a. Pengertian
EVA
Konsep Economic
Value Added pertama kali diperkenalkan oleh
G. Bennet Steward, Managing Partner dari
Stern Steward & Co, yang menjadikan konsep ini sebagai sistem
manajemen keuangan yang hangat dewasa ini.
Menurut
Tunggal (2001 a:2) bahwa EVA (Economic
Value Added) adalah:
Laba yang
tertinggal setelah dikurangi dengan biaya modal (Cost of Capital) yang
diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. EVA merupakan suatu tolak ukur
kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA merupakan tolak ukur yang
menggambarkan jumlah absolut dari nilai pemegang saham yang diciptakan atau
dirusak pada suatu periode tertentu biasanya setahun.
Data yang diperlukan untuk mengkalkulasi Economic Value Added suatu
perusahaan yaitu neraca (Balance Sheet) dan laporan laba rugi (Income
Statement).
EVA merupakan keuntungan operasional
setelah pajak dikurangi dengan biaya modal, atau dengan kata lain EVA merupakan
pengukuran pendapatan sisa (Residual Income), yang mengurangkan biaya
modal terhadap laba operasi. Jadi EVA ditentukan oleh dua hal yaitu keuntungan
operasional bersih setelah pajak dan tingkat biaya modal. Laba operasi setelah
pajak menggambarkan hasil penciptaan nilai di dalam perusahaan, sedangkan biaya
modal dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan
nilai tersebut. Diperhitungkannya tingkat biaya modal atas ekuitas merupakan
keunggulan pendekatan EVA, dibanding pendekatan akuntansi lain dalam mengukur
kinerja perusahaan.
b. Manfaat
EVA
Penilaian kinerja
dengan menggunakan EVA menyebabkan perhatian manajemen terfokus pada hal-hal
yang sejalan dengan kepentingan pemegang saham, yaitu memilih investasi yang
memaksimalkan kepentingan pemegang saham, karena ukuran kinerja perusahaan
memperhitungkan biaya modal ekuitas.
Brealey and Myers (2000:327–328) berpendapat
bahwa:
“A Growing number of firms now calculate EVA and tie
management compensation to it. They believe that a focus on EVA can help
managers concentrate on increasing shareholder wealth and EVA makes cost of
capital visible to operating managers”. (Jumlah pertumbuhan perusahaan sekarang
mengkalkulasi EVA dan mengikat ganti-rugi manajemen untuk itu. Mereka percaya
bahwa memfokuskan diri pada EVA dapat membantu para manajer berkonsentrasi pada
peningkatkan kekayaan pemegang saham dan EVA membuat biaya modal kelihatan oleh
operasi para manajer)
Selanjutnya manfaat EVA menurut
Utama (1997:11) bahwa :
EVA sebagai pengukur
kinerja perusahaan secara langsung menunjukkan seberapa besar perusahaan telah
menciptakan nilai bagi pemilik modal. EVA yang positif menunjukkan bahwa
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal, konsisten dengan
tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila EVA = 0, berarti perusahaan berada
pada kondisi impas (break event point) selama
operasionalnya karena semua laba diinginkan untuk membayar kewajiban kepada
penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Namun, jika EVA negatif
berarti tidak ada nilai tambah dari perusahaan karena laba yang dihasikan lebih
kecil daripada biaya modalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar