a. Prosedur
perhitungan EVA
Ada beberapa
langkah yang diperlukan untuk mengukur nilai EVA, yaitu :
1). Menghitung laba operasi bersih sesudah pajak (Net
Operating Profit After Tax/NOPAT)
2). Menghitung modal yang diinvestasikan (Invested
capital)
3). Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted
Average Cost of Capital /WACC).
4). Menghitung biaya modal (Cost of Capital / Capital Charges) perusahaan yang terdiri dari beberapa
sumber pembiayaan
5). Menghitung Economic Value Added (EVA)
EVA menurut Stewart
(1991:137)
EVA = NOPAT – (WACC X Capital)
EVA menurut Tunggal (2001 a:2)
EVA = NOPAT – Biaya Modal
Keterangan:
Biaya modal = WACC dikali dengan modal yang
diinvestasikan
b. Laba Usaha Setelah Pajak (Net Operating
Profit After Tax)
Young
and Stephen (2001:39), berpendapat bahwa : “NOPAT merupakan laba operasi
perusahaan setelah pajak, dan mengukur
laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan”.
Stewart and Joel (1991:85)
mendefinisikan NOPAT :
Sebagai laba operasi setelah pajak yang telah
mengalami penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud adalah besarnya laba operasi
yang dihitung sebelum dikurangi dengan biaya pembiayaan (Financing cost)
dan non-cash book keeping entries (seperti amortisasi atas goodwill),
sehingga besarnya laba operasi setelah pajak yang diperoleh setelah penyesuaian
ini tidak akan mempengaruhi profitabilitas dan tingkat risiko sekarang dari
bisnis perusahaan karena biaya-biaya operasional untuk menghasilkan laba sudah
dikurangkan.
Stewart and Joel (1991:102-107) berpendapat bahwa :
NOPAT dapat dihitung dengan menggunakan
pendekatan operasi (operating
approach) dengan mengurangkan biaya operasi (operating system)
termasuk biaya penyusutan, kemudian ditambahkan dengan pendapatan dan biaya
lain-lain setelah mengadakan penyesuaian dengan mengeluarkan biaya bunga dari
pendapatan dan biaya lain-lain yang akan menghasilkan laba operasi sebelum
pajak. Setelah itu, laba operasi sebelum pajak dikurangkan dengan pajak.
Selanjutnya,
Menurut Tunggal (2001 b:7) NOPAT dapat dihitung sebagai berikut :
NOPAT = Laba
bersih setelah pajak + Biaya bunga
c.
Biaya modal (Cost of Capital / Capital
Charges)
Biaya modal (Cost
of Capital) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh
penyedia dana sebagai imbalan atas dana yang ditanamkan pada suatu perusahaan
dan melepaskan kesempatan untuk menanamkan dananya pada perusahaan lain.
Menurut
Martono (2003:2001) Biaya modal (cost of
capital) adalah: “Biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari
hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu
investasi atau operasi perusahaan”.
Selanjutnya
menurut Young and Stephen (2001:51),
berpendapat bahwa: “Biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan
perusahaan dikalikan Weighted Avarange
Cost of Capital (WACC)”.
Cost of Capital digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi. Untuk memperoleh cost of
capital yang perlu dihitung adalah biaya dari masing-masing sumber dana dan
biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan dengan menghitung
besarnya Weighted Averange Cost of Capital (WACC).
d. Modal yang
diinvestasikan (Invested capital)
Untuk dapat
menghitung total biaya modal, kita perlu mengetahui modal yang diinvestasikan
perusahaan. Modal yang diinvestasikan adalah seluruh pinjaman perusahaan di
luar pinjaman jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Modal yang diinvestasikan
sama dengan jumlah dari aktiva perusahaan yang dalam perolehannya, perusahaan
harus mengeluarkan biaya.
Young and
Stephen (2001:50) berpendapat bahwa
:
Pendekatan yang digunakan untuk
menghitung modal yang diinvestasikan
adalah pendekatan keuangan (financial approach), yaitu menjumlahkan
perbedaan bentuk pembiayaan (utang jangka pendek, utang jangka panjang,
kewajiban jangka panjang lainnya, dan ekuitas pemegang saham).
Selanjutnya menurut Tunggal (2001
b:3) Invested capital adalah:
“Jumlah seluruh pinjaman perusahaan di
luar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities),
seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, dan uang
muka pelanggan".
Invested
capital menurut Tunggal (2001 b:5) dapat dihitung
dengan dua cara yaitu :
1). Pendekatan
operasi (operating approach)
Invested capital = kas + working
capital requirement + aktiva tetap
dimana,
Working
capital requirement =
(persediaan + piutang dagang + aktiva lancar lainnya) – (hutang dagang + biaya
yang masih harus dibayar + hutang pajak
+ uang muka pelanggan)
2). Pendekatan
keuangan (financial approach)
Invested capital = pinjaman jangka pendek + pinjaman jangka panjang yang lain (interest bearing liabilities) + ekuitas
pemegang saham
e. Weighted Average Cost of Capital /WACC (Biaya modal rata-rata tertimbang)
Young and Stephen (2001:39) berpendapat bahwa :
WACC sama dengan jumlah biaya dari
setiap komponen modal utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas
pemegang saham, ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal
perusahaan pada nilai pasar sehingga dihitung sebagai berikut :
WACC = Wd
Kd + We Ke
dimana :
Wd = hutang berbeban bunga
Kd = biaya
hutang (cost of debt)
We = biaya ekuitas (cost
of equity)
Ke = biaya
ekuitas saham biasa
1). Biaya hutang (cost of debt)
Biaya hutang
menunjukkan berapa besar biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena
perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman.
Biaya hutang
dinyatakan dalam suku bunga tahunan yang ditetapkan dari piranti keuangan yang
terlibat dan telah mengalami penyesuaian terhadap pajak. Karena pada umumnya
pembayaran bunga bersifat tax deductible sehingga penaksiran biaya
hutang berdasarkan penilaian setelah pajak. Berdasarkan pernyataan di atas,
maka biaya hutang dirumuskan sebagai berikut:
Kd = kd (1– T)
dimana :
Kd =
Biaya hutang
kd = Biaya
hutang setelah pajak

T = Pajak
2. Biaya ekuitas
saham biasa (cost of equity)
Pendekatan deviden
merupakan model pembiayaan ekuitas internal karena memperhitungkan biaya dana
internal. Berdasarkan pendekatan deviden, maka biaya ekuitas saham biasa dapat
dihitung dengan rumus :
Ke = 


g = ROE x r


dimana
:
Ke
= Biaya ekuitas saham biasa
DPS
= Pembayaran dividen
Po =
Harga saham saat ini
g = Pertumbuhan
laba
f. Standar Penilaian EVA (Economic Value Added)
Menurut Sidharta (1997), konsep EVA
menjelaskan tiga ukuran yang dapat diasumsikan dalam menilai tingkat kesehatan
keuangan perusahaan, yaitu :
1). EVA > 0, berarti kinerja perusahaan tergolong
sehat sekali karena telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi
harapan investor dapat mengembalikan pinjaman kreditor serta dapat
menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan.
2). EVA = 0, berarti kinerja perusahaan tergolong
sehat karena berada dalam titik impas. Ini bermakna laba yang tersedia impas
untuk memenuhi harapan kreditor dan investor
3). EVA < 0, berarti kinerja perusahaan tidak
sehat karena di dalam perusahaan tidak terjadi nilai tambah. Ini bermakna laba
yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian yang setimpal dengan yang
ditanam investor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar