Motivasi
Motivasi
berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak.
Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau
pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja
bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Menurut
Hadari Nawawi, dalam bukunya “ Manajemen Sumber Daya Manusia “ ( 2005 : 351 ),
mengemukakan kata motivasi (motivation) kata dasarnya adalah motif (motive)
yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan
demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan suatu perbuatan / kegiatan yang berlangsung secara sadar.
Untuk
lebih mengetahui tentang motivasi, perlu diketahui tujuan motivasi, asas-asas
motivasi, alat-alat motivasi,jenis-jenis motivasi, metode-metode motivasi dan
model-model motivasi.
Tujuan Pemberian Motivasi
a.
Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
b. Meningkatkan moral dan
kepuasan kerja karyawan.
c. Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
d. Mempertahankan
loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.
e. Mengefektifkan pengadaan
karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang
baik.
g. Meningkatkan kreativitas dan
partisipasi karyawan.
h. Meningkatkan tingkat
kesejahteraan karyawan.
i.Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugasnya.
j. Meningkatkan
efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
Asas-Asas Motivasi
a. Asas mengikutsertakan, artinya
mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada
mereka mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
b. Asas
komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai,
cara-cara mengerjakannya, dan kendala-kendala yang dihadapi.
c. Asas
pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pujian dan pengakuan yang tepat
serta wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas wewenang yang didelegasikan, artinya
memberikan kewenangan dan kepercayaan diri pada bawahan, bahwa dengan kemampuan
dan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas-tugas itu dengan baik.
e. Asas adil dan layak, artinya alat dan
jenis motivasi yang diberikan harus berdasarkan atas “ asas keadilan dan
kelayakan “ terhadap semua karyawan.
f. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan
yang berhasil mencapai tujuan dengan baik maka pimpinan harus bersedia
memberikan alat dan jenis motivasi.
Alat-Alat Motivasi
Menurut
Malayu Hasibuan, dalam bukunya “ Manajemen Sumber Daya Manusia ( 2001 : 221 )
membedakan tiga alat motivasi yaitu :
1. Material Insentif, yaitu alat motivasi
yang diberikan berupa uang atau barang yang mempunyai nilai pasar, jadi
memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya:
kendaraan, rumah, dan lain-lain.
2. Non material insentif, yaitu alat
motivasi yang diberikan berupa barang atau benda yang tidak ternilai, jadi
hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan rohani saja. Misalnya: medali,
piagam, bintang jasa, dan lain-lain.
3. Kombinasi material dan nonmaterial
insentif, yaitu alat motivasi yang diberikan berupa material ( uang dan barang
) dan non material ( medali, piagam ), jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan
kepuasan atau kebanggaan rohani.
Yang
dimaksud insentif adalah penghargaan/ ganjaran yang diberikan untuk memotivasi
para pegawai agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau
sewaktu-waktu oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan terutama
sekali diberikan pada pegawai yang bekerja secara baik. Misalnya dalam bentuk
pemberian kendaraan, rumah dan lainnya. Disini penulis akan membahas material
insentif.
Pemberian berupa uang atau barang yang mempunyai nilai pasar
untuk kebutuhan ekonomis mampu membantu pegawai melaksanakan pekerjaannya
dengan baik. Misalnya saja dengan pemberian kendaraan,, seorang pekerja atau
pegawai akan tiba di kantor dengan tepat waktu. Kemudian dengan pemberian itu
dimaksudkan pegawai dapat meningkatkan produktivitas kerjanya dan dapat
memotivasi dirinya untuk lebih bertanggung jawab dalam pekerjaannya.
Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi positif ( insentif positif )
manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang
berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat,
karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
2.
Motivasi negatif ( insentif negatif ), manajer memotivasi bawahannya dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik ( prestasinya
rendah ). Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu
pendek akan meningkat, karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik.
Metode-Metode Motivasi
1. Metode langsung ( direct motivation
), adalah motivasi ( material dan nonmaterial ) yang diberikan secara langsung
kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Jadi
sifatnya khusus seperti memberikan pujian, penghargaan, bonus, piagam, dan lain
sebagainya.
2. Metode tidak langsung ( indirect
motivation ), adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelncaran
tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan perkerjaannya.
Model-Model Motivasi
1. Model tradisional , mengemukakan bahwa
untuk memotivasi bawahan agar gairah bekerjanya meningkat dilakukan dengan
system insentif yaitu memberikan insentif material kepada karyawan yang
berprestasi baik. Semakin berprestasi maka semakin banyak balas jasa yang
diterimanya. Jadi, motivasi bawahan untuk mendapatkan insentif ( uang-barang )
saja.
2. model hubungan manusia, mengemukakan
bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah bekerjanya meningkat, dilakukan
dengan mengakui kebutuhan social mereka dan membuat mereka merasa berguna serta
penting. Sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebasan membuat
keputusan dan kreativitas dalam melakukan pekerjaannya. Dengan
memperhatikan kebutuhan material dan nonmaterial karyawan maka motivasi bekerjanya
akan meningkat pula. Jadi motivasi karyawan adalah untuk mendapatkan kebutuhan
material dan non material.
3. Model sumber daya manusia, mengemukakan
bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak factor, bukan hanya uang atau barang atau
keinginan akan kepuasan saja, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan
pekerjaan yang berarti. Menurut model ini karyawan cenderung memperoleh
kepuasan dari prestasi kerjanya yang baik. Karyawan bukanlah berprestasi baik
karena merasa puas, melainkan termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih
luas untuk membuat keputusan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar