Setiap organisasi, pada umumnya baik
yang berskala besar, menengah, maupun kecil, semuanya akan berinteraksi dengan
lingkungan dimana organisasi atau perusahaan tersebut berada. Lingkungan itu
sendiri mengalami perubahan-parubahan sehingga, organisasi atau perusahaan yang
bisa bertahan hidup adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan. Sebaliknya, organisasi akan mengalami masa kehancuran
apabila organisasi tersebut tidak memperhatikan perkembangan dan perubahan
lingkungan disekitarnya.
Menurut
George R. Terry (2006:23) lingkungan kerja dapat diartikan sebagai
kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.
|
Selanjutnya menurut Fautisno Cardoso Gomes (2003:25)
lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi
menurut pola tertentu, dan masing-masing memiliki karakteristik dan/atau
nilai-nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak akan lepas dari pada
lingkungan dimana organisasi itu berada, dan manusianya yang merupakan sentrum
segalanya.
Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah komponen-komponen yang
merujuk pada lembaga atau kekuatan yang berinteraksi langsung maupun tidak
langsung menurut pola tertentu mengenai organisasi atau perusahaan yang tidak
akan lepas dari pada lingkungan dimana
organisasi atau peruasahaan itu berada.
Kinerja dalam suatu organisasi atau perusahaan dilakukan
oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsur pimpinan maupun
pekerja. Banyak sekali Faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia dalam
menjalankan kinerjanya sehingga tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dapat
berubah.
Menurut Wibowo (2007:65) lingkugan kerja yang bisa
memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya dapat dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu:
1.
Lingkungan
Internal
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi
kerja karyawan. Karyawan akan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung
pada kondisi pekerjaan yang secara langsung ataupun tidak langsung akan
berdampak pada kelangsungan perusahaan. Menurut Wibowo (2007:65) lingkungan
interal adalah komponen-komponen yang ada dalam lingkup organisasi atau
perusahaan. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal, yaitu:
- Kompetensi
Kompetensi
adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Terdapat
5 (lima) tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1.
Motif
adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan.
2.
Sifat
adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau
informasi.
3.
Konsep
diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang.
4.
Pengetahuan
adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
5.
Keterampilan
adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
b. Kepuasan
Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction)
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak mnyenangkan dimana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
nampak dalam sikap positif ataupun
negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi
dilingkungan kerjanya. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat absensi, perputaran
tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah lainnya.
Dengan demikian hubungan kepuasan kerja akan mengarahkan kepelaksanaan kerja
lebih baik, atau sebaliknya, prestasi kerja menimbulkan kepuasan.
- Stress Karyawan
Berbagai bentuk kekuatiran dan masalah
selalu dihadapi para karawan. Sterss adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu
besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai
hasilnya, pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stress yang dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Gejala-gejala ini menyangkut baik
kesehatan phisik maupun kesehatan mental.
Hampir
setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada reaksi
karyawan. Bagaimanapun juga, ada sejumlah kondisi kerja yang sering menyebabkan
stress bagi para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Beban
kerja berlebihan
2.
Tekanan
atau desakan waktu
3.
Umpan
balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
4.
Wewenang
yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggungjawab
5.
Kemenduaan
peranan
6.
Frustasi
7.
Konflik
antar pribadi dan atau antar kelompok
8.
Perbedaan
antar nilai-nilai perusahaan dan karyawan
9.
Berbagai
bentuk perubahan, dan lain-lain.
- Kompensasi
Faktor
yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan serta kepuasan kerja
karyawan adalah kompensasi atau upah. Upah merupakan pengganti atau jasa yang
diberikan kepada karyawan. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
didalam pemberian kompensasi atau upah adalah:
1. Penawaran
dan permintaan tenaga kerja,
2.
Organisasi
tenaga kerja/buruh,
3.
Kemampuan
perusahaan untuk membayar,
4.
Keadilan
dan kelayakan,
5.
Produktivitas,
6.
Biaya
hidup, dan
7.
Pemerintah.
2. Lingkungan
Eksternal
Organisasi atau perusahaan seharusnya tidak hanya
memusatkan perhatiannya pada lingkungan internal organisasai, tetapi perlu juga
menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap kinerja karyawan
yang akan berdampak pada organisasi yang dikelolanya. Menurut Wibowo (2007:70)
lingkungan eksernal adalah komponen-komponen yang ada diluar organisasi atau
perusahaan. Bagaimanapun juga, lingkungan eksternal pada saat sekarang ini
sangat bergejolak, perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya sangat dinamis
dan kadang-kadang pengaruhnya tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu.
Karenanya manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu
mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
dari lingkungan eksternal yaitu:
1. Sektor
Sosial Ekonomi
Setiap
segi sosial ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan
perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi. Nilai-nilai
ini terwujud kedalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap
produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya serta
interaksi karyawan terhadap pekerjaannya. Adapun Faktor-faktor sosial ekonimi,
yaitu:
a.
Masalah
keluarga
b.
Masalah
kesehatan (kondisi phisik)
c.
Masalah
finansial
d.
Perubahan-perubahan
disekitar tempat tinggal atau tekanan sosial
e.
Kesempatan
untuk pengembangan karier
f.
Masalah-masalah
pribadi lainnya, dan lain-lain.
2.
Sektor
Teknologi
Disamping
sektor sosial ekonomi, perubahan teknologi dapat memberi peluang besar untuk
menigkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan perusahaan karena akan
berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung terhadap karyawan.
3.
Sektor
Pemerintah
Falsafah
pemerintah dalam hubugannya dengan perusahaan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu.
Ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tindakan
pemerintah dapat memperbesar peluang
atau hambatan usaha atau adakalanya keduanya bersamaan. Disamping mendorong dan
membantu, pemerintah juga menciptakan ancaman, ini berarti mempengaruhi
kelangsungan hidup dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya peraturan
pemerintah, maka akan berdampak pada perusahaan dan akan berimbas pada kinerja
karyawan yang secara keseluruhan akan berinteraksi secara langsung maupun tidak
langsug.
4. Pesaing
Pesaing merupakan ancaman
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Kondisi persaingan yang begitu ketat
akan mempengaruhi keadaan suatu perusahaan, dengan demikian kinerja karyawan
sangatlah penting dan dituntut sebagai masukan atau hasil kerja yang lebih baik
sehingga perusahaan dapat menghadapi kondisi yang seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar