Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan
lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena
perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada.
Dalam menguraikan
pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri (1993:
7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.
Sedangkan menurut
Martin Kenneth (1990; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam pengertian
produksi menyatakan bahwa produksi itu
merupakan prosedur desaing barang dan
jasa senagai output serta sebagai poduk terakhir input emelent.
Berdasarkan dari
kedua definisi tersebut di atas, maka
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha untuk menambah
nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengatalami
tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :
1) Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang kecil
mungkin
untuk mendapatkan hasil tertentu ataupun dengan pengor
banan tertentu untuk mendapatkan hasil yang semaksimal
mungkin.
2) Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar
dalam
pemakaian
alat-alat produksi terdapat perbandingan
yang
serasi.
Selanjutnya akan
dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, (1994; 221) mengemukakan bahwa mutu
diartikan sebagai faktor-faktor yang
terdapat dalam suatu hasil yang
menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang
tersebut dibuat.
Sesuai dengan
pengertian di atas ada beberapa faktor
yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu
:
1) Faktor produksi tanah 2) Faktor produksi modal
3) Faktor produksi tenaga kerja
Sedangkan Richard
(1990; 84), sebagai berikut dalam berproduksi sangat berhati-hati terhadap
kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen harus konsisten. Sesuai dengan
definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan
hasil produksi, karena hasil produksi
inilah yang merupakan pengendalian mutu
untuk berperan serta dalam bersaing di
pasar.
Dalam hubungannya
dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai
bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut
:
- Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat
reabilitas tingkat operasinya
dan lain-lain.
-
Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.
-
Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap
komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan
spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality ofconformance
(mutu sesuai dengan krakteristiknya).
Jadi setiap
perusahaan pabrik/pengolahan dengan
menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam pembentukan suatu standard
dikemukakan oleh Harding (1991; 58), menyatakan bahwa :
"1) Memenuhi
syarat kegunaan yang ditetapkan
2) Memenuhi standard
kualitas perusahaan
3) Diproduksi dengan
peralatan yang ada sekarang.
Untuk itulah
E.Mansffiel (1990; 121), menyatakan bahwa
proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa
produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.
Selanjutnya menurut
R.A. Bilas (1995; 127), adalah sebagai berikut kalau input sabagai salah satu
cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk mempertahakna mutu dan
kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga perusahaan ini
tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera konsumen.
Dari beberapa pengertian produksi yang telah
di kemukakan diatas, maka dapatlah
disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai faktor
produksi yang dirubah bentuknya
oleh perusahaan yang menggunakan
dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan
jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain
yang disebut output.
Pengertian produksi
di atas dapat dikatakan bahwa
dengan menggunakan faktor-faktor
produksi sekaligus, maka akan
diperoleh suatu faedah dalam
memenuhi kebutuhan atau pemenuhan
kebutuhan pertanian yang dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor
produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama lainnya.
Menurut Paul A. Samuelson
(1992; 357), membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi yang
menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi
diantara faktor-faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi garus
sepesifikasi produksi, agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus
perhatian dari relasi.
Sedangkan Soemitro
Djoyohadikusumo, (1990; 136), memberikan definisi tentang produksi, berpendapat
bahwa produksi pertanian adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah
atau untuk memenuhi kebutuhan.
Pendapat di atas,
bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi
dari produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan
kata lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses
produksi dan banyaknya hasil yang akan
diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang akan bisa menambah output
atau produksi.
Dalam hubungan antara
input dengan output berarti kita
bicarakan mengenai masalah pendapatan
dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat di ketahui hasil yang telah
diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan ( rugi ) dan perlu kita
memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar