Saat
Pengakuan Pendapatan
Dengan penjelasan-penjelasan lalu telah
diuraikan tentang pengertian revenue dan income. Pendapatan (revenue) adalah
hasil penjualan barang-barang atau jasa yang belum dikurangi dengan biaya dan
beban yang digunakan untuk mencapai
revenue, sedangkan income diperoleh dengan jalan mengurangi revenue dengan
biaya dan beban yang dipakai atau digunakan untuk memperolehnya yang menjadi
masalah sekarang ialah kapanlah revenue itu dipakai dan dicatat.
Data akuntansi harus diujui
kebenarannya dan ketepatan melalui bukti-bukti yang terpercaya. Maka dalam
akuntansi ada suatu azas yang dikenal dengan istilah "realization
concept". Konsep inilah yang menjadi pedoman dan petunjuk dalam pembahasan
tentang saat pengakuan pendapatan (the timing of revenue determination).
Untuk lebih jelasnya Hartanto, (1997:
23) menjelaskan sebagai
berikut dalam penentuan hasil, kita melihat dua aspek, ialah besarnya hasil dan
waktunya hasil itu didapat.
Selanjutnya, Hartanto, (1997: 24)
menjelaskan hasil itu dianggap telah didapat pada waktu produk secara yuridis
berpindah tangan. Pada jual beli barang-barang yang segera dapat
direalisasikan, hasil itu dapat dianggap pada waktu terjadinya penjualan, dan
karena prinsip ini dinamakan prinsip realisasi.
Jadi konsep realisasi adalah merupakan
pedoman dalam penentuan saat di;lakukan pendapatan, dan disamping itu bertujuan
pula untuk menghindari penyajian pendapatan yang overstated atau understated
selama suatu periode akuntansi dalam laporan laba rugi yang mencerminkan hasil
usaha pada perusahaan tertentu.
Saat pengakuan pendapatan didasarkan
pada pendapat- pendapat di atas terutama sekali yang dikemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia, akan diuraikan cara pengakuan pendapatan satu persatu, yaitu
:
1.
Pengakuan pendapatan pada saat penjualan
Banyak perusahaan yang biasa mengakui
pendapatan pada saat penjualan terjadi. Penjualan terjadi akibat adanya
persetujuan untuk mengalihkan hak milik dan adanya suatu imbalan terhadap
pengalihan hak milik. Untuk penjualan menggambarkan suatu transaksi yang
sempurna dan tercapai tujuan operasionil yang utama dari suatu perusahaan.
Penjualan pada umumnya ditandai dengan adanya perpindahan barang atau jasa dan
penerimaan uang tunai atau asset lain dalam suatu pertukaran. Dan
penjualan menunjukkan pula berakhirnya semua biaya produksi dan biaya distribusi
yang dapat dikenakan pada suatu barang dan sudah biasa mengadakan matching
dengan revenue untuk tujuan penetapan income.
2.
Pengakuan pendapatan pada saat pembayaran diterima
Dalam kenyataan dijumpai
adanya usaha-usaha untuk menggunakan dasar tunai (cash basis) dalam pengakuan
pendapatan, meskioun penyerahan barang atau jasa telah dilakukan pada masa atau
periode sebelumnya.
Alasan penggunaan cara ini ialah karena
dengan adanya kemungkinan pembatalan penjualan, seperti halnya dalam penjualan
bersyarat, penjualan atas persetujuan pembeli dan penjualan ekspor. Jadi penjual menghadapi ketidak
pastian mengenai barang yang telah diserahkannya kepada pembeli, apakah si
pembeli akan menyetujui dan menerima barang atau tidak. Pada penjualan cicilan,
disisi ain penjual menghadapi ketidak pastian apakah pembeli benar-benar akan
melakukanpembayaran dalam waktu dan jumlah yang telah ditentukan atau tidak.
3.
Pengakuan pendapatan pada saat barang selesai diproduksi
Dalam hal ini pendapatan
telah diakui walaupun barangnya belum dijual atau diserahkan kepada pembeli
adalah cara pengakuan pendapatan yang kurang tepat baik dilihat dari segi azas
realisasi, lebih-lebih dari azas konservatisme. tetapi cara ini telah diterima
oleh Ikatan Akuntan Indonesia maupun oleh profesi akuntansi lain di negara lain khususnya Amerika
Serikat.
Cara pengakuan pendapatan setelah
selesainya produksi tergantung kepada kepastian mengenai harga jual dan
besarnya biaya tambahan diluar biaya produksi. Misalnya apabila telah ada
kontrak penjualan dan penyerahan hasil produksi yang pasti, maka harga jual
dapat diketahui dan begitu juga dengan biaya-biaya penjualan. Tentu saja masih
ada ketidak pastian pastikan tentang dapat ditagih nya piutang, tetapi hal ini
dapat ditaksir dengan cukup baik.
4.
Pengakuan pendapatan pada saat bagian
kontrak selesai
secara proporsional dan kegiatan sudah
sama sekali tidak ada lagi, sehingga muncul pendapatan (laba).
Cara pengakuan pendapatan
seperti ini adalah mengakui pendapatan selama produksi berlangsung atau
berjalan. Jadi produksi belum berakhir. Cara ini biasanya digunakan oleh
perusahaan kontraktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar