pemahaman tentang sistem informasi manajemen
Sistem
informasi menurut teori dan praktek telah mengalami perubahan, sehingga untuk
menghadapinya mereka tidak cukup hanya dengan keterampilan, akan tetapi lebih
dari pada itu mereka harus memahami adanya suatu pendekatan sistem atau
manajemen serta mampu berpercaya dalam dalam merencanakan dan memanfaatkan
sistem informasi manajemen.
Untuk
memperoleh pemahaman tentang sistem informasi manajemen, akan dikemukakan
beberapa pengertian dan konsep informasi. Menurut Robert Murdick, Informasi
Sstem For Modern Manajemen, (1999: 102)
menyatakan bahwa informasi terdiri dari data yang telah diambil kembali diolah
atau sebaliknya digunakan untuk tujuan sebagai dasar untuk peramalan atau
pengambilan keputusan.
Sedangkan,
Vincent Gespersc, Organisation, Perilaku Strektur (2001: 25) memberikan
definisi bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk
yang terdiri bagi penerimaan dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini
atau saat yang akan datang.
Definisi
tersebut di atas, maka berikut ini dapatlah dikemukakan beberapa pengertian
dari sistem informasi manajemen. Akan tetapi perlu disadari bahwa sampai saat
ini belum ada kesepakatan tentang istilah sistem informasi manajemen, bahkan
beberapa penulis cenderung memilih pada istilah-istilah seperti sistem
informasi keputusan, atau hanya menggunakan istilah "sistem
informasi" sehubungan dengan sistem pengolahan informasi berdasarkan
komputer yang dirangcang untuk mendukung fungsi operatif, manajemen dan
keputusan dalam sebuah organisasi.
Sesungguhnya
demikian, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sistem informasi
manajemen, maka berikut ini dapat disajikan beberapa definisi yang telah
diterima dan berlaku secara umum serta banyak dikenal orang. Gordon B. Davis,
Sitem Informasi Manajemen, (1999: 3) memberikan definisi bahwa, sistem informasi manajemen adalah sebab sistem
antara manusia dan mesin yang terpadu (integrasi), untuk menyajikan informasi
guna mendukung target operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi.
Selanjutnya,
sistem informasi manajemen tersebut digambarkan dalam sebuah bentuk piramide,
dimana laoisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan transaksi,
penjelasan status dan sebagainya, lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber
informasi untuk mendukung operasi bagi manajemen setiap hari. Kemudian lapisan
ketiga teridiri dari sumber daya sistem informasi untuk mendukung perencanaan taktis
pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen dan lapisan terakhir pada
puncak piramde yang terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijaksanaan pada tingkat manajemen puncak.
Untuk lebih
jelasnya lapisan informasi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :
SIM
Untuk
Perencanaan
Strategis
dan
kebijakan
serta
pengam-
bilan
keputusan
Informasi Manajemen
untuk
perencanaan taktis
dan
pengambilan
keputusan
Informasi manajemen untuk
perencanaan
operasional
pengambilan keputusan dan
pengendalian
Pengolahan transaksi, pemberian
informasi
(tanggapan
atas pertanyaan)
Sumber : Gordon B. Davis, 1999 : 3.
Jadi dapat
dikatakan bahwa sebuah sistem informasi manajemen yang merupakan komponen dari
pada sistem yang memberikan informasi untuk melaksanakan perencanaan, dengan
menggerakkan rencana-rencana itu, dan memberikan umpan balik informasi yang
penting untuk suatu keputusan dan kemudian melaksanakannya.
Namun
demikian perlu disadari bahwa dalam pengambilan keputusan, informasi ini
berkaitan erat dengan keputusan tidak pastian yang melindungi variabel-variabel
perencanaan tersebut, di mana untuk mengurangi ketidak pastian ini diperlukan
adanya informasi tambahan. Dalam hal ini, pada umumnya informasi yang
dibutuhkan tersebut hanya dapat diperoleh dengan mengorbankan sejumlah biaya
tertentu, selain itu informasi tidak pernah seratus persen sempurna, atau
sesuai memutuskan apakah perlu mencari informasi tambahan atau tidak, terlebih
dahulu perlu kiranya diketahui berapa nilai dari informasi tersebut yang tepat
persoalan keputusan yang sedang dihadapi.
Penerapan Sistem
Informasi Manajemen
Pada dasarnya
sistem kerja komputer sinkrun dengan proses sistem informasi manajemen, yaitu
meliputi kegiatan-kegiatan pengumpulan data (input) pengolahan data (proses)
dan penyajian informasi (pengolahan output) oleh Endar Sugarto, Sistem
Informasi Manajemen (1998 : 217).
Sesuai dengan
aspek dalam sistem kerja komputer
(pengelolah data), yaitu :
- hardwere
-
softwere
- brainwere
Hardwere
adalah seluruh peralatan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu sistem
komputer. Perangkat keras dari perangkan masuk (input unit) dari peralatan
seperti key bord, mouse, dan lain sebagainya.
Komputer digolongkan
ke dalam berbagai jenis berdasar kan
prosedurnya. ROM (Read Only Memory) yaitu memori yang sudah diisi oleh pembuat komputernya dan isinya
tidak dapat berubah-ubah lagi, karena dalam komputer memang sangat pekah
isinya, sehingga pengolahannya harus mempunyai kterampilan khusus.
Perangkan
keluaran (output unit) yaitu perangkat yang digunakan untuk mengeluarkan hasil
olahan atau keluaran. Ada
tiga bentuk perangkat keluaran, yaitu speaker (mengeluarkan bunyi) monitor
(menampilkan hasil dilayar) dan printer (mencetak hasil).
Perangkat
penyimpan (strage unit) yaitu perangkat komputer yang berguna untuk menyimpang
data dan program penyimpanan terdapat beberapa teknologi seperti teknologi
mekanik (kartu plong-puncher channel), teknologi magnetik dan teknologi optik.
Perangkat
tambahan, yaitu peangkat yang berguna untuk menambah kegunaan komputer. Seperti
pada network card yang berguna untuk menghubungkan antara PO
yang satu dengan PC yang lain, sehingga membentuk suatu jaringan juga sound
card yang akan timbul pengolahan suatu dengan kualitas digital stereo.
Sistem
operasi yaitu program komputer yang diperlukan untuk mengorganisasikan
penggunaan komputer sejak komputer dihidupkan hingga siap dioperasikan, agar
kegiatan-kegiatan dalam komputer pelaksanaannya terarah dengan baik dan bisa
menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan.
Setiap
sistem jaringan ini memerlukan satu komputer sentral (server) yang bertugas
mengorganisasikan komputer server biasanya berada di bawah tanggung
jawab super visor yang bertugas untuk mengatur penggunaan komputer dengan
segala perangkatnya. Untuk dapat dibubungkan dengan komputer lain, suatu
komputer harus dilengkapi dengan network card yang biasanya beban terpasang
atau harus ditambahkan. 7
Sumber Informasi
Bertitik
tolak dari beberapa uraian sebelumnya, maka tidak dapat disangkal bahwa
informasi salah satu unsur dari manajemen dan fungsi pengampilan keputusan.
Oleh sebab
itu para ahli berpendapat bahwa langkah untuk menentukan informasi manajemen
belumlah selesai dan sebelum mempertimbangkan sumber-sumber informasinya. Dalam
literatur dijumpai bahwa pada dasarnya sumber informasi dibedakan dalam dua
bagian yaitu data empirik dan informasi dikemukakan oleh Sondang P. Siagian,
Sistem Informasi Manjemen Untuk Pengambilan Keputusan, (2001: 146), sebagai
berikut :
1. Data
empirik, yaitu data yang dapat
diperoleh melalui suatu pengumpulan data atau survei yang dapat
digunakan untuk menduga selebaran peluang munculnya suatu peluang. Dalam hal
ini pendapat awal digunakan untuk menguji bahwa relatif mencerminkan nilai
peluang yang besar, yaitu mencerminkan nilai peluang pengambil keputusan. Data
empirik ini juga digunakan untuk memperoleh selebaran peluang posterior
(kemungkinan akhir) berdasarkan nilai peluang akhir yang sudah ada. Sehubungan
dengan sumber informasi yang berasal dari data empirik ini, maka pada dasarnya
pengumpulan data yang dapat dilakukan yaitu :
a. Melalui pengamatan
langsung ( observasi langsung ). Dalam pengamatan langsung ini peneliti/ pengamat
sendiri yang mengumpulkan data melalui pengamatan langsung dilapangan.
Jadi peneliti turun
langsung dilapangan guna
mempelajari catatan-catatan yang
ada sesuai dengan kebutuhannya.
Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung ini, akan lebih akurat, karena
peneliti mengetahui data-data yang perlu dikumpulkan agar masalah yang dihadapi
dapat dipecahkan.
b. Melalui wawancara, Cara ini adalah semacam
pengamatan pribadi yang dilakukan secara tidak langsung yaitu dapat mewakilkan
kepada orang lain untuk membantu peneliti mewawancarai responden, dalam hal ini
ketelitian akan tergantung pada ketelitian responden (orang yang diwawancarai)
dan dan si pewancara itu sendiri.
c. Melalui
koresponden
Melalui cara ini para koresponden yang
diminta untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti, akan tetapi
ada kemungkinan bahwa para koresponden tersebut tidak obyektif dalam memberikan
informasi, karena merasa yang tidak mempunyai kepentingan dalam penelitian,
sehingga mereka memperdulikan apakah informasi yang diberikan itu benar atau
salah.
d. Melalui
questionaire
Dalam hal ini daftar pertanyaan
disampaikan kepada orang-orang yang merupakan sumber informasi dalam masalah
penelitian, keuntungan cara ini adalah biaya relatif murah, serta data yang
diinginkan dapat dikumpulkan secara cepat dan daerah pengamatan dapat
lebih luas. Akan
tetapi kelemahannya kemungkinan daftar
pertanyaan yang dikirim itu tidak dikembalikan, atau jawaban yang dikirim
kurang akurat untuk empirik sebagai konsekwensi dari pernyataan yang kurang
jelas dalam daftar pertanyaan. Jika hal ini terjadi, maka ada kemungkinan bahwa
penelitian tidak memperoleh informasi yang diinginkannya. Oleh karena
masing-masing cara mengumpulkan data tersebut diatas,memiliki keuntungan dan
ada kelemahan tersendiri, maka dalam prakteknya untuk memperoleh informasi yang
tepat, para peneliti sering mengkombinasikan cara-cara tersebut di atas.
2.
Informasi dari para ahli
Dalam beberapa hal, karena terbatasnya
pengetahuan suatu hal dan lain-lain, maka data empirik sulit diperoleh. Dalam
keadaan ini maka satu-satunya sumber informasi adalah dari pendapat atau
pandangan subjektif para ahli atau orang yang mengetahui tentang kejadian yang
tidak pasti.
Berdasarkan sumber-sumber informasi tersebut,
maka dapat diartikan bahwa sumber informasi merupakan suatu konsep arus, dimana
informasi mengalir dari satu orang ke orang lain baik dari perusahaan itu
maupun dari luar perusahaan dan apabila informasi telah diserap maka ia tidak
lagi merupakan sekedar informasi melainkan telah menjadi pengetahuan yang dapat
meningkatkan persepsi seseorang atau
para manajer dalam bidang-bidang tertentu seperti
masalah pemilikan alternatif, mencari peluang merencanakan.
Informasi itu tidak statis akan tetapi ia bergerak dinamis, sehingga
menimbulkan kebutuhan akan keputusan. Kemudian sistem informasi manajemen itu
mengalir melalui jaringan keputusan ke sistem berada diluar perusahaan,
sehingga menimbulkan pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian mengalir
kembali ke sistem interen sampai pada top manajer.
Jenis-Jenis Informasi
Dalam
pengelola perusahaan diperlukan berbagai jenis informasi guna untuk mendukung
berbagai proses pengambilan keputusan, baik oleh manajemen puncak (pimpinan),
manajer berbagai bidang fungsional dan penyelenggaraan kegiatan operasional.
Oleh karena itu, pengolahan informasi mutlak perlu dilakukan dengan sebaik
mungkin sehingga informasi terkumpul, teroleh dan tersimpang dengan baik
sehingga mudah ditelusuri apabila diperlukan pengolahan informasi harus
memenuhi persyaratan kelengkapan kemutahiran, keandalan dan kepercayaan.
Pelaksanaan
berbagai bidang fungsional menurut S.P. Siagian, Sistem Informasi Manjemen
Untuk Pengambilan Keputusan, (1999: 44), maka jenis-jenis informasi itu dapat
dibagi, sebagai berikut :
1. Informasi bidang
ekonomi, yaitu informasi ini termasuk dalam bidang ini tentang tingkat
pertumbuhan ekonomi, penanaman modal, baik asing maupun domestik, informasi
tentang kondisi pasar berbagai komioditi, kebijakan keuangan dan moneter yang dilakukan pemerintah
informasi tentang pasar modal, informasi
tentang arah industriali sasi yang akan ditempuh dalam kurun waktu tertentu di
masa depan, informasi tentang prosedur ekspor dan impor berbagai informasi yang
sejenis. Bahkan juga informasi perkembangan di bidang politik.
2.
Informasi di Bidang politik, informasi ini seperti yang menyangkut pemerintahan
negara, peraturan kekuatan diantara beberapa kekuatan politik, frekuensi
penyelengga raan pemilihan umum, kecenderungan suatu partai politik tertentu
perumusan kebijakan apabila memenangkan pemilihan umum, struktur birokrasi
pemerintahan negara, sistem hukum perundang-undangan yang berlaku dan instansi
lain yang sejenis yang ada kaitannya dengan bidang politik termasuk politik
luar negeri.
3. Berkaitan erat dengan
informasi di bidang politik, dalam dunia usaha juga perlu memiliki informasi
tentang situasi keamanan dan ketertiban umum termasuk estimasi tentang
kemungkinan terjadinya gangguan baik karena faktor-faktor yang terdapat di
dalam negeri maupun yang datang dari luar, baik yang bentuknya masih berupa
hambatan, apabila yang berupa ancaman. Semuanya itu penting karena implikasi
terhadap ketenangan berusaha.
4.
Informasi tentang lingkungan, informasi yang dimaksud disini antara lain
informasi tentang sumber daya alam, kebijakan pemerintah tentang
pemanfaatannya, kebijaksanaan
nasional dalam pelestrian lingkungan hidup termasuk kebijakan
tentang pencemaran air, pencemaran udara, kebijakan dasar daur ulang limbah
industri reboisasi, kebijakan peruntukan berbagai jenis lahan.
5. Informasi tentang
permasakan bahan mentah dan bahan baku
untuk diolah menjadi produk tertentu, informasi ini ialah apakah bahan mentah
atau bahan baku itu relatif melimpah atau relatif langkah, siapa yang
mengusainya, terdapat dimana kecenderungan pemasok bertindak vis a vis produsen
tertentu, seperti dalam hal persediaan pembelian waktu penyerahan dan jaminan
mutu.
6.
Informasi tentang perilaku persaingan yang mungkin akan dihadapi, yang dimaksud
informasi perilaku pesaing dalam memasukkan, mempromosikan dan menjual
produknya, apakah akan berpegang pada norma dan etika atau tidak atau apakah
justru cenderung menganut pandangan tidak sehat dengan menggunakan
tehnik-tehnik yang sering disebut sebagai zero sum gane,
7.
Informasi tentang target group di masyarakat yang jadi sasaran pemasaran,
promosi dan penjualan produk tertentu.
Informasi yang dibutuhkan termasuk informasi
tentang menyangkut masalah teoritis yaitu tingkat pendidikan, jenis-jenis
pekerjaan, tingkat penghasilan, jenis kelamin, kelompok umur, status
pernikahan, status tentang besar kecilnya anggota keluarga yang menjadi
ranggungan pencari nafkah utama.
Pengertian Nilai dan
Sifat Informasi
Prinsip utama
yang berkenaan dengan nilai dan sifat informasi ini adalah bahwa informasi
hanya mempunyai nilai jika informasi tersebut dapat mengakibatkan suatu
perubahan dalam tindakan yang diambil oleh para pengambil keputusan. Kesimpulan
suatu data atau pernyataan seorang ahli dapat memberikan suatu pengetahuan
baru, namun hal ini tidak akan mempunyai
nilai dalam konteks suatu persoalan keputusan tertentu selama informasi
tambahan tersebut tidak dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, maupun
tindakan seseo rang berkaitan dengan masalah atau persoalan keputusan yang
dihadapinya.
Pengertian
tentang nilai informasi menurut Gorden B. Davis, Sistem Informasi Manajemen, (1999: 115) mengemukakan bahwa, nilai
informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan yang disebabkan oleh
informasi dikurangi biaya informasi tersebut.
Sedangkan
menurut Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manjemen Untuk Pengambilan
Keputusan, (1997: 121) menyatakan bahwa,
nilai adalah konsepsi/ pandangan hidup
yang dianut oleh seseorang tentang baik dan buruk, benar atau salah yang
digunakan sebagai kriteria untuk mengambil keputusan dan kemudian
melaksanakannya.
Kedua
definisi tersebut di atas, jelas bahwa suatu informasi hanya akan mempunyai
nilai bila informasi dapat mengakibatkan perubahan dalam perilaku seseorang
dalam mengambil keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar