1. Pengertian
Saham
Instrumen
atau yang biasa disebut dengan surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal Indonesia
merupakan instrumen dengan jangka waktu yang panjang, yaitu lebih dari satu
tahun. Secara umum, instrumen utama pasar modal dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis, yaitu saham, obligasi, dan reksa dana. Instrumen lain dalam pasar
modal aalah waran dan sertifikat right.
Menurut
Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Tanya Jawab Pasar Modal (2008 : 30) saham
adalah surat
berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu
perusahaan yang artinya jika seseorang membeli saham suatu perusahaan, itu
berarti dia telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak
jumlah saham yang dibeli.
Adapun
pengertian saham menurut Sri Susilo dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan
Lain (2000 : 200) bahwa saham adalah sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut.
Sedangkan
menurut Astuti dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan (2005 : 49) saham
adalah surat
bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas. Menurut
Sumantoro dalam bukunya pengantar tentang pasar modal di Indonesia (1990 : 10)
saham adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas, sebagai
tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat / saham kolektif kepada pemilik, yaitu
pemegang saham.
2. Jenis-Jenis
Saham
Saham
didefinisikan sebagai surat
berharga yang populer dan dikenal luas masyarakat. Menurut Darmadji Tjiptono
dan Fakhruddin M. Hendy dalam bukunya Pasar Modal di Indonesia (2006 : 7)
menjelaskan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :
1) Ditinjau
dari segi kemampuan hak tagih atau klaim,
maka saham terbagi atas :
a.
Saham
biasa (common stock), yaitu saham
menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior
dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
b.
Saham
preferen (preferend stock), yaitu
saham yang memiliki karateristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi bisa
juga tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2) Dilihat
dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a.
Saham
atas unjuk (bearer stock), artinya
pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang
memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak
untuk ikut hadir dalam RUPS.
b.
Saham
atas nama (registered stock),
merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3) Ditinjau
dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :
a.
Saham
unggulan (blue-chip stock), yaitu
saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
pemimpin (leader) di industri
sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.
b.
Saham
pendapatan (income stock), yaitu
saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya.
Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan
secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekanlaba dan tidak memntingkan
potensi pertumbuhan harga saham.
c.
Saham
pertumbuhan (growth stock-ewll-known),
yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi,
sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
d.
Saham
spekulatif (speculative stock), yaitu
saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan
dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi
di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.
e.
Saham
siklikal (cyclical stock), yaitu
saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi,
dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi.
Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar