengatur penerimaan dan pengeluaran alat
dengan baik dan efisiensi perlu dibuat cash budget.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan cash budget oleh Djahidin, analisa
laporan keuangan, (2003, 114) adalah :
- Jumlah penerimaan
selama periode tertentu, misalnya dalam satu bulan, pada
umumnya penerimaan hal ini berasal dari :
1.
Penjualan tunai
2.
Debitur yang membayar hutang-hutangnya.
3.
Sumber-sumber lain misalnya penjualan aktiva tetap
4. Jumlah kas yang ada permulaan
periode
5.
Jumlah pengeluaran-pengeluaran selama periode tertentu seperti :
6.
Pembelian bahan/bahan lain secara tunai.
7.
Pembayaran hutang perniagaan dan hutang lain.
8. Adanya Surplus
atau defisit
Dalam pengertian ini adalah termasuk simpanan dalam bank yang
setiap hari atau setiap saat dapat dipergu nakan untuk
menguasai atau memilih barang
atau jasa yang diinginkan oleh konsumen,
sehingga dalam keadaan ini istilah surplus
atau defisit pada
perusahaan tergantung dari pengelolah.
Periode perputaran dan terikatnya modal kerja.
Dalam pengertian periode perputaran yang relatif singkat,
karena perputaran dari piutang ke kas hanya memerlukan satu tingkat saja. Adanya piutang dagang,
terutama dimaksudkan sebagai salah satu
alat untuk memperbesar volume penjualan. Untuk mengukur periode perputaran
dari piutang oleh Djarwanto, dalam bukunya popok-pokok analisa laporan
keuangan, (2001, 29) dilihat dan dihitung dengan rumus :
Penjualan
Kredit
Perputaran piutang =
Piutang
rata-rata
Makin tinggi tingkat perputarannya
berarti bahwa modal yang ditanamkan
dalam piutang tersebut makin banyak berputar dalam satu periode. Pada transaksi
penjualan dengan kredit tertentu, berarti makin tinggi turnover, juga akan
berarti bahwa modal yang ditanamkan dalam piutang adalah sedikit. Disamping itu
perusahaan harus menahan sejumlah piutang sebagai kredit penjualan untuk dapat
memelihara transaksi normalnya yang merupakan inti dari permanent kebutuhan
modal, piutang yang ditanam dalam piutang.
Faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam menentukan besarnya
piutang bersih, (Djarwanto 2001, 89)
yaitu :
-
Syarat pembayaran dari penjualan kredit
Biasanya
dinyatakan dalam term 2/10 n/30, artinya pembayaran dinyatakan dalam waktu 10
hari sesudah penyerahan barang si
pembeli mendapatkan potongan 2% hari sesudah penyerahan barang.
- Kebiasaan para
langganan dalam pembayaran. menurut pengalaman banyak yang
membayar dalam waktu yang telah ditentukan untuk mendapatkan cash discount,
maka persediaan bersih piutang di atas
waktu untuk mendapatkan cash
discount.
- Sifat dan kesediaan
para pelanggan dalam membayar hutangnya, sebab sering terjadi langganan
yang mampu, tetapi segan memenuhi kewajibannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar