Powered By Blogger

Kamis, 05 Desember 2019

Pengertian Nilai Tambah Ekonomis / Economic value Added (EVA)


 Pengertian Nilai Tambah Ekonomis (EVA)

Economic value Added adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital)
Menurut K. Reilly dan Keith C.B. Manajemen Keuangan (2001:2) menyatakan bahwa :
“Economic value added (EVA) Is an internal management performance measure that campres net operation profit to total cost of capital. Indecates how profitabile campany projects are as sign of mangement porformance (nilai tambah ekonomis adalah manjemen internal yang menunjuk ukuran yang menbandingkan laba bersih setelah pajak dengan modal. Laba atau kemampuan perusahaan seperti yang diinginkan perusahaan)”.

Warsono (2004:48) menyatakan bahwa economic value added (nilai tambah ekonomis/EVA) adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya.
Menurut Eguene F. Brigham, dalam bukunya Manajemen Keuangan (2001:52), mengatakan bahwa EVA adalah cara untuk mengukur profitabilitas operasi yang sesungguhnya. Biaya modal hutang (beban bunga) dikurangkan ketika menghitung laba bersih, tetapi biaya ini tidak dikurangkan pada saat menghitung biaya modalekuatis. Oleh karena itu, secara ekonomis, laba bersih ditetapkan terlalu tinggi dibandingkan laba “yang sesungguhnya”. Jadi, EVA menyelesaikan konvensional.
EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi setelah pajak dengan biaya tahunandari semua modal yang digunakan perusahaan besar seperti Cola-Cola, AT&T, Quaker Oats, Briggs, Startton, dan CSX menggunakan EVA dalam mencapai keberhasilan mereka.
Perhatikan bahwa dalam menghitung EVA kita tidak menambahkan kembali penyusutan. Meskipun bukan merupakan beban kas, namun penyusutan adalah biaya, dan karenanya dikurangkan ketika menentukan laba bersih dan EVA. Dalam menghitung EVA diasumsikan bahwa penyusutan ekonomis yang sesungguhnya atas aktiva tetap perusahaan sama dengan tingkat penyusutan untuk tujuan akuntansi dan pajak. Jika ini bukan merupakan masalah, maka penyesuaian perlu dibuat untuk memperoleh pengakuan EVA, yang akurat.
EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperai dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.
EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada disuatu perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari seluruh devisi merupakan EVA dari perusahaan.
Lanjut Warsono menyatakan bahwa perusahaan bisa dianggap sehat jika mendapatkan EVA yang positif.
 Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48) mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung EVA adalah :
EVA = NOPAT – C . WACC
Dimana :
NOPAT     = Net Operating Profit After Tex
C               = Capital
WACC        = Weightet Average Cost of Capital

Langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah :
1.    Menghitung besarnya NOPAT
2.    Mengidentifikasi Investet capital
3.    Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet average cost of capital)
4.    Menghitung EVA
Cara menentukan besarnya laba setelah pajak (EAT/NOPAT) menurut Martono (2004:24)
Penjualan bersih                                            xxxx
Harga harga pokok penjualan                       xxxx    -
Laba kotor                                                      xxxx
Biaya penjualan umum dan administrasi        xxxx    -
Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT)      xxxx
Biaya bunga                                                           xxxx    -
Laba sebelum pajak (EBT)                                    xxxx
Pajak                                                                    xxxx    -
Laba setelah pajak (EAT)                                       xxxx

Perhatikan bahwa dalam menghitung EVA kita tidak menambahkan kembali penyusutan. Meskipun bukan merupakan beban kas, namun penyusutan adalah biaya, dan karenanya dikurangkan ketika menentukan laba bersih dan EVA. Dalam menghitung EVA diasumsikan bahwa penyusutan ekonomis yang sesungguhnya atas aktiva tetap perusahaan sama dengan tingkat penyusutan untuk tujuan akuntansi dan pajak. Jika ini bukan merupakan masalah, maka penyesuaian perlu dibuat untuk memperoleh pengakuan EVA, yang akurat.
EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperai dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini banyak perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.
EVA dapat diterapkan pada semua divisi yang ada disuatu perusahaan, dan biaya modal akan merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis. Jumlah EVA dari seluruh devisi merupakan EVA dari perusahaan.
Lanjut Warsono menyatakan bahwa perusahaan bisa dianggap sehat jika mendapatkan EVA yang positif.
 Menurut Warsono dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2004:48) mengatakan bahwa rumus yang digunakan untuk menghitung EVA adalah :
EVA = NOPAT – C . WACC
Dimana :
NOPAT     = Net Operating Profit After Tex
C               = Capital
WACC        = Weightet Average Cost of Capital

Langkah-langkah untuk menghitung EVA adalah :
1.    Menghitung besarnya NOPAT
2.    Mengidentifikasi Investet capital
3.    Menentukan capital cost ratet atau WACC (weightet average cost of capital)
4.    Menghitung EVA
Cara menentukan besarnya laba setelah pajak (EAT/NOPAT) menurut Martono (2004:24)
Penjualan bersih                                          xxxx
Harga harga pokok penjualan                       xxxx    -
Laba kotor                                                   xxxx
Biaya penjualan umum dan administrasi        xxxx    -
Laba usaha sebelum bunga dan pajak (EBIT)         xxxx
Biaya bunga                                                           xxxx    -
Laba sebelum pajak (EBT)                           xxxx
Pajak                                                                    xxxx    -
Laba setelah pajak (EAT)                                       xxxx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar