Tujuan Penerapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia
Menurut (Thomas Mc.Rae,1974) sebagaimana dikutip
oleh (Amin W. Tunggal, 1999), tujuan akuntansi sumber daya manusia adalah
sebagai berikut :
1.Tujuan Kuantitatif
Mampu meningkatkan manfaat laporan
keuangan karena memberikan informasi kuantitatif atas sumber daya manusia bagi
pemakainya yang bervariasi misalnya manajemen dan investor dalam pengambilan
keputusan.
2.Metode Penilaian
Untuk memberikan metode penilaian terhadap
utilisasi sumber daya manusia.
3.Teori dan Model
Untuk memberikan suatu teori dari
variabel-variabel yang relevan untuk menjelaskan nilai manusia terhadap
organisasi formal, untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, dan
untuk mengembangkan model yang ideal untuk pengelolaan sumber daya manusia.
Menurut (Flamholtz ,1985)
sebagaimana dikutip oleh (Amin W. Tunggal, 1995), tujuan penerapan akuntansi
sumber daya manusia adalah :
1. Menyediakan informasi yang dibutuhkan
manajer dalam menggunakan human resource
secara efektif dan efisien
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan
manajemen dalam memperoleh, menempatkan, melatih, mengembangkan, mengkonversi, mengevaluasi,
menilai, dan menghargai human resource.
3. Menyediakan alat pengukuran cost dan value
dari manusia bagi organisasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
4. Memotivasi manajer untuk mempertimbangkan
akibat pengambilan keputusan usaha atas human
resource.
Dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntansi sumber daya manusia
ini adalah memberikan informasi tentang sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan yang berguna dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama dari
akuntansi sumber daya manusia adalah untuk membantu manajer perusahaan dalam
mengukur efektivitas dan efisiensi sumber daya manusia. Hal ini semakin penting
terutama dalam bisnis yang semakin kompetitif sehingga diperlukan management strategy yang tepat dalam mengelola
sumber daya manusia ini. Akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu
pengakuan yang tegas atas dasar pemikiran manusia yang merupakan sumber daya
organisasi yang sangat berharga dan merupakan bagian integral dari perpaduan
sumber daya.
Kendala Penerapan Akuntansi Sumber Daya
Manusia
Akuntansi sumber daya manusia sebagai
suatu konsep sampai dengan sekarang ini belum dapat diterima sebagai suatu GAAP
(Generally Accepted Accounting
Principles) atau prinsip-prinsip yang berlaku umum, hal ini disebabkan
karena adanya syarat pengukuran suatu item tertentu sebagai suatu asset yang diatur dalam FASB no.5 (Amin
W. Tunggal, 2004) yaitu:
1. Measurement (dapat diukur)
FASB no.5 menjelaskan bahwa ada lima atribut yang dapat digunakan dalam
mengukur suatu aktiva yaitu:
a.
Historical cost
b.
Current cost
c.
Current market value
d.
Net realizable (settlement) value
e.
Present (or
discounted) value of future cash flow
Dari atribut pengukuran
yang baru disebutkan di atas, konsep pengukuran human resource telah memenuhi kriteria, namun memiliki kelemahan
yang ada pada masing-masing metode pengukurannya. Kalaupun human resource diakui sebagai suatu asset akan mengalami kesulitan dalam pengamortisasian secara
rasional dalam penyajian laporan keuangan.
2.
Relevance dan reliability
Suatu
informasi dikatakan relevan jika informasi itu dapat memiliki kapasitas untuk
membuat suatu perbedaan keputusan antara para investor, kreditor, dan pengambil
keputusan lainnya. Agar informasi itu relevan, maka harus memenuhi tiga sifat
yang merupakan kualitas utama relevan, yaitu mempunyai nilai prediksi, nilai
umpan balik (feedback value), dan
tepat waktu. Informasi yang dapat diandalkan merupakan informasi yang harus
memenuhi sifat dapat diperiksa (verifiability),
netral, dan menyajikan hal yang sebenarnya (representationally
faithfull). Informasi akuntansi dapat dikatakan andal jika pengaruh
penyajiannya bebas dari kesalahan dan bias yang digunakan para pengambil
keputusan lain. Dalam hal ini, human
resource mengalami kendala berupa subjektivitas dalam pengukuran nilai
prediksi serta estimated useful life.
Di samping kendala-kendala di
atas, ada juga beberapa ahli yang tidak menyetujui diterapkannya konsep HRA, di
antaranya:
a.
(Gambling,1976) dalam buku Accounting for The Human Factor
Ia
berargumentasi bahwa tidak mungkin untuk memasukkan sumber daya manusia ke
dalam neraca seperti gedung dan bangunan pabrik. Ia juga berpendapat bahwa
kapitalisasi atas biaya rekrut dan pelatihan termasuk dalam problema
pengalokasian overhead.
b.
(Mee,1982) dalam buku Accounting for The Human Factor
Ia
berargumentasi bahwa human asset tidak
dapat diuraikan dari elemen-elemen yang lain dari suatu organisasi yaitu
pegawai berinteraksi dan mencapai efektivitas. Ia juga menambahkan bahwa suatu
organisasi tidak dapat mengontrol manusia sama halnya dengan mengontrol asset fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar