Perkembangan pemasaran berawal
dari tukar menukar barang secara sederhana tanpa menggunakan alat tukar berupa
uang ataupun logam mulia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka
dibutuhkannya suatu alat tukar yang berlaku umum dan untuk itulah diciptakan
uang. Disamping itu, manusia memerlukan jasa yang mengurus hal-hal tertentu,
sehingga jasa menjadi bagian utama dalam pemasaran.
Jasa/pelayanan merupakan suatu
kinerja penampilan, tidak berwujud dan tetap hilang, lebih dapat dirasakan
daripada memiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
proses mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, defenisi jasa
harus diamati dengan baik, karena pengertian sangat berbeda dengan produk
berupa barang. Kondisi dengan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat
bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang
ditawarkan oleh pihak produsen.
Menurut Philip Kotler (2002 :
31). Dalam bukunya Manajemen Pemasaran, bahwa karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Intangible (tidak berwujud)
Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud,
tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.
2.
Inseparibility (tidak dapat dipisahkan)
Pada umumnya jasa yang diproduksi dan
dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk
diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa
tersebut.
3.
Variabelity (bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan,
tergantung siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa itu
diberikan.
4.
Pershability (tidak tahan lama)
Daya tahan jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh
berbagai faktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar