Biaya merupakan sejumlah
pengeluaran-pengeluaran untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, proses produksi
dan pemasaran, kesemuanya memerlukan biaya yang harus di keluarkan dengan sesuatu harapan yang
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Selanjutnya, dalam menentukan harga
pokok produksi, tentunya dikumpulkan semua biaya tetap dan biaya variabel
selama dalam proses produksi termasuk biaya dalam proses pemasaran (biaya
operasional pemasaran) dan biaya lain-lain yang timbul selama dalam proses
produksi dan pemasaran yang harus diperhitungkan.
Dengan demikian, biaya itu menjadi
patokan dalam penentuan harga jual dipasaran, sehingga dalam proses produksi
penggunaan biaya perlu efisien dan efektif, agar biaya
itu lebih kecil daripada harga jual.
Justru, penetapan biaya dalam satuan
harga memang amat penting, karena kapan salah perhitungan dari seluruh biaya
yang dikeluarkan, maka perusahaan dalam penentuan harga sulit untuk
mempertahankan volume penjaualan apalagi untuk meningkatkan volume penjualan.
Untuk menghitung setiap pengorbanan
biaya dengan harapan bahwa akan mendatangkan hasil yang lebih baik pula agar
perusahaan itu akan menghadapkan bahwa masa depan itu lebih ceria dibandingkan
dengan hari ini, bagi pimpinan perusahaan perlu memikirkan pengorbanan
sejumlah biaya dan pengawasan dalam proses produksi.
Pengertian Biaya
Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu
barang atau jasa maka perlulah
dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang mungkin
dikeluarkan. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil
yang lebih besar dari pada telah dikorbankan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, seorang pengusaha
hendaknya dapat mengetahui komponen biaya perusahaan. Dalam hal ini, total
biaya seluruhnya dapat dihitung selama dalam proses dan dapat dibandingkan
dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh.
Berbicara mengenai masalah biaya
merupakan suatu masalah yang cukup
luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan. Oleh
Winardi, dalam
10
bukunya
Kapita Selecta, ( 1990: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan
biaya-biaya yang harus dikeluar kan
untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang
merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor
produksi yang bersangkutan.
Demikian halnya bagi konsumen, biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan
pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan
tersebut.
Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, ( 1973: 26 ) dikatakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah
biaya di keluar kan dalam satuan uang, yaitu sejumlah pengeluaran dalam bentuk
kontan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan untuk pengeluaran modal sebagai
investasi (saham), yang disertai dengan kewajiban-kewajiban yang
ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang-barang atau jasa-jasa yang
di peroleh atau yang akan diperoleh.
Dari definisi dan pengertian biaya di
atas, maka dapatlah dikatakan bahwa
pengertian biaya yang dikemukakan diatas adalah suatu hal yang masih merupakan
pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam pengeluaran secara nyata keseluruhannya
termasuk biaya.
D. Hartanto, ( 1992: 89), memberikan
batasan tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut Cost adalah
biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di
waktu yang akan datang dan karenanya
merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca.
Sebaliknya expense atau expred cost
adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Karena
jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan
datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.
Dalam pengertian biaya yang dikemukakan
oleh Hartanto yang telah memisahkan tentang pengertian yang akan datang dan
tercantum dalam neraca. Sedangkan expenses atau ongkos adalah biaya yang
menghasilkan prestasi dan tidak dapat
memberikan
manfaat diwaktu yang akan datang.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka suatu
perusahaan
sebaiknya
memegang dan menjalankan aktivitasnya dengan azas-azas, sebagai berikut :
1)
Azas efisiensi maksudnya dengan biaya
yang kecil untuk
mendapatkan hasil tertentu ataupun
dengan jalan pengorbanan tertentu
untuk mendapatkan hasil yang
semaksimal mungkin.
2) Azas kontinutas,
adalah azas kelanhgsungan hidup perusa haan.
3)
Azas proporsionalitas, adalah azas yang menghendaki agar
dalam pemakaian alat-alat produksi
terdapat perbandingan
yang serasi.
Dalam upaya memanfaatkan azas efisiensi
ini yang menjadi titik berat adalah
usaha untuk mendapatkan ketepat an ukuran dari setiap pengorbanan yang telah
diberikan adalah dikeluarkan pada suatu proses produksi dapat diganti dengan
diperolehnya keuntungan, dan hendaknya terdapat proporsional
yang sesuai antara pengeluaran dan mengorbanan biaya yang dikeluarkan untuk
faktor produksi.
Pengertian
biaya ini juga dikemukakan oleh Matz dan Usry (1990: 39), sebagai berikut biaya
adalah merupakan bagian pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan dengan
mempunyai tujuan tertentu dapat dinilai dengan uang.
Dengan dasar pengertian biaya yang
dikemukakan oleh Matz Usry di aras, mereka mengemukakan bahwa biaya adalah
pengeluaran-pengeluaran yang dapat dinilai dengan uang atau
dengan
potensial yang harus dikeluarkan untuk mencapai tujuan khusus.
Selanjutnya oleh Mulyadi (1992: 3),
dikatakan bahwa Di dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut definisi di atas pengorbanan
sumber ekonomis dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1)
Pengorbanan yang telah terjadi adalah nilai ekonomis
yang telah dikorbankan untuk mencapai
tujuan tertentu merupakan historis yaitu biaya yang telah terjadi di masa yang
lalu.
2) Pengorbanan yang mempunyai
kemungkinan akan terjadi yaitu nilai ekonomi yang akan dikorbankan untuk
mencapai tujuan tertentu merupakan biaya masa yang akan datang.
Dengan demikian, pengertian biaya
(cost) yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi di atas menunjukkan bahwa
pada hakekatnya adalah mempunyai tujuan yang sama, yaitu
pada pengorbanan sejumlah nilai-nilai dalam bentuk biaya untuk menciptakan
barang dan jasa demi untuk mendapat kan
sejumlah pendapatan atau keuntungan setiap kegiatan yang dikerjakan dalam
menghasilkan sesuatu.
Unsur - Unsur Biaya
Dalam suatu proses produksi melibatkan
suatu unsur- unsur biaya dibebankan menurut kelompok biaya tertentu guna
menyusun
harga pokok produksi dapat digabungkan ke dalam unsur-unsur biaya. Tetapi ini
tidaklah segera dapat di pandang sebagai
biaya, karena itu harus
sesuai dengan
faktor
biaya, karena biaya itu harus sesuai dengan faktor biaya yang dianut
perusahaan.
Sehubungan dengan unsur-unsur biaya
tersebut, maka D.
Hartanto,
(1992: 37), mengelompokkan biaya menurut tujuan perencanaan dan pengawasan,
sebagai berikut :
"1) Biaya variabel dan biaya tetap
2)
Biaya yang dapat dikendalikan.
Sedangkan menurut Mulyadi, ( 1993: 57),
menghubungkan tingkah laku biaya dengan perubahan volume kegiatan sebagai
berikut biaya variabel adalah biaya yang secara total berfluktuasi secara langsung sebanding
dengan volume penjualan atau produksi,
atau ukuran kegiatan yang lain.
Sedangkan biaya tetap atau biaya
kapasitas merupakan biaya untuk
mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan
pada
tingkat kapasitas tertentu.
Dari gambaran umum di atas, maka dapat
diketahui
sebagai
berikut :
1)
Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang ikut berubah
untuk mengikuti volume produksi atau penjualan. Misalnya
atau bahan langsung hanya
ikut dalam proses produksi,
bahan baku langsung yang dipakai dalam proses produksi
biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang tidak
berubah walaupun ada
perubahan volume produksi atau penjualan.
Misalnya gaji bulanan, asuransi,
penyusutan, biaya umum dan lain-lain.
Sifat-sifat biaya
tersebut sangat penting
untuk
diketahui
seorang manajer dalam perencanaan usahanya, karena dengan demiki an akan
didapatkan suatu gambaran klasifikasi biaya yang baik untuk tujuan perencanaan
dan pengawasan.
Penjelasan dari unsur-unsur biaya tersebut di atas,
adalah
sebagai berikut :
1)
Manufacturing cost, adalah semua biaya yang muncul sejak
pembelian bahan-bahan sampai berubah
menjadi produk selesai (final product)
Manufacturing cost terbagi atas :
a. Prime cost (biaya utama), adalah biaya dari
bahan-
bahan secara langsung dan upah tenaga
kerja langasung dalam kegiatan pabrik.
- Prime cost terdiri dari :
- Direct material, yaitu semua
bahan baku
yang
membentuk keseluruhan bahan yang dapat
secara langsung dimasukkan dalam perhitungan kerja
15
pokok.
-
Direct cost, yaitu setiap tenaga kerja
yang ikut
secara
langsung pemberian sumbangan dalam proses
produksi.
b.
Manufacturing expenses, dapat juga disebut factory
over head cost atau atau biaya
pabrikkasi tidak langsung.
Yang termasuk golongan biaya ini adalah
:
- Indirect labour, yaitu
tenaga kerja yang
tidak
terlibat langsung dalam proses
produksi, misalnya kepada bagian bengkel, mandur, pembantu umum dan sebagainya.
- Other manufacturing expenses, yaitu
biaya-biaya tidak langsung selain dari indirect labour dan indirect material,
seperti biaya atas penggunaan tanah, pajak penghapusan, pemeliharaan dan
perbaik an.
2)
Commercial expenses, yang meliputi :
a. Selling expenses, adalah semua ongkos yang
dikeluar kan setelah selesainya produksi sampai pada
saat terjualnya. Ongkos-ongkos ini meliputi penyimpangan, pengangkutan
penagihan dan ongkos yang menyangkut fungsi-fungsi penjualan.
b. Administration expenses, adalah ongkos-ongkos
yang meliputi ongkos perencanaan dan
pengawasan. Biasanya semua ongkos-ongkos yang tidak dapat dibebankan pada
bagian produksi atau penjualan dipandang sebagai
16
ongkos administrasi.
Sedangkan menurut
Charles T Horngren, ( 1992: 15 )
unsur-unsur biaya dapat
diklasifikasikan ke dalam :
1) Time when camputed
a. Historical cost
b. Budgeted cost
2) Behavior in relation to fluctuation
in activity :
a. Variabel cost
b. Fixed cost
c. Other cost
3) Degree of overaging :
a. Total cost
b. Unit cost
4) Management function :
a. Manufacturing cost
b. Selling cost
c. Administration cost
5) Easy of tracekbility :
a. Direct cost
b. Indirect cost
6) Timing of change againts revenue :
a. Product cost
b. Priod cost
Adapun penjelasan dari unsur-unsur
biaya tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
1) Historical cost,
merupakan biaya yang telah terjadi
dimasa lalu, sedangkan budgeting cost adalah biaya yang
17
diperkirakan terjadi pada masa yang
akan datang.
2)
Variabel cost, adalah biaya yang secara keseluruhan akan
berubah-ubah dengan berubahnya volume
produksi atau penjualan.
Sedangkan fixed cost, adalah biaya yang
secara keseluruh an tidak akan mengalami perubahan pada suatu tingkat
produksi atau penjualan.
3) Total cost,
adalah sejumlah biaya
dari pada biaya obyektif Sedangkan
unit cost, adalah biaya rata-rata
dari setiap unit dari obyektif.
4)
Manufacturing cost, adalah biaya yang diperlukan untuk
menghasilkan barang (dengan menggunakan
mesin, peralatan
dan tenaga kerja).
Manufacturing cost terdiri dari direct
cost, material cost, direct labour cost dan inderect cost/ overhead cost.
Sedangkan administratif cost adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk
pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.
5) Direct cost, adalah
biaya-biaya yang mudah ditelusuri terhadap suatu obyek tertentu. Sedangkan
indirect cost adalah biaya-biaya yang tidak ditelusuri hubungannya dengan obyek
tertentu.
Sedangkan priod cost merupakan
biaya-biaya ditimbulkan karena berjalannya waktu. Dengan kata lain, period cost
adalah setiap biaya yang dialokasikan berdasarkan waktu.
Klasifikasi Biaya
Dalam pengelolaan keuangan perusahaan
utamanya pada proses
produksi tentunya memerlukan biaya, oleh karena akuntansi biaya bertujuan untuk
menyajikan informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar mereka dapat
mengelola perusahaan atau bagiannya secara efektif di dalam mencatat dan
menggolongkan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya.
Sebaiknya
selalu
dipakai konsep "different cost for different purposes.
Kalfisikasi biaya tentu ada konsep
biaya yang dapat memenuhi berbagai macam tujuan. Oleh karena itu di dalam
akuntansi biaya terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya sebagai berikut
:
1.
Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran
2.
Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam
perusahaan.
3. Penggolongan biaya
atas hubungan biaya dengan tujuan sesuatu yang dibiayai.
4. Penggolongan biaya
atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
5.
Penggolongan biaya atas dasar waktu.
Pengertian dan Tujuan Penetapan Harga Pokok
Pengertian Harga Pokok Produksi
Sebelum proses produksi dimulai,
terlebih dahulu harus diketahui
berapa besarnya harga pokok dari barang yang akan diproduksikan. Dengan demikian, dapat pula diketahui
besarnya harga jual
serta pengendalian biaya
19
produksi.
Demikian halnya untuk, mengetahui
besarnya harga pokok produksi, maka
terlebih dahulu harus diketahui
jalannya kegiatan-kegiatan atau proses produksi, yang berarti
unsur-unsur biaya yang melekat pada produksi tersebut dapat pula diidentifikasikan.
Untuk mendapatkan gambaran tentang
perhitungan harga pokok produksi, penulis memperlihatkan contoh perhitungan
sederhana sebagaimana dikemukakan oleh Suharwan, sebagai beberikut :
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan
Untuk
Jenis Perusahaan Dagang
────────────────────────────────
Persediaan
awal barang dagangan Rp.
............
Pembelian
barang dagangan ' ............
----------------
Jumlah
barang dagangan yang siap dijual Rp.
............
Persediaan akhir barang dagangan '
............
----------------
Harga
Pokok Produksi Rp.
............
Sedangkan harga pokok prpduksi (HPP) untuk jenis perusahaan industri
(manufacturing), yang tidak mempunyai barang setengah jadi, bertutur dapat dilihat pada contoh perhitungan yaitu :
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan
Untuk
Perusahaan Industri Tanpa Barang Setengah Jadi
────────────────────────────────────────────────────
1)
Pemakaian bahan :
- Persediaan awal bahan baku Rp. .........
class=WordSection2>
- Pembelian bahan baku Rp. ......... +
──────────────
- Jumlah bahan yang siap untuk
diproduksi Rp. .........
- Persediaan akhir bahan baku Rp. ......... _
───────────────
- Nilai bahan baku yang diproses Rp. .........
2)
Biaya produksi :
- Nilai bahan yang dipakai Rp. .........
- Nilai upah Rp. .........
- Biaya overhead pabrik Rp. ......... +
──────────────
Jumlah
biaya produksi Rp.
.........
3)
Perhitungan harga pokok penjualan :
- Persediaan awal barang jadi Rp. .........
- Nilai barang yang diproduksi Rp. ......... +
─────────────
Jumlah
nilai barang yang siap dijual Rp.
.........
- Persediaan akhir barang jadi Rp. ......... _
─────────────
Harga
pokok penjualan Rp. .........
==============
Perhitungan
Harga Pokok Penjualan
Untuk
Perusahaan Industri Barang Setengah Jadi
────────────────────────────────────────────────────
1)
Pemakaian bahan :
- Persediaan awal bahan baku Rp. .........
- Pembelian bahan baku Rp. ......... +
──────────────
- Jumlah bahan yang siap untuk
diproduksi Rp. .........
- Persediaan akhir bahan baku Rp. ......... _
───────────────
- Jumlah Nilai bahan baku yang dipakai Rp. ......... (A)
2)
Perhitungan Biaya Produksi :
- Persediaan awal barang setengah
jadi Rp. .........
- Nilai bahan baku yang dipakai Rp. .......
- Biaya upah Rp. .......
- Biaya operasi pabrik Rp. ....... +
───────────
Rp. ......... +
────────────
- Jumlah nilai barang setengah jadi
yang da-
pat menjadi barang jadi ................ Rp. ........
- Persediaan akhir barang setengah
jadi Rp. .........
───────────── -
- Jumlah biaya produksi Rp. ......... (B)
3)
Perhitungan harga pokok penjualan :
- Persediaan awal barang jadi Rp. .........
- Nilai barang yang diproduksi Rp. ......... +
─────────────
Jumlah
nilai barang yang siap dijual Rp.
.........
- Persediaan akhir barang jadi Rp. ......... _
─────────────
Harga
pokok penjualan Rp.
.........
==============
Tujuan Penetapan Harga Pokok
Adapun tujuan penetapan harga pokok
sebagaimana di kemukakan Winardi (1992;
149), mengemukakan bahwa :
"1) Sebagai alat untuk
perencanaan
2) Sebagai alat untuk pengawasan
atau pengendalian
biaya.
3) Sebagai alat untuk memecahkan
persoalan khusus.
Sedangkan Winardi menyatakan bahwa
tujuan penetapan
harga pokok adalah :
"1) Sebagai dasar bagi harga pokok
penawaran
2) Sebagai dasar guna menentukan hasil
- hasil peru
sahaan.
3) Penilaian mengenai harga-harga pasar
yangberlaku
4) Sebagai alat guna mengontrol efisiensi perusaha
an".
Dengan demikian, apabila diketahui
harga pokok sesuatu
barang yang diproduksikan, maka penentuan harga pokok penjualan dapat
pula ditentukan. Demikian pula dengan
diketahuinya harga pokok produksi dalam suatu
barang, maka untuk kepentingan
pengendalian efisiensi dalam proses
produksi dengan mudah dapat dilakukan
pengontrolan dan pengawasan.
Efisiensi yang dimaksud
tersebut adalah penawaran
prinsip
- prinsip ekonomi dalam perusahaan, yaitu dengan pengorbanan yang
seminimal akan mencapai hasil yang maksimal mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar