1. Peranan harga dalam ekonomi
Adapun
peranan harga dalam ekonomi maka Alma
(2001:286) mengungkapan bahwa
“Mekanisme harga sangat penting
fungsinya dalam ekonomi. Harga memungkinkan konsumen membandingkan nilai,
menstimulasi produksi, dan permintaan, dan mengalokasika sumber-sumber menjadi penggunaaan yang lebih proaktif”.
a. Untuk Membandingkan
Harga suatu produk
memungkinkan pembeli mengira-ngira nilai suatu barang dibandingkan dengan harga
barang lai, biasanya harga mahal ada korelasinya dengan mutu barang tersebut
juga naik.
b. Untuk stimulasi Poduksi
Harga dapat memberisinyal
kepada produsen bahwa harus menambah jumlah produksi lagi atau mengurangi
jumlah produksinya dan bagi konsumen harga berguana untuk mendorong pembelian
atau menghentikan/ mengurangi pembelian.
c. Pembatasan secara Rasio
Akhirnya harga membuat
pembatasan produksi secara rasio. Bayangkan jika sumber- sumber tersedia tidak
terbatas, semua orang akan dapat membuat sebanyak-banyanya sehingga melimpah
dan tidak berharga.
Dengan adanya harga
menyebabkan produsen dan konsumen berpikir rasional dulu sebelum bertindak.
Konsumen yang akan membeli suatu barang ditentukan oleh harga barang
pendapatannya dan kegunaan barang yang dibeli.
2.
Tujuan
Harga
sesuai teori ekonomi sebagi
konsumen kita selalu bertindak ekonomi dikatakan bahwa orang bisnis selalu
memikirkan unsur laba dalam bisnisnya. Tujuan utama dari penetapan harga ialah
untuk memperoleh kembali apa yang sudah dikeluarkan, berapa keuntungan yang
diperoleh dapat ditetapkan dengan persentase.
Adapula harga yang
ditujukan untuk penguasaan pasar misalnya perusahaan ingin mengusai pasar
sebanyak 15%, maka harga harus dikurangi untuk menarik konsumen.
Adapula perusahaan yang
tidak menetapkan harganya, tetapi perusahaan melihat harga barang saingan,
kemudian diikuti dengan harganya sedikit/ lebih tinggi tergantung pada keadaan
barangnya.
3.
Hukum
permintaan
Hubungan antara harga
pasar dan jumlah barang yang dibeli dipasar disebut “permintaan”(demand). Hukum
permintaan ( law Of Demand ) menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang
semakin sedikit konsumen yang membeli barang tersebut. Sebaliknya semakin
rendah harga barang semakin banyak konsumen yang membeli barang tersebut.
4.
Menetapkan
Harga jual
Harga jual adalah
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Penjual bersedia melepaskan barang atau
jasa yang ditawarkan dan pembeli merasa puas.
Tujuan utama dunia usaha
adalah mampu menciptakan laba perusahaan. Tampa
memperoleh laba, suatu usaha akan hancur, laba akan tercipta apabila barang atau jasa sudah laku terjual. Barang
atau jasa yang sudah lama tidak terjual merupakan kerugian.
Pengusaha harus mampu
menciptakan harga jual yang tepat. Harga jual yang tepat adalah harga yang
wajar sesuai dengan nilai barang atau jasa yang ditawarkan. Maridjo (2001;49) mengemukakan bahwa “Ada beberapa cara
menetapkan harga jual antara lain adalah harga psikologis, harga paket, harga gensi, dan
harga penuntun” berikut uraiannya :
a. Harga Psikologis
Harga psikologis adalah
harga yang dapat menimbulkan kesan bahwa harga yang ditawarkan masih lebih
murah daripada barang atau jasa sejenis produk pesaing. Teknik harga psikologis
merupakan siasat yang banyak dipakai oleh toko atau supermaket yang ramai
pengunjung , misalnya barang harga Rp 1.000.000,00 ditawarkan Rp 999.999,00
kesan yang timbul adalah bahwa harga yang barang tidak sampai jutaan, tetapi
hanya ratusan ribu rupiah.
b. Harga Paket
Harga paket adalah
penjualan sejenis atau beberapa jenis barang menjadi satu paket. Harga paket
dapat menimbulkan kesan murah bagi pembeli. Misalnya pasta gigi seharga Rp
1.000,00 / buah di jual dengan harga Rp. 10.000 satu paket yang berisi 5 buah
pasta gigi dan 5 buah sikat gigi.
c. Harga gengsi
Harga
gengsi adalah harga yang menimbulkan rasa bangga bagi pemakai barang merk
tertentu. Harga gengsi diterapkan bagi kalangan menengah keatas.
d. Harga Penuntun
Harga penuntun adalah
harga suatu barang yang lebih murah daripada harga biasanya. Harga penuntun
diterapkan untuk menuntun pengunjung agar mau membeli barang murah sambil
melihat lihat barang lain yang ditawarkan atau dipajang ditempat itu. Harga
barang murah bukanlah sasaran utama, melainkan hanya sebagai alat untuk menarik
perhatian, sedangkan sasaran utamanya adalah barang lain yang dipajang ditempat
itu dengan harga normal.
Suharno (2007;48) bahwa mentapkan
harga yang paling sederhana adalah dengan mempertimbangkan hal sebagai berikut
:
a). Melihat harga pesaing.
Tetapkan apakah anda
menginginkan harga lebih mahal atau lebih murah dengan pesaing.
b). Melihat biaya produksi.
Jelas bahwa menjalankan
usaha harus mendapatkan untung sehingga harga jual harus menguntungkan.jika
tidak, anda harus mengupayakan cara-cara baru dalam berproduksi,melakukan
efisiensi,atau melakukan kemasan ulang sehingga barang layak dijual dngan harga
yang diinginkan.
Handito Hadi Juwono seorang
pakar pemasaran dalam Suharno (2007;48;51) menguraikan strategi penetapan harga
yang lebih kreatif. Berikut uraiannya :
(1). Price Discrimination.
Menetapkan beberapa harga yang berbeda
untuk produk yang sama. Ada
tiga pendekatan harga sebagai berikut
1). First degree discrimination.
Pendekatan ini memberlakukan
pendekatan harga yang berbeda. Harga ditentukan berdasarkan harga tertinggi
yang bersedia dibayar oleh konsumen. Contohnya, penumpang pesawat terbang
meskipun tempat duduknya bersebelahan, harga karcis yang mereka beli belum tentu
sama. Hal ini terjadi karena waktu beli dan cara beli mereka. Penumpang yang
punya waktu cukup banyak bisa memilih tiket promosi yang cukup murah tetapi
bagi para pebisnis atau orang yang pergi terburu-buru maka harga tiket tidak
terlalu penting, asalkan segera berangkat.
2). Second degree discrimination.
Pendekatan ini menggunkan strategi
harga berbeda untuk konsumen yang sama. Biasanya perbedaan harga terjadi karena
volume pembelian. Misalkan membeli baju di grosir mangga dua, harga satu potong
Rp.100.000,00 jika membeli satu lusin, harga perpotongnnya bisa turun menjadi
Rp. 75.000,00. harga ini sangat umum dilakukan oleh pedagang.
3). Third degree discrimination
Strategi ini dilakukan dengan cara
harga berbeda untuk pasar yang berbeda. Biasanya penetapan harga dibedakan atas
perbedaan potensi pasar. Makin besar potensi pasar, makin rendah harga yang
berlaku. Pembuat pempek di Palembang
rela menjual pempeknya seharga Rp 3.500,00/potong ke daeah tertentu meskipun
diwarung miliknya Rp.5000,00/potong
(2). Two part pricing
Ini adalah strategi penetapan harga
yang lebih kreatif. Umumnya dilakukan oleh pebisnis modern. Strategi ini
menetapkan dua harga yang saling berkesinambungan untuk produk yang sama.
Misalnya, untuk masuk ketaman impian jaya Ancol. Kedua, membayar tiket masuk
kedunia fantasi,gelanggang samudera, atau lain. Contoh lainnya , untuk
menggunakan kartu kredit, pertama perlu membayar iuran tahunan dan kedua adalah
membayar saat menggunakan kartu untuk berbelanja.
(3). Block pricing.
Dikenal juga sebagai “harga borongan”.
Harga ini ditetapkan agar pembeli memilih untuk membeli semuanya atau tidak
sama sekali. Pedagang kue di pasar senen sering menggunakan strategi ini untuk
menghabiskan stock kuenya ketika kiosnya sudah mau tutup.
(4). Commodity Bundling.
Penetapan harga ini cukup unik,
terkadang agak rumit, tetapi memudahkan konsumen. Beberapa produk yang tidak
sejenis dijual dalam satu paket harga. Ketika ingin menyewa ruang seminar di
hotel plus konsumsi, pihak hotel bisa menawarkan paket antara sewa ruang dan
harga makanan dalam satu paket, yakni dikenakan Rp 150.000,00/orang, termasuk
harga sewa ruang dan seminar kit.
(5). Peak load pricing
Penumpang kereta atau pesawat terbang
pada musim liburan harus membayar lebih mahal dibangdingkan hari biasa. Sebaliknya,
restoran dipusat perbelanjaan sering kali memberi harga potongan untuk konsumen
yang belanja di hari kerja.
(6). Randomized pricing
Acap kali pengusaha sengaja tidak
ingin berterus terang tentang harga yang sebenarnya kepada pesaing, bahkan juga
ke konsumen sehingga penjul menetapkan harga semaunya, tergantung situasi. Ini
sangat sering dirasakan di tempat wisata, ketika ingin membeli souvenir.
Penjual biasanya memberikan harga yang sangat tinggi dan kita bisa menawar
dengan harga serendah mungkin. Jika tidak pandai menawar maka harga yang
terjadi adalah harga relatif mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar