Powered By Blogger

Kamis, 05 Desember 2019

Pengertian Modal Kerja


  Pengertian Modal Kerja
      Modal Kerja dalam pembahasan ini dimaksudkan adalah merupakan investasi jangka pendek dalam perusahaan seperti investasi pada piutang, persediaan, kas begitu pula perolehan sumber pembelanjaan jangka pendek seperti trade credit dan kredit dari lembaga perkereditan.
      Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, maka Weston and Brigham, Pembelanjaan Perusahaan, (1999; 2) mengemukakan bahwa pengelolaan modal kerja mencakup baiik untuk investasi jangka pendek maupun perolehan sumber dana perusahaan. Pengelolaan modal kerja sangat penting melihat kegiatan sehari-hari adalah operasi perusahaan yang menyangkut tentang modal kerja.
      Dan kenyataan lain dapat dilihat bahwa banyaknya dana yang tertanam pada current assets adalah sangat besat jumlahnya khususnya bagi perusahaan kecil harus meminimunkan investasinya dalam harta tetap oleh karena tidak ada cara lain untuk menghindari investasi dalam biaya, piutang dan persediaan.
      Penentuan besarnya investasi dalam current assets adalah untuk ini sangat penting untuk menjaga likuiditas dan profitabilitas  perusahaan. Oleh karena kekurangan dana akan mengganggu jalannya operasi perusahaan seperti untuk membayar utang jangka pendek, pembayaran upah, pembayaran utang dagang dan sebagainya.
      Demikian pula sebaliknya kelebihan akan membawa resiko yang harus ditanggung terhadap sejumlah modal kerja yang menganggur dalam perusahaan, untuk selanjutnya akan memperkecil profitabilitas perusahaan.
      Besar kecilnya, kebutuhan modal kerja terutama tergantung pada perputara atau periode terikatnya modal kerja dan waktu perputarannya, makin besar jumlah modal  kerja yang dibutuhkan.                                                   
      Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari pada periode-periode yang meliputi jangka waktu lamanya pemberian piutang lamanya penyimpanan bahan mentah digudang, lamanya proses produksi, sedangkan pengeluaran sehari-harinya merupakan    pengeluaran untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.
      Piutang merupakan investasi dalam modal kerja yang tidak dapat dihindari adanya dalam dunia usaha. Piutang diberikan kepada perusahaan lain atau individu dan bunganya dengan perusahaan lainnya. Pemberian piutang barang kepada pelanggang merupakan hal yang dapat dimengerti sebab tanpa memberikan piutang. Pengusaha mengalami kesulitan untuk dapat dijual barangnya dengan lancar. Tetapi dilain pihak banyak  resiko yang timbul karena memberikan piutang, yakni mendapat  kerugisn, kemacetan  bahkan membawa kegagalan pada perusahaan resiko piutang dapat disebutkan, resiko tidak terbayar, resiko piutang dapat disebutkan resiko tidak terbayar karena keterlambatan penerimaan piutang.
      Cara memperkecil resiko oleh Alex S.Nitisemito, dalam bukunya Memperkcil Resiko Piutang, (2002, 11), mengemukakan bahwa kalau perkiraan piutang yang ada akan memberikan kemungkinan akan menimbulkan resiko yang lebih besar dari kemungkinan keuntungan yang akan diterima, maka batalkanlah.
     Jadi perlu adanya batas maksimun piutang diberikan dan pertimbangan lain, seperti kemungkinan dari pada para pelanggan untuk memenuhi kewajibannya, melihat financial position perusahaan langganan yang diperlihatkan dengan Cash Flow, pengaruh trend ekonomi pada umumnya untuk perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah volume penjualan kredit, ada syarat-syarat pembayaran, kebiasaan membayar dari pada langganan dan kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang.
      Unsur lain dari working capital adalah investasi pada persediaan merupakan peningkatan modal perusahaan untuk jangka waktu tertentu seperti bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi, sama halnya piutang dan persediaan    pada umumnya tidak dapat dihindari.
      Dalam hubungan ini, maka penetapan sejumlah persediaan adalah penyediaan bahan baku dan bahan pembantu untuk menghasilkan produk. Di samping itu perlu adanya persediaan barang, jadi untuk menjamin kelancaran penjualan. Besarnya investasi dalam persediaan tergantung dari pada volume   produksi yang direncanakan, estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah, tingkat kecepatan material menjadi rusak, biaya penyimpangan dan resiko penyimpangan digudang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar