Powered By Blogger

Jumat, 06 Desember 2019

Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah dan Investasi


Hubungan Antara Pendapatan Asli Daerah dan Investasi

Dalam perekonomian daerah, investasi dapat menjadi motor penggerak

pengembangan produksi sehingga output yang dihasilkan semakin baik. Dalam

ekonomi ada terminologi  there is no (economic) growth without investment “.

Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi mempunyai peranan penting

untuk pembangunan ekonomi, walaupun investasi bukan satu-satunya komponen

pertumbuhan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi, investasi mempunyai dua

peranan penting dalam makro ekonomi. Pertama,    pengaruhnya terhadap

permintaan agregat, dan ini akan mendorong output dan kesempatan kerja. Ini

dampak atau peran jangka pendekya. Kedua, efeknya terhadap pembentukan

kapital. Adanya investasi akan menambah berbagai peralatan, mesin, bangunan

dan sebagainya (Mudrajad dkk, 2005). Dalam jangka panjang, tindakan ini akan

meningkatkan potensi output, dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara terus

menerus, baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun

penanaman modal asing (PMA).

Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam GNP.

Investasi mempunyai peranan penting di dalam permintaan agregat. Pertama,

biasanya pengeluaran investasi lebih tidak stabil apabila dibandingkan dengan

pengeluaran konsumsi sehingga fluktuasi investasi dapat menyebabkan terjadinya

resesi dan boom. Kedua, bahwa investasi sangat penting bagi pertumbuhan

ekonomi serta perbaikan dalam produktivitas tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi

sangat tergantung pada tenaga kerja dan jumlah (stock) kapital.

Teori tentang investasi pada umumnya hendak menjelaskan faktor-faktor

(variabel) yang mempengaruhi investasi. Beberapa faktor yang diduga kuat

pengaruhnya terhadap investasi antara lain : tingkat bunga, penyusutan,

kebijaksanaan perpajakan serta perkiraan (expectation).

1. Investasi tetap pada perusahaan (cousiness fixed investment)

MEC     (Marginal     Efficiency     of     Capital)     menggambarkan    tingkat

pendapatan (rate of return) dari investasi baru yang diharapkan akan dilakukan.

Keputusan seorang pengusaha untuk melakukan investasi tergantung pada

besarnya MEC ini dibandingkan dengan tingkat bunga pasar. Apabila MEC lebih


besar dari tingkat bunga pasar, maka pengusaha akan melakukan investasi, dan

sebaliknya.
 

2. Jumlah Modal yang diinginkan (desired capital stock)

Keinginan seseorang pengusaha melakukan investasi dipengaruhi oleh

pendapatan yang diharapkan dan biaya modal untuk membiayai investasi. Salah

satu komponen biaya modal yang utama adalah tingkat bunga (Nopirin, 1996).

rriil = rnom  Ï€

Ï€      = tingkat inflasi

Jumlah modal yang diinginkan tergantung pada jumlah produk yang ingin

diproduksi dan biaya modal. Secara umum hubungan ini dapat dituliskan sebagai

berikut :

K* = f(Bm, Y)

dimana;


K*     = jumlah modal yang diinginkan
BM = biaya modal
Y       = jumlah produk




3. Prinsip akselerasi (Acceleration Principles)

Prinsip      akselerasi     mengatakan     bahwa     tingkat/besarnya     investasi

proporsional terhadap perubahan dari output (GNP). Secara sederhana prinsip

akselerasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pengusaha menginginkan suatu hubungan tertentu (proporsi tertentu) dan

modal yang diinginkan dengan hasil produksi (output).

K1* = a Y1                                                                                                                                (1)

dimana :

K1* = jumlah modal yang diinginkan

a       = perbandingan antara modal dengan output yang diinginkan

Pengusaha melakukan investasi apabila jumlah modal yang diinginkan

pada suatu saat lebih besar daripada jumlah modal yang betul-betul dimiliki

dengan penyusutan. Investasi dalam arti ini dapat dituliskan sebagai berikut :

I = K1* (1  d)                                                                                                                  (2)

d = penyusutan (depresi)

Jumlah modal pada akhir suatu periode t = Kt-1 (1  d) ditambah dengan investasi

netto

Kt = Kt-1(1-d) + 1t                                                                                                            (3)

Dengan asumsi bahwa penyesuaian terhadap jumlah modal yang

diinginkan dilakukan dalam satu periode (koefisien penyesuaian = 1). 
Implikasinya, jumlah modal periode t sama dengan jumlah modal yang diinginkan

pada periode t, oleh karena itu diperoleh :

Kt = Kt*                                                                                                                              (4)

Dengan memasukkan persamaan di atas diperoleh prinsip akselerasi

sebagai berikut :

It = K*t  K*t-1 + d Kt-1                                                                                                  (5)

It = a (Yt  Yt-1) + d Kt-1                                                                                                 (6)

Persamaan (6) berarti bahwa investasi bruto tergantung pada pertumbuhan

output dan penyusutan. Bagian pertama disebut investasi netto. Dengan demikian,

investasi netto merupakan fungsi dan pertumbuhan output. Konsekuensinya suatu

perekonomian yang tidak mengalami pertumbuhan output maka investasi juga

akan sama dengan nol (Nopirin, 1996).



Model Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan bahwa investasi didalam

proses pertumbuhan ekonomi memiliki peranan yang sangat menentukan,

khususnya watak ganda yang dimiliki investasi yaitu (Jhingan, 1993) :

a. Menciptakan pendapatan yang disebut sebagai dampak permintaan.

b. Memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan

stok modal yang sering disebut sebagai dampak penawaran investasi. Selama

investasi netto tetap berlangsung pendapatan nyata dan output akan senantiasa

membesar.

Model yang dikembangkan oleh Harrod-Domar yaitu (Jhingan, 1993) :

1. Model Domar

Domar mendasarkan modelnya pada pertanyaan bahwa invesatsi di satu

pihak menghasilkan pendapatan dan di pihak lain menaikkan kapasitas produksi,

maka investasi harus meningkat agar kenaikan pendapatan sama dengan kenaikan

kapasitas produksi, supaya keadaan full employment dapat dipertahankan. Ia

menjawab pertanyaan ini melalui pendekatan dengan mempererat kaitan antara

penawaran dengan permintaan agregat melalui investasi.

Domar menjelaskan kenaikan kapasitas produksi sisi penawaran dianggap

sebagai laju pertumbuhan tahunan dari investasi. Kapasitas produksi yang baru

diinvestasikan rata-rata sama dengan tabungan. Tetapi sebagian investasi baru

akan menggambarkan investasi lama. Karena itu, investasi baru akan bersaing

dengan investasi lama di pasar tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain. Hasil

output pabrik lama akan berkurang dan kenaikan output tahunan dari

perekonomian sedikit lebih kecil daripada kapasitas produksi yang baru

diinvestasikan.

Kenaikan yang diperlukan dalam permintaan agregat di sisi permintaan

dalam model Domar menjelaskan bahwa multiplier Keynesian akan terjadi.

Misalnya kenaikan rata-rata pendapatan (Y), sedangkan kenaikan investasi sama



dengan multiplikator (1/α) kali kenaikan investasi. ( Y = I

1
á

).



Untuk mempertahankan equilibrium pendapatan pada full employment,

permintaan agregat harus sama dengan penawaran agregat. Dengan demikian



persamaan akan berubah menjadi I

1
á

= Iσ . Persamaan ini menunjukkan bahwa 
untuk mempertahankan full employment, laju pertumbuhan investasi autonomus



netto (

I
I

) harus sama dengan marginal propensity to saving kali produktivitas



modal (α x Ïƒ). Ini batas laju kecepatan investasi yang diperlukan untuk menjamin

penggunaan kapasitas potensial dalam rangka mempertahankan laju pertumbuhan

ekonomi yang mantap pada keadaan full employment.



2. Model Harrod

Model Harrod didasarkan pada tiga laju pertumbuhan yaitu :

a.     Laju pertumbuhan aktual (G) ditentukan oleh ratio tabungan dalam ratio

output. Laju pertumbuhan akan menunjukkan variasi klasik jangka pendek

dalam laju pertumbuhan ekonomi.

b. Laju pertumbuhan terjamin (GW) merupakan laju pertumbuhan pendapatan

kapasitas penuh suatu perekonomian.

c. Laju pertumbuhan alamiah (Gr) oleh Harrod dianggap sebagai  optimum

kesejahteraan  dapat juga disebut sebagai laju pertumbuhan potensial.

Laju pertumbuhan aktual dalam model adalah G = S. Dimana G adalah

laju pertumbuhan output periode waktu tertentu dan dapat dinyatakan sebagai



Y
Y

; adalah tambahan netto terhadap modal, yang didefinisikan sebagai ratio



investasi terhadap kenaikan pendapatan, yaitu

I
Y

dan S adalah kecenderungan







menabung rata-rata yaitu






S
Y

. Dengan memasukkan ratio ini ke dalam persamaan



di atas kita peroleh persamaan sebagai berikut

Y
Y

x

I
Y

=

S
Y

atau

I
Y

=

S
Y

atau I=S.



Laju pertumbuhan terjamin menurut Harrod adalah laju pertumbuhan

dimana para produsen merasa puas atas apa yang dikerjakan. Ini merupakan

equilibrium usaha yang merupakan garis kemajuan yang apabila tercapai akan

memuaskan para penerima laba, bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang

benar. Jadi, laju pertumbuhan ini berkaitan dengan tingkah laku pengusaha. Pada

laju pertumbuhan terjamin ini permintaan dianggap cukup tinggi oleh para

pengusaha untuk menjual apa yang diproduksi, dan mereka akan terus

memproduksi dengan persentase laju pertumbuhan yang sama, dan ini merupakan

lintasan di mana penawaran dan permintaan barang dan jasa akan tetap berada

dalam equilibrium berdasarkan kecenderungan tertentu. Dimana persamaan laju

pertumbuhan terjamin berubah menjadi Gw +Cr = S.

Dimana Gw merupakan laju pertumbuhan terjamin atau laju pertumbuhan

pendapatan dalam kapasitas penuh yang akan sepenuhnya memanfaatkan stok

modal yang sedang membengkak, sehingga memuaskan para pengusaha atau



jumlah investasi yang mereka tanam. Jadi, Gw dalam hal ini adalah nilai

Y
Y

xCr



(modal yang mereka butuhkan).

Laju pertumbuhan alamiah adalah laju kemajuan dimana pertumbuhan

penduduk dan perbaikan teknologi berjalan lamban. Laju ini tergantung dari

variabel-variabel makro, seperti : penduduk, teknologi, sumber alamdan peralatan

modal. Dengan kata lain, ini merupakan laju pertumbuhan output data, pekerjaan

penuh yang ditentukan oleh laju pertumbuhan dan laju perkembangan teknologi.

Dimana untuk pertambahan alamiah ini adalah Gn + Cr  S. Dimana Gn adalah

laju pertumbuhan pekerjaan penuh alamiah.

Menurut Boediono (1990), investasi adalah pengeluaran oleh produsen

untuk pembelian barang dan jasa untuk tujuan investasi, yaitu untuk penambahan

stok di gudang atau perluasan pabrik-pabrik. Sedangkan menurut Soeparmoko

(1991), investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital. Persediaan kapital terdiri dari : pabrik,

mesin-mesin kantor dan barang tahan lama yang hanya dipakai dalam proses

produksi, termasuk rumah dan persediaan barang-barang yang belum terjual pada

tahun yang bersangkutan.

Investasi merupakan     suatu faktor krusial bagi kelangsungan proses

pembangunan ekonomi (suistanable development), atau pertumbuhan ekonomi

jangka panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi

(barang dan jasa) di semua sektor-sektor ekonomi. Dengan adanya kegiatan

produksi, maka terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat

meningkat, yang selanjutnya menciptakan/meningkatkan permintaan di pasar.

Pasar berkembang dan berarti juga volume kegiatan produksi, kesempatan kerja

dan pendapatan dalam negeri meningkat dan seterusnya. Maka terciptalah

pertumbuhan ekonomi (Tambunan, 2001).

Penelitian yang dilakukan Wong (2004) menunjukkan pembangunan

sektor industri tertentu (dalam hal ini sektor jasa dan retail) memberikan

kontribusi positif terhadap kenaikan pajak. Lin dan Liu (2000) menyatakan bahwa

pemerintah perlu untuk meningkatkan investasi modal guna meningkatkan

pertumbuhan ekonomi daerah. Mereka menemukan adanya korelasi yang kuat

antara share (belanja) investasi pada infrastruktur dengan tingkat desentralisasi.

Strategi alokasi anggaran pembangunan ini pada gilirannya mampu mendorong

dan mempercepat pembangunan ekonomi nasional, sekaligus menjadi alat untuk

mengurangi disparitas regional (Madjidi, 1997)

Peranan         investasi dalam perekonomian yaitu untuk  mendorong

pertumbuhan    ekonomi.     Menurut     Suryaningrum     (2000),     Sumber-sumber

pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga hal, yaitu : (1) pertumbuhan

yang disebabkan oleh modal, (2) pertumbuhan yang disebabkan oleh tenaga kerja,

dan (3) pertumbuhan yang disebabkan oleh perubahan dalam produktivitas

(Suryaningrum, 2000). Dengan demikian investasi sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi. Mengingat pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu

faktor penentu dalam posisi perekonomian, maka secara tidak langsung investasi

berpengaruh terhadap penerimaan daerah, sehingga dapat meningkatkan kapasitas

produksi, meningkatkan kualitas produk dan penciptaan lapangan kerja. Melalui

investasi, maka kegiatan ekonomi dapat berkembang dan kesejahteraan

masyarakat dapat semakin meningkat. Jadi, investasi merupakan  salah satu

prasyarat yang harus dipenuhi bagi suatu perekonomian yang sedang membangun

disamping faktor pertumbuhan penduduk dan kemajuan ekonomi (Yuliadi, 2007).

Realisasi     investasi     dapat     ditunjukkan    dengan     pendekatan    PDRB

berdasarkan penggunaannya yang meliputi    penjumlahan semua komponen

permintaan akhir yaitu :

a.        Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak

mencari untung.

Pengeluaran    konsumsi    rumah     tangga     mencakup    pengeluaran    yang

dikeluarkan oleh rumah tangga untuk membeli barang-barang jadi baru dan

jasa tanpa melihat durability dari barang dan jasa itu dikurangi penjualan

dari barang bekas netto (penjualan  pembelian barang bekas netto), dengan

mengecualikan pengeluaran yang bersifat transfer, pembelian tanah dan

rumah. Pengecualian ini dilakukan sebab transfer akan dihitung sebagai

pengeluaran pada konsumen yang menerima transfer tadi sedangkan

pengeluaran untuk tanah dan rumah dimasukkan dalam item pembentukan

modal (capital formation).

b.       Konsumsi pemerintah

Pengeluaran konsumsi pemerintah ini mencakup pengeluaran rutin untuk

pembelian barang dan jasa dari pihak lain yang dilakukan oleh pemerintah,

baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dikurangi hasil penjualan

barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah. Pengeluaran rutin disini

meliputi pembayaran upah dan gaji kepada pegawai-pegawai pemerintah,

belanja barang, biaya-biaya pemeliharaan dan biaya-biaya rutin lain.

Termasuk juga pengeluaran belanja modal untuk keperluan militer.

c.        Pembentukan modal tetap domestik bruto

Pembentukan modal tetap mencakup besarnya modal yang ditanam selama 1

tahun, baik oleh pemerintah, swasta, lembaga swasta yang tidak mencari

untung maupun rumah tangga (terbatas pada tanah dan rumah) dikurangi

dengan jumlah penjualan barang-barang modal bekas selama 1 tahun. Yang

mencakup dalam barng modal tetap (durable procedure goods) dan umurnya

lebih dari satu tahun, misalnya tanah, rumah, gedung, jalan, jembatan, dam,

mesin, alat transport, dan sebagainya.

d.       Perubahan stok

Perubahan stok adalah barang-barang yang diproduksi maupun yang

diimpor pada tahun itu, tapi belum sempat dipakai sampai akhir tahun,

hingga masih disimpan sebagai stok. Stok yang disimpan ini meliputi

barang-barang mentah yang belum sempat diproses menjadi barang lain,

barang yang masih dalam proses (work in process) dan barang-barang jadi

yang belum sempat dijual.

e.        Ekspor netto

Ekspor netto berarti selisih antara ekspor dan impor dari barang dan jasa.

Ekspor barang dan jasa meliputi barang-barang yang dijual ke luar negeri,

dimana termasuk didalmnya barang-barang dagangan (merchandise), jasa

transport, asuransi dan jasa-jasa lain. Begitu pula dengan impor termasuk

barang-barang dagangan, jasa-jasa lain yang dibelidari luar negeri. Yang

termasuk dalam ekspor dan impor disini ialah pengeluara/pemasukan barang

yang bersifat pemberian/hadiah ke atau dari negara-negara lain dan barang-

barang yang di ekspor/impor dengan dibiayai oleh uang yang diperoleh dari

transfer antar negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar