Menurut Daft, proses persepsi yang dialami setiap orang akan
melalui tahap-tahap sebagai berikut (2003:486):
1. Observasi informasi yang berasal dari lingkungan
lewat panca indera: perasa, pembau, pendengaran, penglihatan dan peraba.
2. Otak akan menyaring data dan memilih data-data
yang akan diproses lebih lanjut.
3. Data-data yang terpilih tersebut akan
diorganisir sedemikian rupa sehingga mempunyai suatu pola yang memiliki arti
untuk kemudian diinterpretasikan dan direspon.
Teori atribusi Kelley (Zachary dan Kuzuhara, 2005:25) menjelaskan
mengenai proses persepsi dimana seseorang memberikan suatu pendapat atau
atribusi mengenai penyebab perilaku orang lain, yang terdiri atas dua tipe,
yaitu:
1. Atribusi Internal
Atribusi internal
terjadi ketika seseorang mempersepsikan bahwa penyebab perilaku orang lain adalah
situasi yang berkaitan dengan berbagai aspek dari orang tersebut seperti
personaliti, keahlian, kemampuan, motivasi, intelejensi dan sebagainya.
2. Atribusi Eksternal
Atribusi eksternal
terjadi ketika seseorang mempersepsikan bahwa penyebab perilaku
orang lain berkaitan dengan hal-hal seperti ketidak beruntungan, waktu, masalah
yang tidak terduga dan sebagainya.
Apakah seseorang membuat atribusi internal atau eksternal terhadap
suatu situasi tertentu, dipengaruhi oleh hal-hal berikut (Zachary dan Kuzuhara,
2005:25):
1. Consistency, yaitu seberapa sering seseorang bertindak dengan cara ini dimasa
lalu? High consistency berarti seseorang bertindak dengan cara yang
sama dimasa lalu terhadap situasi yang sama. Low consistency terjadi ketika seseorang yang bertindak dengan cara tertentu
disuatu situasi tertentu tidak bertindak dengan cara yang sama terhadap situasi
yang sama lainnya.
2. Distinctiveness, yaitu seberapa sering seseorang bertindak
dengan cara ini pada situasi yang berbeda? High distinctiveness berarti seseorang bertindak dengan cara yang sama terhadap
situasi lainnya. Low distinctiveness terjadi ketika seseorang tidak berlaku dengan
cara yang sama terhadap situasi yang berbeda.
3. Consensus, yaitu seberapa sering seseorang bertindak dengan cara yang sama
terhadap situasi yang sama? High consensus terjadi ketika seseorang bertindak dengan cara
yang sama ketika mereka mengahadapi situasi yang serupa. Low consensus terjadi ketika seseorang tidak bertindak
dengan cara yang sama ketika ia menghadapi situasi yang serupa.
Berdasarkan teori atribusi, maka seseorang akan membuat atribusi
internal ketika situasi yang dipersepsikannya adalah high consistency, high distinctiveness dan low consensus. Sebaliknya, seseorang akan membuat atribusi
eksternal ketika situasi yang dipersepsikannya low consistency, high distinctiveness dan high consensus.
Setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap dunia
disekitarnya. Persepsi dipengaruhi oleh harapan kita terhadap sesuatu dan apa
yang kita yakini. Dalam banyak kasus, hal ini bukan mengenai pendapat seseorang
benar dan yang lainnya salah, melainkan hanya karena anda memandang dunia
secara berbeda.
Persepsi berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah. Setiap
keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Proses
perseptual dari pengambil keputusan individual akan mempunyai hubungan yang
besar pada hasil akhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar