1. Pengertian Investasi
Investasi
mempunyai pengertian yang sangat luas, terutama bila dikaitkan dengan kegiatan
pasar modal sekarang. Setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan
termasuk investasi. Tetapi dalam kebiasaan umum, pembicaraan investasi
dikaitkan dengan sistem produksi atau dengan kata lain peningkatan aset.
Membahas tentang investasi berarti membahas tentang pemanfaatan sejumlah aset
yang dimiliki untuk pencapaian suatu tujuan di masa yang datang. Berikut ini
dijelaskan mengenai beberapa pendapat ahli mengenai investasi.
Menurut
Christy and Cledenia (1974 : 13) menyatakan bahwa dari
definisi tersebut dapat diartikan investasi adalah semua harta atau
hak-hak terhadap kekayaan yang dimiliki seseorang yang digunakan untuk tujuan
mendapatkan keuntungan atau pendapatan.
Selanjutnya
dijelaskan oleh Sharpe (1978 : 2) menyatakan bahwa dari definisi tersebut dapat diartikan investasi
merupakan pengorbanan di masa sekarang untuk mendapatkan nilai yang lebih
tinggi pada masa yang akan datang, dimana nilai pada masa yang akan datang
mengandung unsur ketidakpastian.
Pada dasarnya
pengertian yang dijelaskan dari masing-masing definisi di atas adalah sama,
yaitu sejumlah harta yang digunakan untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan
yang dicerminkan dalam bentuk deviden, bunga atau selisih nilai antara jumlah
pengorbanan dan jumlah pendapatan. Jadi secara umum investasi dapat diartikan
sebagai segala kekayaan (berwujud atau tidak berwujud) yang digunakan untuk
memperoleh sejumlah pendapatan atau keuntungan.
2. Proses
Investasi
Proses
investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan investasi dalam
suatu sekuritas. Yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, berapa banyak
investasi dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan
Tujuan Investasi
Dalam tahap ini pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa
banyak investasi tersebut akan dilakukan. Ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return), tingkat resiko
(rate of risk), dan ketersedian
jumlah dana yang akan diinvestasikan.
2. Melakukan Analisis Sekuritas
Salah satu tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas / efek yang salah harga (mispriced), yakni apakah harganya
terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang
digunakan, yakni pendekatan fundamental dan pendekatan teknikal. Pendekatan
fundamental adalah pendekatan yang didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek, analisis ini
dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor industrinya
dan akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan saham yang diterbitkannya.
Pendekatan teknikal merupakan pendekatan yang didasarkan pada data (perubahan)
harga saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa
mendatang, dengan analisis ini para analisis memeperkirakan pergeseran supply dan demand dalam jangka pendek serta cenderung mengabaikan resiko dan
pertumbuhan earning dalam menentukan
barometer dari supply dan demand.
3. Melakukan Pembentukan Portofolio
Portofolio berarti
sekumpulan investasi. Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap
sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan
evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik terhadap tingkat
keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat resiko yang ditanggung.
5. Melakukan Revisi Kinerja Portofolio
Dari hasil evaluasi,
selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang membentuk portofolio
tersebut, jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak
sesuai dengan tujuan investasi. Misalnya rate
of return lebih rendah dari yang disyaratkan.
3. Resiko
Investasi
Ketidakpastian
akan tingkat penghasilan merupakan inti dari investasi, yaitu investor harus
selalu mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan resiko investasi.
Untuk menghindari resiko yang tidak menentu perlu analisis data ekonomi di masa
sekarang dan di masa yang akan datang. Pihak investor yang ingin menanamkan
dananya hendaknya mengetahui resiko yang dapat ditimbulkan dari adanya
investasi tersebut.
Resiko
dibedakan menjadi dua, yaitu systematic
risk dan unsystematic risk. Systematic risk merupakan resiko yang
selalu ada dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan dipengaruhi
oleh market risk. Sedangkan unsystematic risk adalah resiko yang
bisa dihilangkan dengan diversifikasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
ada dalam business risk dan financial risk. Penjumlahan risiko
tersebut disebut dengan total risk.
(Bodie, Kane, and Markus, 2002 : 208).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar