Powered By Blogger

Kamis, 05 Desember 2019

Pengertian Biaya Modal


Pengertian Biaya Modal
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai perusahaan. Setiap dana yang digunakan oleh perusahaan mempunyai biaya modal yang harus ditanggung.
Madal (capital) merupakan faktor produksi yang dibutuhkan dan seperti faktor-faktor produksi lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal tertentu.
Modal yang dibutuhkan untuk membiayai operasi perusahaan terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing adalah modal yang berasal dari pinjaman para kreditur suplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik perusahaan (pemengang saham) maupun laba yang tidak dibagikan (laba ditahan). Apabila perusahaan menjual surat berharga kapada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut, bagi perusahaan merupakan biaya yang disebut biaya modal seperti : biaya bunga, biaya penurunan surat berharga, dan biaya lain yang berkaitan dengan perolehan modal tersebut.
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik dari hutang, saham preferen atau saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya rill yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Menurut Agus Sartono dalam bukunya Manajemen Keuangan (1998:217) mengatakan bahwa biaya modal adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasaldar utang, saham preferen, saham biasa maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.
Lebih lanjut Agus Sartono mengatakan bahwa saham preferen pada umumnya lebih beresiko dibandingkan dengan utang obligasi. Jaminan atas modal yang ditanamkan dan pembayaran laba bagi pemegang saham preferen adalah setelah para pemegang opligasi dibayar. Dengan demikian juga pembayaran deviden saham preferen dibayarkan setelah pembayaran bunga utang. Konsekuensinya investor saham preferen akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada pemegang obligasi.







Berikut adalah gambar tingakat reiko pengembalian investor :

 





Gambar 1.
Resiko pengembalian investasi

Dengan melihat dari gambar 1. diatas maka saham biasa adalah merupakan sumber dana yang paling beresiko dibandingkan dengan sumber dana lain, hal ini disebabkan karena pembayaran deviden kepada pemegang saham biasa dibayarkan setelah pembayaran bunga dan saham preferen. Dengan demikian pembayaran deviden untuk saham biasa lebih diprioritaskan untuk ditangguhkan apabila perusahaan mengalami kesulitan. Sebagai kosekueansi yang logis, maka pemegang saham biasa akan meminta keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan saham preferen dan utang
Oleh sebab itu, ketidak pastian pembayaran deviden saham biasa menjadi semakin besar dibandingkan dengan bunga dan deviden sahampreferen. Perlu diperhatikan bahwa penentuan besarnya biaya modal perusahaan sangat penting karena ada tiga alasan.
1.        Memaksimalkan nilai perusahaan mensyaratkan adanya minimalisasi semua biaya input termasuk biaya modal.
2.        Keputusan investasi yang tepat mensyaratkan estimasi biaya modal yang tepat.
3.        Beberapa keputusan lain seperti leasing, pembelian kembali obligasi perusahaan dan manajemen modal kerja memerlukan estimasi biaya modal.
Perusahaan yang mengunakan dana dari laba ditahan juga ada biaya walaupun laba ditahan berasal dari hasi usaha perusahaan. Biaya modal yang brasal dari laba ditahan disebut sost of retained earning. Biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of retun) yang disyaratkan diterima oleh investor. Hal ini karena apabila modal tersebut diinvestaskan pada perusahaan lain maka akan mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya keuntungan apabila perusahan menginvestasikan dana laba ditahan tersebut atau sama besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari investasi pada saham (expected rate of return on the stock).
Apabila investor memperkirakan tingkat keuntungan yang terjadi tinggi, yang berarti menurunya daya beli uang yang dimiliki, maka ia akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk investasinya. Begitu juga apabila diperkirakan permintaan dana meningkat maka terjadi kelebihan permintaan kemudian mengakibatkan investor meminta keuntungan yang lebih tinggi juga, sehinga dicapai titik keseimbangan pada tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
Dua faktor tersebut yang sangat mempengaruhi return pada surat berharga bebas resiko reguired rate of return bagi surat berharga juga akan dipengaruhi oleh risk free securities tersebut. Bagi surat berharga yang spesifik terdapat empat komponen resiko yang menentukan risk premium, keempat komponen itu adalah :
(1). Business risk,
(2). Financial risk,
(3). Marketabiliti risk atas surat berharga kemudian,
(4). Interest rate risk.
Biaya modal juga dapat diukur dengan rate of return minimum dari investasi baru yang dilakukan perusahaan, tentu dengan asumsi bahwa tingkat resiko investasi barutersebut sama dengan resiko aktiva yang dimiliki perusahaan saat ini dan pengertian biaya modal tu adalah biaya modal rata-rata tertimbang.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal invidual. Biaya modal individu tersebut dihitung satu per satu untuk tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital disingkat WACC) dari seluruh modal yang digunakan. Sekali lagi bahwa konsep biaya modal dimaksudkan untuk menentukan besar biaya nyata atau (rill) dari penggunaan dana dari masing-masing sumber dana.
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tinggkat keuntungan yang disyaratkan (requiret rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu pihak investor dan pihak perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya requiret rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki.
Jika investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pada biaya  modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya apabila investasi baru tersebut menberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.
 Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya requiret rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya utang misalnya, tidak sama dengan bunga yang dibayarkan kepada kreditur karena untuk mendapatkan utang tersebut tidak hanya bunga yang harus dikeluarkan perusahaan, tetapi juga ada biaya-biaya seperti biaya notaris, biaya provisi, biaya materai, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar