Pelaporan dan
Pengungkapan Akuntansi Lingkungan
Kebijakan perusahaan untuk peduli
dengan lingkungan mestinya tidak hanya sekedar menaati peraturan lingkungan,
tetapi juga harus lebih berorientasi pada upaya membangun Sustainable
Management yaitu kepedulian manajemen terahadp lingkungan secara substantif
Murni (2001). Perusahaan dapat meyajikan kepedulian lingkungan dalam laporan
keuangan guna membantu menciptakan kesan positif terhadap perusahaan dimata
pemodal, pemerintah, dan masyarakat. Model komprehensif yang dapat dijadikan
sebagai laternatif model pelaporan keuangan lingkungan secara garis besar dapat
dikategorikan dalam 4 (empat) macam model, antara lain (Haryono,2003):
- Model Normatif
Model
ini berawal dari premis bahwa perusahaan akan membayar segalanya. Model
normatif mengakui dan mencatat biaya biaya lingkungan secara keseluruhan yakni
dalam lingkup satu ruang rekening secara umum bersama rekening lain yang
serumpun. Biaya-biaya serumpun tersebut disisipkan dalam sub-sub unit rekening
biaya tertentu dalam laporan keuangannya.
- Model Hijau
Model
hijau menetapkan biaya dan manfaat tertentu atas lingkungan bersih. Selama
suatu perusahaan menggunakan sumber daya, perusahaan tersebut harus
mengeluarkan biaya sebesar konsumsi atas biaya sumber daya. Proses tersebut
memaksa perusahaan menginternalisasikan biaya pemakaian sumber daya meskipun
mekanisme pengakuan dan pengungkapan belum memadai dan kemudian melaporkan
biaya tersebut dalam laporan keuangan yang terpisah dari laporan keuangan induk
untuk memberikan penjelasan mengenai pembiayaan lingkungan di perusahaannya..
- Model Intensif Lingkungan
Model
pelaporan ini mengharuskan adanya pelaksanaan kapitalisasi atas biaya
perlindungan dan reklamasi lingkungan. Pengeluaran akan disajikan sebagai
investasi atas lingkungan sedangkan aktiva terkait dengan lingkungan tidak
didepresiasi sehingga dalam laporan keuangan selain pembiayaan yang diungkapkan
secara terpisah, juga memuat mengenai catatan-catatan aktiva tetap yang berhubungan
dengan lingkungan yang dianggap sebagai inverstasi untuk lingkungan.
- Model Aset Nasional
Model
aset nasional mengubah sudut pandang akuntansi dari tingkat perusahaan (skala
mikro) ke tingkat nasional (skala makro), sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan
tekanan terhadap akuntansi untuk persediaan dan arus sumber daya alam. Dalam
model ini dapat ditekankan bahwa selain memperdulikan lingkungan dalam
pengungkapannya secara akuntansi, perusahaan juga memiliki kewajiban untuk
menginterpretasikan pembiayaan lingkungan tersebut sebagai aset nasional yang
dipandang sebagai tanggung jawab secara nasional.
Variasi
alternastif model dalam perbedaan materi yang diungkap antara perusahaan satu
dengan perusahaan yang menganut model lainnya lebih banyak disebabkan oleh
faktor tingkat kompleksitas dan tingkat kebutuhan masing-masing operasional
usaha. Perusahaan dapat memilih alternatif model varian dalam menentukan sikap
dan bentuk tanggungjawab sosialnya sesuai dengan proporsional masing masing,
namun secara substansial bahwa pertanggungjawaban lingkungan tetap menjadi
pertimbangan utama setiap perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar