1.
Jenis-jenis Modal Kerja
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pebelanjaan
Perusahaan (1999:175) membedakan jenis-jenis
modal kerja yaitu :
a.
Modal kerja asing
atau hutang adalah modal yang
berasal dari luar perusahaan yang
sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan
dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
"hutang", yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Modal kerja asing atau
hutang dibagi atas tiga golongan
yaitu :
1) Modal kerja asing atau hutang
jangka pendek (short term debt),
yaitu jangka waktunya pendek, kurang dalam satu tahun
terdiri dari :
a) Kredit rekening koran.
b) Kredit dari penjual.
c) Kredit dari pembeli dan
d) Wesel.
2) Modal kerja asing atau hutang
jangka menengah (inter mediate term debt), yaitu hutang yang jangka waktunya atau umurnya lebih dari satu tahun.
3)
Modal kerja asing atau hutang jangka panjang (long term debt)
umumnya lebih dari sepuluh tahun
terdiri dari :
a) Pinjaman obligasi.
b) Pinjaman hipotik.
b.
Modal kerja sendiri adalah modal kerja yang berasal dari pemilik (dari
dalam) perusahaan atau sumber intern yang tertanam untuk waktu yang tidak tertentu lamanya, berupa
keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan dan modal kerja sendiri yang berasal dari luar perusahaan atau sumber ekstern yaitu modal
yang berasal dari pemilik perusahaan terdiri dari :
1)
Modal
saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan saham tersebut
dapat berupa saham biasa (commond
stock), saham preferen (preferren stock) dan saham preferen kumulatif (commulative preferren stock).
2) Cadangan yang dimaksud adalah
merupakan cadangan yang dibentuk
dari keuntungan yang didapat oleh perusahaan selama beberapa periode yang telah lalu
atau dari tahun sedang berjalan antara
lain : cadangan espansi, cadangan modal,
cadangan selisih kurs dan cadangan umum.
3)
Keuntungan atau laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan yang mana sebagian dibayar
sebagai devident dan sebagian ditahan oleh perusahaan, akan tetapi apabila
perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan, maka keuntungan
tersebut merupakan keuntungan yang ditahan.
2. Penentuan Besarnya Modal Kerja
Djarwanto, Pokok-pokok Analisa
Laporan Keuangan (2002:89) menyatakan bahwa penentuan besarnya modal kerja
sebagai berikut :
a. Sifat umum atau tipe perusahaan
Modal kerja yang dibutuhkan
perusahaan jasa (public utility)
relatif rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya
menjadi kas relatif cepat. Untuk beberapa perusahaan jasa tertentu malahan
langganan membayar dimuka sebelum jasa dinikmati, misalnya jasa transport
kereta api, bus malam, pesawat udara,
kapal laut. Proporsi modal kerja dari total aktiva, pada perusahaan jasa,
relatif kecil.
b.
Waktu yang diperlukan
untuk memprodusir atau
mendapatkan barang dan ongkos produksi perunit/harga beli perunit barang
itu. Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai
dari bahan baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang mulai dijual kepada langganan. Makin panjang
waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang
makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada
volume pembelian dan harga beli perunit dari barang yang dijual.
c.
Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang
dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat
kredit pembelian yang mengungtungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan,
sebaiknya bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka
kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar.
d.
Tingkat perputaran persediaan
Semakin sering persediaan diganti
(dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam
bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah. Untuk mencapai tingkat
perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan pengawasan
persediaan yang efisien.
e.
Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga
tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi
uang kas. Bila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan
modal kerja menjadi semakin rendah/kecil.
f.
Pengaruh konjungtur (business cycly)
Pada
periode makmur (prosperty) aktivitas
perusahaan meningkat
dan perusahaan cenderung membeli
barang-barang lebih banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti
perusahaan memperbesar tingkat persediaan.
g.
Derajat resiko kemungkinan
menurunnya harga jual
aktiva jangka pendek.
Menurunnya nilai rill dibanding
dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan piutang
akan menurunkan modal kerja. Bila resiko kerugian ini semakin besar berarti
diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi hutang
jangka pendek yang sudah jatuh tempo.
h.
Pengaruh musim
Banyak perusahan dimana-mana
penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja. Perusahaan yang dipengaruhi
oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk periode yang relatif
pendek.
i.
Credit rating dari perusahaan
Jumlah modal kerja, dalam bentuk
kas termasuk surat-surat berharga yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai
operasinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan unag kas.
Bambang
Riyanto, Dasar-dasar Pebelanjaan Perusahaan (1999:198) menyatakan bahwa
penentuan besarnya modal kerja ada 2 (dua) faktor sebagai berikut :
a. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Kas adalah merupakan
alat yang mempunyai
penggunaan yang
tinggi karena dengan tersedianya
kas, maka akan
membiayai
kewajiban-kewajiban, setiap harinya
seperti untuk keperluan
pembelian bahan mentah, bahan
penolong, upah buruh dan apa saja yang
dapat memenuhi segala
kewajiban perusahaan. Hal ini
tidak berarti bahwa perusahaan
harus mempunyai simpanan
kas yang tinggi. Karena dengan
demikian berarti hanya mengutamakan
kepentingan faktor likuiditas,
tetapi akan menekan rentabilitas
perusahaan dilain pihak ada keharusan untuk menahan jumlah minimal pada kas supaya perubahan
dapat memenuhi kewajiban- kewajibannya
dengan baik. Persediaan minimal adalah apa yang disebut demgan persediaan
bersih kas.
Adapun besarnya persediaan bersih
kas tergantung dari :
1)
Sifat transaksi komersial
dan keuangan, yaitu
bagaimana pembelian bahan dan penjualan hasil akhir dilakukan,
misalnya dengan tunai atau
kredit.
Bila transaksi dilakukan
dengan tunai, maka tidak perlu persediaan kas yang tinggi. Begitu pula dengan
sering tidaknya transaksi keuangan (penerimaan/pembayaran)
akan berpengaruh terhadap bersihnya kas.
2) Selisih antara penerimaan
dan pengeluaran, besar
kecilnya
selisih antara
penerimaan dan pengeluaran
kas dalam satu
periode tertentu, menentukan
pula suatu tingkat persediaan bersih kas.
b. Priode
perputaran dan terikatnya modal kerja, yaitu perputaran dari
piutang ke kas hanya memerlukan satu
tingkat saja. Untuk mengukur periode
perputaran dari piutang dapat dihitung dengan rumus :
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang = ¾¾¾¾¾¾¾¾¾
x 1kali
Piutang Rata-rata
Makin tinggi tingkat perputarannya
berarti bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang tersebut makin banyak
berputar dalam satu periode. Pada
transaksi penjualan dengan kredit tertentu, berarti makin tinggi turnover, juga akan
berarti bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang adalah sedikit, disamping itu perusahaan
harus menahan sejumlah piutang sebagai penjualan kredit untuk dapat memelihara transaksi
normalnya yang merupakan inti dari
permanent kebutuhan modal kerja, piutang yang ditanam dalam piutang.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
menentukan besarnya piutang bersih, yaitu :
1) Syarat pembayaran dari penjualan kredit
Biasanya dinyatakan dalam
term 2/10 n/30, artinya pembayaran dinyatakan dalam waktu 10 hari
sesudah persyaratan barang.
2) Kebiasaan para langganan dalam pembayaran
Apabila menurut pengalaman
banyak yang membayar dalam waktu yang
telah ditentukan untuk mendapatkan cash discount, maka persediaan bersih piutang
di atas waktu untuk mendapatkan cash discount.
3)
Sifat dan kesediaan para pelanggan dalam membayar hutangnya, sebab
sering terjadi langganan yang mampu, tetapi segan memenuhi kewajibannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar