Pengertian dan Karakteristik jasa
1. Pengertian Jasa
Pada
dasarnya tidak ada definisi secara luas tentang jasa yang digunakan oleh
pemasar. Kenyataannya memang sulit diketahui tentang batas-batas yang jelas antara
organisasi dan unit usaha yang menjadi bagian bagi penyalur barang dengan
organisasi yang menawarkan jasa. Namun dalam penulisan ini penulis mengangkat
masalah jasa yang dibeli dan ditukar dipasar, yang disebut juga jasa
pertukaran.
Menurut Basu
Swasta (1997:318) jasa pertukaran adalah
barang yang tidak kelihatan (intangible Product) yang dibeli dan dijual dipasar
melalui transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Dari defenisi tersebut jelas
terlihat salah satu unsur penting adalah bahwa jasa merupakan produk yang tidak
kelihatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa (1) jasa merupakan produk yang
tidak kelihatan yang dilaksanakan dan tidak diproduksi, (2) Nilai dan
keuntungan dari suatu jasa dapat dibeda-bedakan diantara pemakaiannya karena
sebagian sumber untuk melaksanakan jasa berasal dari pembeli, sedangkan menurut
Philip Kotler dan Paul N. Bloom (1999:152) jasa adalah kegiatan atau masalah
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan seseorang memiliki sesuatu .
Dari
kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada terdapat tiga unsur
yang pokok yaitu: (1) Terjadi proses tukar menukar, (2) yang dipertukarkan itu
tidak berwujud, (3) hasil dari pertukaran tersebut tidak membawa pemilikan
(dalam bentuk fisik).
2. Karakteristik Jasa
Didalam
literatur pemasaran secara umum diuraikan bahwa jasa itu dapat digolongkan
dalam dua golongan besar antara lain jasa industri dan jasa konsumen. Namun
disini penulis hanya menitik beratkan pada jasa konsumen saja. Dimana jasa itu
sendiri banyak digunakan secara meluas dalam masyarakat.
Menurut
Basu Swasta dan Irawan (1997:167) jasa konsumen ini dapat dibagi dalam tiga
golongan yakni : (a) Jasa konvenien, (b) Jasa shopping, (c) Jasa spesial.
Penggolongan jasa ini sangat relatif karena suatu jasa bagi seseorang merupakan
jasa konvenien tetapi bagi orang lain merupakan jasa shopping atau jasa spesial
dan sebaliknya, dengan penggolongan ini hanya didasarkan pada prilaku dari pada
konsumen dalam mencari atau membelinya.
1. Pemasaran jasa konvenien (Convenience Goods)
Jasa konvenien adalah jasa konsumsi yang pembelinya sering dan masyarakat
membeli dengan melakukan usaha yang minimal.
Dengan demikian istilah konvenien dapat diartikan sebagai : dekat dengan
rumah pembeli, mudah dicapai dengan alat-alat transportasi, atau dekat dengan
tempat dimana pembeli bekerja. Oleh sebab itu pertimbangan yang paling efektif
untuk jasa konvenien adalah lokasi. Itulah sebabnya lokasi merupakan variable
pemasaran yang penting dalam jasa konvenien. Dalam artian
bahwa harga tidaklah merupakan faktor penting dalam pembelian jasa-jasa
konvenien.
2. Pemasaran
jasa shopping (Shopping Goods)
Jasa shopping adalah jasa
konsumsi yang dipilih atau dibeli oleh masyarakat sesudah mengadakan
pertimbangan terhadap kualitas, harga, dan reputasi. Jelaslah bahwa konsumen
membutuhkan informasi untuk membandingkan jasa shopping, komunikasi merupakan
faktor yang sangat mendukung. Oleh sebab itu perusahaan yang ingin berhasil
dalam pemasaran jasa shopping diharuskan untuk menyediakan informasi yang
lengkap dan menarik buat konsumen. Sehingga promosi merupakan kunci sukses
apabila jasa tersebut mau dibeli oleh konsumen.
3. Pemasaran jasa spesial (Specialty
Goods)
Jasa special adalah jasa
konsumsi dimana dalam pembeliannya pembeli harus melakukan usaha pembelian
khusus dengan cara tertentu atau dengan pembayaran yang lebih besar. Upaya
pengembangan ini harus difokuskan pada kepuasan konsumen. Sehingga lokasi hanya
merupakan faktor sekunder dalam pemasaran jasa special. Walaupun lokasinya jauh
dan harganya tinggi, namun konsumen tetap mencarinya.
Selanjutnya menurut Zeithaml et.Al. (2003:38)
mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
1. Reliability
(Keterandalan)
Yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan janji yang
ditawarkan.
2. Responsiveness
(Kesigapan)
Yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan cepat dan tanggap, yang meliputi : kesigapan karyawan
dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan
penanganan keluhan pelanggan.
3. Assurance
(Jaminan)
Meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan terhadap prodak secara cepat,
kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan
didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
4. Emphaty
(Empati)
Yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan
untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
5. Tangibles
(Nyata)
Meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front
Office, tersedia tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan,
kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar